(4) Kencan 1

185 10 0
                                    

Part 4

09052020

=>bagi yang tidak mau nunggu lama bisa disimpen dulu nunggu sampai tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=>bagi yang tidak mau nunggu lama bisa disimpen dulu nunggu sampai tamat

"Kita akhiri sampai disini ya anak-anak?"tanya Daniyal pada murid-muridnya. Ya ini adalah kegiatan lain di luar sekolah yakni Daniyal membuka usaha untuk menjadi guru les bagi anak-anak yang menyukai seni melukis dan menggambar.

"Baik kakak. "Rata-rata murid Daniyal berusia 7 hingga 10 tahun tapi terkadang Daniyal juga mendapatkan murid yang masih SMP bahkan seusianya.

" Peraturan setelah melukis dan menggambar apa anak-anak? "tanya Daniyal sambil tersenyum melihat ruangan ini kian ramai.

" Membersihkan peralatan lukis dan meletakan peralatan lukis sesuai dengan tempatnya,"balas para muridnya kompak.

Daniyal tertawa pelan mendengar kekompakan mereka saat menjawab ucapannya.

Setelah semuanya selesai dan para murid sudah pada pulang. Kini Daniyal berniat pulang ke rumah tapi sebelum itu ia mengunci pintu tempat dimana ia membuka usaha. Sebenernya tidak ada yang tau seorang pun jika dirinya membuka usaha seperti ini. Ya, ia takut jika dimarahi oleh ayahnya kalau ayahnya mengetahui bahwa ia membuka usaha seperti ini sebab ayahnya melarang ia dan saudara lainnya bekerja disaat masih sekolah.

Tempat yang ia sewa untuk membuka usaha ini ukurannya tak terlalu besar sebelumnya ia menyewa tempat dari uang yang ia tabung sendiri sedari SD sebab ia sudah lama menginginkan ini.

Ketika Daniyal merogoh ponselnya ternyata terdapat lima panggilan yang tak terjawab membuat pikirannya bertanya-tanya. Ketika ia membaca nama si penelpon itu ternyata gadis bodoh yang selalu mengganggunya tapi ia mengabaikannya namun saat akan menaruh ponsel ke dalam tasnya itu tiba-tiba terdengar bunyi dering ponselnya lagi.

"Kenapa sih! "sentak Daniyal yang reflek menekan tombol hijau lalu menempelkan ponselnya di samping telinga kirinya.

" Daniyal tolongin aku!! Disini ada preman, aku takut! "pekik gadis bodoh itu dengan nada tersendat-sendat sebab adanya suara isak tangisnya.

Mata Daniyal membulat mendengar suara ketakutan Lea," Lo ada dimana? "

" Gue ada di gang tembus dekat sekolah, Daniyal tolongin gue. "terdengar suara teriakan Lea dan sepertinya gadis itu tengah berlari. Daniyal juga mendengar suara teriakan preman menggoda Lea.

Tanpa menjawab, Daniyal langsung berlari menuju area yang dimaksud Lea yang untungnya tempat itu tak jauh dari sini, ia tau gang tembus dekat sekolah yang biasanya jalanan itu suasananya sepi saat sore dan jauh dari pemukiman penduduk. Daniyal tetap menyalakan ponselnya dan masih mendengar suara Lea yang terus menerus meminta tolong padanya.

Disisi lain...

Jantung Lea berdegub kencang tak karuan kala para preman di belakangnya masih mengejarnya, sekitar ada tiga orang preman bertubuh kekar meneriakinya juga menggodok khas pria pria berhidung belang. Lea menangis disela-sela ia berlari, yang bisa ia hubungi adalah Daniyal karena ia menggunakan nomer baru dan belum sempat menyimpan nomor ponsel kerabatnya.

Baby Breath (Sequel My Baby Boy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang