"Oh ya fotokopian yang kemaren mana?" tanya muel pada Kasturi.
Kasturi melirik Muel sekilas. "Ada noh di tas gua," ujarnya lalu menyeruput air mineral didepan Muel.
Ah..sial gara-gara muel nanyain potokopiannya ia jadi inget kejadian yang menyebabkan ia malu sampe akar-akarnya. Kasturi menggeleng ia mencoba menghilangkan sekelebat bayangan yang sekilas lewat dipikirannya.
"Gue ambil yah," ijin muel pada sang empu tas.
"Ho'oh ntu yang resleting kedua dari belakang. "Kasturi melihat gerak-gerik Muel dibawahnya, karena tas cukup memakan tempat makannya Kasturi taroh tasnya nyender dikaki meja kantin.
Kasturi me mincing, kayaknya dia gak naro asal deh carinya kok ribet banget, "ada?"
"Oh, ketemu" sambil mengibaskan tumpukan kertas yang dibawanya.
"Tur, lo abis ini ada kelas lagi gak?" Nida menatap Kasturi menunggu jawaban.
Kasturi mengabaikan ucapan Nida, "eh Muel ditutup dong," titahnya pada Muel yang mau kembali ketempat semula. "Oh ya lupa," ia kembali berjongkok untuk menutup resleting tas, tapi matanya tak sengaja menagkap ada satu permen kesukaanya nyelip engap gitu.
"Tur lo denger gue gak?"
"Hemm? kayaknya gue mo ambil kelas satu lagi sayang juga kalo dianggurin, kenapa emangnya?" jelasnya ketika telah memastikan Muel menutup resleting tasnya dengan benar.
"Hehe, gua ada niat nebeng tadi, ntar lo keluar jam berapaan? gua juga masi ada kelas"
"Gak tau juga ntar klo lo mau nebeng chat aja"
"Ok, lo debeshlah, " dijawab Kasturi dengan senyuman tipis.
"Kas gue minta permen lo satu" nadanya bukan kayak nada pertanyaan lebih ke pernyataan Kasturi jadi curiga.
"Gak boleh! itu permen kesukaan gua, mana sisa satu lagi"
"Yah, terlanjur masuk mulut, nih" Muel menjulurkan lidahnya permen bulat berwarna putih itu bahkan sudah mengecil.
"Dasar lo emang!"
"Jadi lo gak ihklas nih?" tanya Muel. "Kalo ga ihklas gua balikin nih," lanjut Muel sambil mengambil bungkus permen berniat mengembalikannya seperti semula.
"Dih najis, udah sono-sono telen aja" sarkasnya.
"Ey ogeb ya kagak ditelen juga kali. "Samuel mengunyah permennya, pertahanan dirinya runtuh padahal ia tadi akan mencoba ngemut permen sampe abis nyatanya mengunyah permen memang senikmat ini.
Keadaan pun hening entah itu Kasturi dan mbak Naomi yang sedang memainkan ponselnya, Nida yang masi fokus pada makannya ataupun Samuel yang masi dengan riang gembira mengunyah permennya sambil kepalanya bergoyang kekanan dan kekiri.
Bahkan ada pekikan-pekikan para gadis yang hatinya menghangat melihat kelakuan Samuel.
"Sumpah tu orang kiyut sagadd "
"Ihh pen nyulik"
"Itu menantu Mama gue ngapain disitu"
"Ati gue adem liatnya"
Tak dipungkiri Samuel mendengarnya ia menoleh dan tersenyum manis.
"Duh duh duh rumah sakit terdekat mana woi"
"Auh, bulan sabit disiang hari"
"Memabukkan~"
Kasturi heran ia berhenti sejenak dari kegiatan mengetiknya, kenapa selalu ada tokoh pria famous di dalam cerita hidupnya?. Ia kembali memfokuskan pandangan pada layar ponselnya.
Kasturi menoleh atensinya berpindah pada suara ketukan buku-buku disampingnya. Mbak Naomi membereskan bukunya yang memang sebelumnya di taruh disamping Kasturi. Setelah itu mbak Naomi berdiri "Gue duluan ya gaiss dah ditungguin Pak suami didepan."
"Ceilah, iya deh yang udah punya suami." Komentar Nida, dibalas kekehan.
Kasturi masih memperhatikan mbak Naomi akhirnya ia membuka suaranya, "ati-ati ya mbk" mbak Naomi yang sudah melangkah menjauh lalu berbalik melambaikan tagan lalu tersenyum.
Dijawab lambaian tangan juga, Kasturi jadi teringat dimana mbak Naomi meminta doa supaya cepat diberi momongan mereka sudah melakukan program hamil dan semoga jika Tuhan menyetujui untuk menitipkan mahkluk dirahimnya.
Tidak ada yang sempurna memang mungkin akan ada sesuatu yang belok dari list.
"Sam, Kas gue duluan yah kelas gue dah mulai nih"
"Yaa" jawab Muel sedangkan Kasturi baru sadar dari pikirannya.
"Oit Jumi potokopi berape?" tanya Muel yang hampir lupa sama duit potokopi.
"Ntar bayar makan gue aja."
"Okedeh."
"Udah ya Mu el~ gue ada kelas thanks."
"Hmm" Samuel masi melihat Kasturi yang terus berjalan menjauh tubuh tegap dengan tas ia sampirkan disamping pundaknya, sampai tubuh orang didepannya menghilang ditelan tikungan tembok.
Samuel menghela nafas kasar lalu berjalan menuju kasir, "sekalian atas nama Kasturi juga ya mbak"
"Ok"
"Jadi totalnya empat ratus lima ribu mas," bentar-bentar kok banyak banget wah, wah, ia terkena jebakan maut rupanya, dasar bocah litcik.
''
''
''
"Lah lo kesini lagi?"
"Iyah kenapa emang?"
"Ya gapapa sih, niat banget sumpah lo tuh"
"Ya gimana yah sayang aja duitnya kalo kebuang sia-sia"
"Lo tuh anak mana sih?"
"Manajemen pemasaran"
"Wushh bisa sampe sini, terniatkan emang, btw gua Riko lo?" Orang yang sedari tadi ngajak ngobrolpun memperkenalkan diri.
"Kasturi." jawab kasturi seadanya.
Setelah perbincangan tak berfaedahpun Bapak Dosen mulai mengabsen satu persatu mahasiswa dikelas ini. Dan sangat jelas nama Kasturi tak ikut serta. pandangan sinis pun sedari tadi tertuju pada Kasturi, juga beberapa bisik-bisik tak jelaspun terdengar, ogep kali yak bisik-bisik disamping orangnya, dirinya memilih fokus mengabaikan ketidaksukaan orang-orang sekitarnya. Toh ia, juga bayar kuliah ko gak nunggak.
Sebenernya ia tadi mengikuti kelas ini juga berniat mencari Loli, eh bocah atu kagak masuk bolos pasti tu orang.
"Kas gue mo ke depan lo bareng gak? "
Kasturi yang sedang duduk sambil menulis beberapa tulisan yang tinggal sekata itupun ngedongak "enggak deh, belum selesai," ia menurunkan pandagannya pada bukunya lagi.
"Mau gue tunggu?" tawar Riko.
"Enggak usah, makasi"
"Oh oke, gue duluan yah."
"Yaa."
TENG..
Suara pesan terdengar Kasturi membuka hapenya
Nida kmps
Kas gue udah ada barengannn
ok
S
etelah membalas singkat pesan Nida
Kasturi bangkit dan berjalan menyusuri lorong, hari mulai gelap ia melangkahkan kakinya lebih cepat.
"Mampus." bola matanya membesar, gegaman pada gantugan tasnya pun menguat.
==========TBC==========
Hulaa..gend
KAMU SEDANG MEMBACA
SONshine
Short StoryKasturi kira ia hanya akan menghadapi suami dalam sekenario pernikahannya, tapi nyatanya apa? ia malah terikat oleh anak tirinya yang seumuran dengan Kasturi. Sopankah takdir menggiringnya bak hysteria? Dalah, tunjukkan Kasturi dimana arah kamera m...