Siaga

118 8 1
                                    

Kasturi membenarkan kerungnya yang dirasa sedikit miring. Ia meniupnya agar tegak berdiri. Cuaca hari ini cukup mendung, tetapi sangat panas bahkan angin AC pun tak terasa.

Melihat ke arah luar ia memincingkan matanya. Kasturi melihat sepertinya rintik hujan mulai turun. Ia memfokuskan lagi matanya pada dosen di depan sana. Ah ia tidak bisa fokus, tenggorokannya sekarang begitu kering.

Kasturi menenggok kesana kemari mencari keberadaan sebotol air mineral. Matanya tertuju pada dua  bangku di depan tepat sebrangnya, "Rey..." bisiknya pelan, "Reyhan!" cicit Kasturi  menaikkan sedikit intonasinya,"Ck! si budek," sebal Kasturi.

Kasturi menyondongkan badannya ke arah kiri, "Athala, tolong panggilan si Rey dong."

Athala manggut-manggut mengiyakan.

Reyhan adalah salah satu murid yang terkenal tak banyak bicara, bahkan Kasturi pun hanya pernah sekali berbicara dengan Rey untuk meminta tolong.

"Apa?''

"Baca chat gue,"  perintah Kasturi pelan sambil menggoyang-goyangkan handphonenya dihadapkan Rey.

Grup chat kampus membantu Kasturi menemukan nomor Rey. Kasturi bukan cewek gampangan jika memang tidak ada yang meminta dirinya untuk menyimpan nomor orang tersebut, Kasturi memilih acuh. Walaupun itu dosen. Apalagi orang yang menghubunginya dengan awalan chat 'P'. Apa-apaan sapaan huruf 'P', apa tidak ada basa-basi yang lebih baik?

Rey menutkan alis tanda bingung, ia masih tidak tau apa yang diinginkan Kasturi. Kasturi menatap Rey jengah beginilah Bun jika anak sering mengkonsumsi micin, otaknya lag.

Akhirnya Kasturi memisscall Rey. Barulah Rey sadar akan maksud Kasturi.

Sebelumnya Kasturi berniat membeli air mineral yang yang masih tersegel  punya Rey , tetapi dengan angkuhnya Rey menolak dengan alasan yang tidak masuk akal. Mereka melakukan perdebatan via chat hingga akhirnya Rey memperbolehkan Kasturi membelinya asal dengan harga dua kali lipat harga normal.

Duit aje ijo lo matanya, Rey sialan.

Inilah alasan kenapa Kasturi sangat terkenal di kampus. selain otaknya yang cerdas sifat tidak tau malunya membuat dirinya sebagai salah satu topik pembicaraan para siswa kampus ini.

Kasturi selalu menanamkan quotes, pede pangkal kaya. Selama lo kenal banyak orang, semakin lo ketemu sama banyak circel pertemanan. Peluang lo jadi kaya bakal besar.

Bagi Kasturi friends is benefit. Teman adalah investasi terbesar. Selayaknya ketika kita berinvestasi, ada kalanya rugi. So, begitulah toxic friend. Kata Kasturi, gapapa punya toxic friend. Setidaknya dengan begitu kita sudah terbiasa dan dapat mengatasinya dengan bijak.

Hidup ga melulu tentang hal baik.

Bukan perkara mudah untuk menjadi seorang Kasturi. orang kira Kasturi selalu baik-baik saja, orang kira Kasturi dalam keadaan ekonomi yang sangat cukup, orang kira Kasturi memiliki keluarga yang harmonis. Orang kira Kasturi terlahir bagai sang sendok emas, bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan iri pada Kasturi. Kasturi hanya bisa berharap semoga seluruh perkataan baik orang-orang akan benar-benar terkabul.

Matkul pun usai, dosen mengakhiri mata kuliah yang cukup membosankan ini.

Kasturi berdiri menyambar tasnya dan berjalan ke arah Rey, ia menaruh selembar uang delapan ribu di meja Rey, "Pelit!" sungut Kasturi kesal. 

Rey tersenyum menang. Kasturi menatap Rey kesal, ia memalingkan wajahnya lalu berjalan angkuh.

Kasturi berjalan menyusuri koridor lorong sendiri. Mbak Naomi sama Nida pulang lebih awal mereka berdua seolah kompak berkompromi meninggalkan Kasturi mrngahadapi matkul ini sendiri.

SONshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang