Kasturi benar-benar beristirahat total tiga hari belakangan, kedua pria di rumah ini memperlakukannya dengan baik. Sepertinya benar ia tidak boleh begini terus ia harus mulai menerima sepenuhnya bahwa kini ia adalah seorang istri dan sekaligus ibu dari seorang anak berusia setahun lebih muda darinya.Menghempaskan segala tujuan masa depannya dan fokus pada masa depan keluarga adalah keputusan final.
Kasturi melangkahkan kakinya menuju sebuah kedai nasi campur, sambil menenteng totebag putih bercorak navi.
Masih terlalu dini hari untuk memulai aktivitas di luar rumah, 'tak apa. Kasturi mau cari hidayah buat jadi istri sekaligus emak yang baik.
"Iya loh bu ... punya anak bujang itu susah banget di bilanginnya. Merasa udah gede dan punya pilihannya sendiri."
"Saya bener-bener takut kalo dia terjerumus pergaulan bebas, Jeng."
"Anak yang dari rahim kita sendiri aja susah ngedidiknya, apalagi anak orang lain, kayak yang di sinetron itu, saya kok jadi ngeri"
"Oh yang anak tirinya ngehamilin anak orang, terus sukanya mabok-mabokan itu ya?"
Kasturi segera menyambar teh hangat di depannya. Ia tersedak dengan rasa pedas dari telor balado. Aish ... kan Kasturi jadi jiper dengar kata-kata Ibunya barusan. Apa iya, sifat Calixto yang ia simpulkan dari beberapa hari ini benar sifat asli Calixto? sepertinya belum semua.
Kasturi benar-benar benci akan takdir, ga bisa gitu takdir spoiler dikit tentang masa depan, biar bisa preaper sebelumnya.
Sesegera mungkin Kasturi menyelesaikan makannya dan pergi dari kedai ini. Bahaya, nethink terus yang ada kalo Kasturi lama-lama di sini.
Kasturi berfikir untuk jaga mini market dulu sebelum kelas dimulai, lagian kelasnya mulai siang kok.
"Kiri-kiri, Mang." Kasturi memberikan dua lembar uang sepuluh ribuan. "Makasih ... Mamang."
"Iyak, ati-ati, Neng," balas si mamang.
Kasturi berjalan ke arah mini market, netranya menangkap sesosok wanita muda dengan gelas putih yang mengeluarkan asap. Mata Kasturi me mincing, melihat siapakah gerangan wanita itu.
"Mbak Naomi?" lirih Kasturi melangkah mendekat.
"Pagi, Mbak," sapa Kasturi.
"Asta— kamu! ngagetin aja ah." Mbak Naomi mengelus dadanya.
"Hohoho, ya maap." Kasturi menarik Kursi yang ada di depan mbak Naomi, "Dari mana?" tanya Kasturi seraya mengeluarkan handphone dari totebagnya.
"Konsul, " jawab mbak Naomi, "Udah sembuh kamu?"
Kasturi tersenyum, "Ya, seperti yang mbak lihat."
"Alhamdulillah kalau gitu, btw kamu sekarang engga ngekost di deket kampus lagi ya, kenapa?"
Mampus.
"A-anu Aku di suruh pulang, hehehe," resah Kasturi terbata-bata.
"Oh iya sih, pasti orang tua kamu kangen."
Kangen?
Kasturi tersenyum kecut.
"Mbak, aku balesin Orderan dulu ya, nanti baru aku beberas."
"Oke"
Kasturi fokus akan handphonenya membalas satu persatu orderan yang masuk.
Dua puluh menit berlalu Kasturi melirik mbak Naomi sekilas, ia melebarkan matanya ketika baru sadar akan hal yang sesepele ini.
"Mbak Naomi isi?"Mbak Naomi tersenyum sambil tetap mengelus perutnya. Ia menaikkan kedua alisnya.
"Wah ... Mbak Naomi selamat," kagum Kasturi. "Yes bakal jadi tante." sorak Kasturi gembira.
"Haha, do'a in lancar sampai hari persalinan ya."
"Amin ... Mbak Naomi maunya laki atau perempuan?"
"Sedikasihnya aja," jawab Mbak Naomi. "Tapi pak suami pingin laki dulu, katanya biar bisa jaga adeknya," lanjutnya.
"Wah iya ya, Amin ... semoga yang pertama laki yang kedua cewek, jadi pas deh. Couple gitu."
"Iya, pak suami juga mikir gitu." Disela-sela mereka mengobrol panggilan telepon terdengar. "Bentar ya, Kas." Kasturi pun mengangguk.
Sepuluh menit berlalu kini Kasturi telah membenarkan pin ATM nya setelah beberapa hari belakangan terbengkalai 'tak ia urus.
"Hah." Mbak Naomi mengela nafas kasar.
Kasturi mendongak ke arah Mbak Naomi, netranya mengikuti arah Mbak Naomi yang berjalan mendekat. "Engak papa."
"Apa? Mbak Naomi hamil!" seru Nida tiba-tiba dari belakang.
Kasturi dan Mbak Naomi sama-sama menulikan pendengarannya.
"Bisa ga, lo ga udah teriak begitu," omel Kasturi.
"Yakan gue mode gembira, ga asik lo, Kas," cibir Nida sambil mengeret kursi dengan suara yang nyaring.
Kasturi memejamkan matanya, mau marah bener deh, bisa-bisanya Nida membuatnya emosi di pagi hari yang cerah ini. "Nida!" seru Kastuti
Yang di marahin cuma cengengesan gak jelas.
"Kamu tau dari mana, Nid?" Mbak Naomi bertanya sembari membenarkan rambutnya yang tertiup angin.
Nida mengerenyit, "Iyalah, Nida gitu loh" Sombong Nida sambil menghempaskan kerudung pasminanya angkuh.
"Halah." Kedua orang di sampingnya mencibir berbarengan.
* * * *
"Iya, iya besok gue sampein dah ke fakultas lo," ujar Kasturi sambil memasukkan beberapa belanjaan temannya ke dalam kantong plastik.
"Boong." Wanita di depan Kasturi me mincing.
Kasturi terkekeh geli, "Iya bener, Lia."
"Awas! Gue tunggu lu besok," tekan Lia sambil mengambil kantung plastiknya. "Bye, besok! Jan lupa."
"Siap Bu bos, ati-ati." Memang ada-ada saja si Lia, katanya tadi dia berniat memberikan sebungkus empek-empek khas Madura pada Kasturi, tapi sedari tadi Lia cari Kasturi tidak ada dan malah ketemu di mini market. Empek-empek akhirnya di berikan ke Andreas temen pacarnya Lia yang kebetulan papasan di fakultas Kasturi. Dan besok Lia memaksa mentraktir Kasturi.
"Selamat datang," sapa Kasturi kepada pelanggan.
Selang beberapa detik setelah menyapa, sang pelanggan sudah berdiri di depan kasir, "tambah pulsanya, Pak?" tawar Kasturi mendongak ke arah sang pelanggan matanya bertemu. Mereka saling menatap dan membisu beberapa menit, 'tak ada satupun yang mau membuka pembicaraan.
"Saya gak suka istri saya kerja," ujar sang pelanggan. "Kembaliannya untuk kamu semua." jelasnya lalu menyambar minuman cola di depannya. Pria dengan setelan jas tersebut keluar dengan raut wajah yang 'tak dapat di artikan.
Kasturi menatap nanar tumpukan uang merah di depannya. Dia marah?
.
..
...
....Jan lupa VnC
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/216949673-288-k525331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SONshine
Short StoryKasturi kira ia hanya akan menghadapi suami dalam sekenario pernikahannya, tapi nyatanya apa? ia malah terikat oleh anak tirinya yang seumuran dengan Kasturi. Sopankah takdir menggiringnya bak hysteria? Dalah, tunjukkan Kasturi dimana arah kamera m...