(22) Terbongkar

182 10 2
                                    

Part 22

Bel pulang sekolah sudah sepuluh menit yang lalu dan kini hanya tinggal Daniyal saja di dalam kelas 11 IPA 1 meski sedikit ada rasa takut tapi ia mencoba melawan rasa takutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah sudah sepuluh menit yang lalu dan kini hanya tinggal Daniyal saja di dalam kelas 11 IPA 1 meski sedikit ada rasa takut tapi ia mencoba melawan rasa takutnya. Daniyal baru saja menyelesaikan pesanan seseorang, tubuhnya terasa pegal sekali karena pesanan seseorang tersebut benar-benar sangat sulit dan dikerjakan dalam waktu dua hari. Tapi baginya tak apa, pekerjaan itu ada hasilnya juga.

Setelah merenggangkan otot-otot ditubuhnya, ia pun bersiap pulang ke rumah. Ia sengaja pulang telat karena tak ada jadwal ke tempat lukisnya lantas ia berjalan keluar sambil menenteng tas laptopnya.

Ketika ia melewati kelas IPA lain, ia mendengar suara yang menyebutkan nama Lea dalam kata yang tak pantas. Tak sadar Daniyal mencengkram kuat tasnya dan segera mencari asal suara tersebut.

Ternyata berada di lorong kelas 10 IPA ,disana terdapat segerombolan berjumlah 5 siswi yang ternyata mereka adalah teman sekelasnya. Daniyal terkejut mengetehui salah satu dari mereka yaitu adanya Reina di sana.

Daniyal sadar sesuatu kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam pembicaraan mereka. Ia tersenyum penuh arti tepat saat Reina berbicara, gadis itu mengutarakan perbuatannnya. Dalam benaknya ia berkata,

Gue tau rasanya difitnah, meski dia baik-baik saja tapi tidak bagi gue. Gue lakuin ini karena merasa ini adalah bentuk balas budi gue ke dia

...

"Ayah sudah tau pelakunya siapa. "Bryan memijit keningnya pelan, tak menyangka tentang si pelaku tersebut.

" Siapa ayah? "tanya Daniyal mulai sangat penasaran sekali.

Daniyal saat pulang tadi mendapat peaan dari ayahnya ternyata ayahnya menunggunya di sebuah cafe.

" Entah percaya atau tidak, jangan membenci orang itu! "peringat Bryan terlebih dahulu sebelum mengutarakan sosok pelakunya.

" Baiklah ayah, "balas Daniyal tersenyum tipis.

Bryan menghembuskan napasnya pelan lalu berkata, " Dialah adikmu, Syifa. "

" Apa?! "Daniyal membulatkan matanya tak percaya ternyata si pencuri itu ialah adiknya sendiri. Setega itukah Syifa padanya?

" Ayah juga syok dan tak percaya, Iyal. "Bryan mengusap wajahnya lalu maniknya menatap ke arah luar jendela.

" kenapa Syifa sampai mencuri? "Daniyal merasa heran pada adiknya, bisa-bisa melakukan perbuatan tercela seperti itu.

" Entah mengapa ayah curiga, Syifa bukan anak seperti itu. Pasti ada hal lain yang disembunyikan oleh Syifa pada kita." Bryan mengusap dagunya pelan.

" Syifa juga akhir-akhir ini juga berubah, "ucap Daniyal berterus terang.

" Nah benar, ayah juga memikirkan itu. "

" Aku tidak membencinya ayah, bagaimana pun juga dialah adikku. "Semarah-marahnya Daniyal pada Syifa, ia tak sampai membenci adiknya itu.

" Sepertinya ayah harus bicara serius dengan Syifa, "ucap Bryan.

Baby Breath (Sequel My Baby Boy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang