Dari pada malu diliatin orang-orang, jadi Kasturi membuat alibi. Dia melakukan jogging ala-ala, jogingnya mah kadang lari kadang juga lari-lari kecil, pokonya keliatan lagi olah raga aja, biar kagak dikira lagi diusir dari rumah, walau kenyataannya emang diusir dari rumah.
Kasturi mulai merasakan kakinya seperti ga napak ke tanah, kakinya berhenti dipertigaan jalan kepalanya menengok kesana kemari mencari tempat untuk duduk, sementara ia melihat ke arah barat jalan membaca tulisan yang berada digapura tersebut, terdapat tulisan Perum Griya Asri.
Wah, sepertinya sang malaikatpun berpihak padanya kali ini, terdapat taman kecil dengan beberapa mainan anak dan tentunya beberpa kursi berjejer.
Dua jam berlalu, Kasturi masih menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang dingin, hembusan angin menyeruak ia memeluk tubuhnya sendiri memandangi langit berhiaskan para-burung berterbangan senyum indah tercetak cantik pada wajah putihnya.
"Indah?"
"Iya..jadi iri sama burung, bisa dengan bebas terbang kemana instingnya membawa. Eh?" Kasturi menenggok ko bisa-bisanya mulutnya asal nyeletuk.
Pria dengan rambut basah yang masih meneteskan air dengan wangi fresh note. Citrus dan anggur mengambarkan orang yang ceria bahkan senyum lebarnya menandakan ia sanggat bahagia hari ini "Nanda" ia mengulurkan tangan ke arah Kasturi.
"Ha? iya oh a..Kasturi" terlalu terbuai akan bentuk ciptaan Tuhan, jatohnya Kasturi malah kek orang goblok, biasa lah lagi fall in lope nih.
Orang yang memperkenalkan namanya tadi tersenyum kecil, lucu juga batinnya.
"Orang baru ya disini?" Tanya Nanda.
"Iya.."
"Oh" Nanda mengangguk paham."Seb-"
"Eh bukan!" Seru Kasturi membenarkan ucapan sebelumnya. "Kebetulan aja gw lagi jalan-jalan"
Nanda tersenyum lagi, 'gugupnya manis banget dah'.
Kasturi mencoba mengendalikan dirinya, ia menormalkan detak jantungnya menyuruhnya diam ditempat ga boleh maratonnan. "ngapa lu senyum-senyum?,kerasukan lu!"Kembali menjadi Kasturi yang sarkas pada orang baru. sebenernya dari tadi tu Kasturi ngeliatin bentuk wajahnya apalagi bagian bibir kayak mirip aktor siapa gitu, siapa ya tapi. Dah lah lupa.
Kembali menjadi Kasturi yang sarkas pada orang baru. "heh! ngadi-ngadi, sia kira aing teh maung" sambil memeragakan gaya macan.
Kasturi tersenyum lebar, "kali-kali" detak jantungnya semakin tak terkendali, kok bisa sih ada manusia semanis ini bisa diabetes Kasturi lama-lama.
Kasturi tersentak, suara alaram dari ponsel pintar disampingnya itu membawanya kekenyataan.
"Eh..Sorry,sorry" Nanda mengambil ponsel yang sebelumnya ada di tengah mereka berdua. "iya mah, iya, iya sekarang" samar-samar Kasturi dapat mendengar obrolan Nanda dengan sang penelepon sepertinya sang ibu.
"See u again, em..Kasturi."berpikir sejenak untuk mengingat nama wanita berkerudung coklat di depannya, Kasturi menganggukan kepalanya. Ia jadi ingat ponselnya, jam berapa sekarang?.
11.30
Kasturi membelalakkan matanya"Yahh telat donk" Segera Kasturi berlari, ia berhenti dipertigaan tadi lalu, membuka aplikasi kuningnya dan segera memesan ojek online, untung jarak sini ke kampus cukup dekat, tidak sejauh rumah orangtuanya. Ya walupun sampai sana akan tetap telat.
^^^^^^^^^^^
Tepukan rigan dipundaknya membuat Kasturi menoleh, cengiran mbak Naomi seolah mengisyaratkan sesuatu. Kasturi menaikkan alisnya seolah bertanya apa?.
"Karyawan mbak ada yang resign, kamu mau ga jadi penggantinya beberapa hari?" mbak Naomi berterus terang akan maksudnya menghampiri Kasturi tepat sesaat setelah sang dosen keluar.
Kasturi menimang permintaan mbak Naomi, kalo ga diambil ntar Kasturi naek ojol pake duit siapa? makan pake duit siapa? iya kalo si bapak suami ngasih duit kalo kagak kan barabe juga.
"Oke deh mbak" putus Kasturi. Mbak Naomi tersenyum mendengar keputusan Kasturi. "Eh kalo gw jadi karyawan tetap sekalian boleh?". "Boleh banget lah, oke mulai nanti ya".
"Sip" mbak Naomi mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lalu melakukan ancang-ancang untuk pergi. "Eh, eh mbak, tapi aku nggak bisa lembur" mbak Naomi berbalik," gak papa yang penting toko ada yang jagain" Kasturi mengguk paham.
Jadi, mertua mbak Naomi tu punya toko kelontong, dari toko itu juga si orangtua suami mbak Naomi bisa membiayai sekolah suaminya, sampe setajir sekarang. Karena sekarang suaminya mbak Naomi udah jadi dokter kulit. Daripada tetep toko kelontong si suami mbak Naomi ini yang berinisiatif ngerubah jadi mini market. Karena letaknya strategis, jadi bener-bener rame, gimana ga starategis orang tepat di depan Kampus.
Lha sedangkan mertua mbak Naomi sudah meninggal semua dan mini market ini diberikan ke mbak Naomi sebagai hadiah pernikahan, gitulah kalo ga salah ceritanya lupa Kasturi tu dah lama soalnya mbak Naomi cerita tentang ini.
Emang sih sebelumnya Kasturi udah pernah kerja di mini market ini, tapi itu dah lama sebelum Kasturi milih fokus skripsi, itupun juga sip-sipan sama karyawan lain.
Soal kenapa ga mbak Naomi yang jaga tokonya itu ya karena mbak Naomi lagi mengikuti program hamil jadi ga boleh kecapekan.
Terus selama Kasturi kuliah siapa yang ngebiayain?, Ya emang Kasturi ga dapet duit sepeserpun dari orangtuanya, jadilah Kasturi reseller, sebelumnya ya seorang dropshiper. Pekerjaan ini sudah ia tekuni selama masih duduk dibangku SMP.
Kasturi tau betul akan mimpi-mimpinya, ia orang yang sangat teliti untuk urusan masa depan. Terkadang pula mimpi itu seolah hanya angan belaka. Namun, tekad kuatnya membuat takdir berbelok memihaknya, kecuali saat campur tangan orangtua yang membuat mimpi itu hancur bekeping-keping.
Untung bersih menjadi reseller juga gak main-main, cukuplah untuk biaya hidupnya yang dulu dikota metropolitan ini. Namun, sekarangkan situasinya berbeda. Bahkan sekarang motor kesayangannya-pun sudah diambil alih orangtuanya padahal motor itu adalah hasil jeripayahnya selama ini.
Ini juga sebagai alasan untuk berlama-lama kembali kerumah itu.
Kasturi menatap kosong kelasnya hanya beberapa murid saja yang tinggal, tadi ia juga memberitahukan kepada teman-temannya yang lain untuk duluan saja kekantin. Dirinya masih mau menetap dikelas.
Sekarang Kasturi harus benar-benar merubah mimpi-mimpinya dan memulai lembaran baru.
$$$$$$$$$$$$$
Sip, mood gw ilang ditengah jalan.
Vote sama komennya lah gess biar bisa balikin mood gw.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONshine
Short StoryKasturi kira ia hanya akan menghadapi suami dalam sekenario pernikahannya, tapi nyatanya apa? ia malah terikat oleh anak tirinya yang seumuran dengan Kasturi. Sopankah takdir menggiringnya bak hysteria? Dalah, tunjukkan Kasturi dimana arah kamera m...