Part 43

59 6 0
                                    

Part 43

°Robot pun kalau terus bekerja tanpa henti juga rusak apalagi manusia biasa yang butuh waktu istirahatnya juga°

-Brylea-

"Tuhkan bener, kamu itu kecapekan. "Lea mendengus sebal menatap Daniyal yang kini terbaring lemas di atas brangkar uks.

Daniyal sudah diobati oleh beberapa anak pmr dan sekarang kondisi Daniyal jauh lebih baik dari sebelumnya. Daniyal mmeang sangat perlu istirahat, salah satu penyebab kondisi Daniyal melemah adalah seringnya begadang dan kurang beristirahat.

"Udah ya, Daniyal libur dulu kerjanya. Fokus sama kesehatan. "Lea menahan tangan Daniyal yang akan mengambil ponselnya di atas meja nakas sampingnya.

" Tapi tinggal dikit lagi, mau gue selesaiin. "Daniyal kekeuh ingin melanjutkan pekerjaan yang sebentar lagi akan selesai.

" Iyal, tolong dong nurut aja ya. "Lea menatap sendu pada Daniyal.

" Kesehatan itu mahal, Iyal. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kamu harusnya bisa menjadwal pekerjaanmu. Kalau kamu lembur terus, pasti kesehatanmu menurun. Kamu masih sekolah dan prioritas kamu itu sekolah dan belajar. "Lea menghembuskan napasnya pelan, Daniyal benar-benar keras kepalanya sifatnya dan ia mencoba bersabar menasehati sang pujaan hatinya.

" Banyak di luar sana bekerja sambil sekolah, bukan cuman gue doang! "sentak Daniyal tak terima.

" Ya kalau kamu bisa ngatur jadwal, kamu aja gak bisa, Iyal. "Nada bicara Lea melembut, meski suara keras dari Daniyal menusuk hatinya.

" lo tau Elang kerja kan? Dia aja mampu bekerja, gue juga mampu bahkan uang yang gue hasilkan lebih banyak dari Elang. Gue cuman kerja sambil duduk santai, lha Elang? Penghasilannya sedikit tapi kerjanya lebih berat dari gue. "Daniyal menatap Lea tajam, kedua tangannya disisinya meremas kasur brangkar tersebut.

" Daniyal jangan sombong kayak gitu, itu gak baik. Kamu sama Elang beda. "

" Lo bedain gue kan sama Elang? Coba lo larang Elang bekerja! Bisa? "

" Daniyal, Elang itu--"

"Elang lebih baik dari gue? Iya kan? "

" Bukan gitu maksud--"

"Gue capek hidup kalau ujung-ujungnya dibeda-bedain! LO SAMA AYAH GUE sama-sama saja, suka bedain orang!"napas Daniyal memburu, emosinya makin memuncak dan wajahnya merah padam.

Lea terdiam menatap sendu Daniyal yang kini malah memarahinya, bukan itu maksudnya. Daniyal salah paham pada ucapannya tadi.

"Gue paling benci dibedain sama orang lain! Gue juga bisa jauh lebih baik dari mereka semua! Lo gak tau pedihnya dibedain orang tua kan? Iyakan? "Daniyal mendongakkan wajahnya ke atas, teringat ucapan ayahnya yang selalu terngiang-ngiang dipikirannya.

" Iyal... Sudah.. "Lea menelan salivanya pelan, jujur saja ia tak berniat membedakan Daniyal dengan Elang dan mungkin Daniyal tidak paham apa yang diucapkannya tadi.

" Lo pergi aja deh! "usir Daniyal sambil jarinya menunjuk ke arah pintu.

" Iyal.. "

" Gue pusing, Lea. Gue pengen tidur. "Daniyal kini membaringkan tubuhnya membelakangi Lea.

" Baiklah, nanti kalau ada tugas. Lea kasih tau dan belajar bareng ya. "Lea mengambil selimut dari dalam lemari uks ini lalu menyelimuti Daniyal.

" Cepat sembuh ya bentar lagi ada ulangan lho. "Lea tersenyum lebar sembari mengusap lengan Daniyal.

Baby Breath (Sequel My Baby Boy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang