18

113 24 2
                                    

Haee!!!
Pencinta Baale ❤

Jangan lupa apa Votement ya :v
aku maksa!!!!

Happy Reading!!!

사랑💙

Ale ale rasa jeruk :v

Pencet bintang oy





Mobil Iqbaal sudah berada disekitar kampus Caca. Iqbaal memberhentikan mobilnya dan langsung memakai topi dan maskernya untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang mungkin bisa mengenalinya.

"Ngapain pakek begituan?"tanya Caca heran.

"Lah nanti kalau ada yang kenal sama gue gimana?"Iqbaal sudah tertutup.

Tapi jika orang yang benar-benar mengenal Iqbaal mereka akan tetap mengenal Iqbaal walaupun melihat dari postur tubuhnya saja.

"Oh..."Caca melepas sabuk pengamannya. Mengeluarkan kaca yang lumayan ukurannya dari tasnya. Lalu merapikan sedikit rambutnya siapa tau berantakan.

"Udah cantik"ucap Iqbaal sambil ikut serta membantu Caca membenarkan poninya.

"Menurut lo kalau rambut gue ini gue potong cocok nggak sih?"tanya Caca meminta pendapat pada Iqbaal.

"Mau potong seberapa emang?"timpal Iqbaal.

"Sebahu"jawab Caca.

"Jangan lah nanti kek dora lo"Iqbaal menyelipkan rambut Caca kebelakang telinga Caca.

"Elah ya nggak lah"Caca memasukkan kembali kacanya kedalam tasnya.

"Pulang sono"Caca membuka pintu mobil.

Caca keluar dari mobil Iqbaal tanpa mengucapkan kata terima kasih ke Iqbaal.  Tak tau untung memang Caca. Iqbaal dibuat cengong dengan kelakuan Caca itu.

"Anjir nggak punya rasa terima kasih sama sekali. Udah dianterin juga"

Kalau saja ini bukan kampus mungkin Iqbaal sudah menurunkan kaca mobilnya dan berteriak 'Cewek Nggak Tau Terima Kasih Lo!!' mungkin itu yang akan diucapkan Iqbaal pada Caca.

Iqbaal langsung melajukan mobilnya menjauh dari area kampus Caca. Sebenernya dia memiliki jadwal hari ini tapi dia sedang malas dan malah bersemangat untuk bertemu Caca aneh memang.

Dilain sisi Caca yang berjalan kearah kantin kampus untuk membeli sebotol air minum. Jakarta memang memiliki udara yang cukup hangat sampai-sampai masih pagi saja sudah membuat Caca haus.

"Duh gini nih kalau nggak punya temen kemana-mana sendiri heran"keluh Caca.

Sebenernya bukannya Caca tak memiliki teman tapi Caca sendiri yang malas untuk berbaur dengan anak lain.

Kantin cukup sepi hanya dihuni beberapa mahasiswa yang berkutat dengan laptop dan buku didepannya mungkin sedang mengerjakan tugas.

Caca berjalan kearah tempat minum dan mengambil sebotol air mineral lalu membayarnya.

"Ca"sapa seorang cowok.

"Eh Kak Devon" Devon kakak tingkat Caca dijurusan yang sama.

Mereka bisa saling mengenal karna sebelumnya mereka ditugaskan dalam suatu praktek yang mengharuskan mereka untuk kerjasama.

"Sendiri aja?"tanya Devon basa-basi.

"Iya Kak. Kakak sendiri mau beli apa?"tanya Caca.

"Mau bayar makan sih"

"Ini ya bu"ucap Devon seraya menyerahkan beberapa uang kepenjual itu.

"Mau ikut ke Lab nggak?" ajak Devon.

"Enggak deh Kak soalnya aku juga habis ini ada kelas"tolak halus dari Caca.

"Oh gitu yaudah ya gue duluan" pamit Devon yang dibalas anggukkan oleh Caca.

Devon dan Caca memang cukup dekat semenjak tugas itu. Devon juga sering menyapa Caca atau bahkan mengajak Caca berbincang. Ya bisa dibilang teman lelaki Caca yang bisa sedekat itu hanya Devon.

Devon juga memiliki paras yang tampan dan sering mendapat pujian dari mahasiswi lainnya karna prestasi dan kemampuan yang dibilang cukup hebat.

Caca juga tak memungkiri jika Devon termasuk kedalam tipe cowok idaman Caca. Tapi Caca tak mau ambil jauh dengan perasaannya bisa-bisa ia sakit sendiri kan bahaya.

Caca mulai berjalan meninggalkan area kantin. Caca mulai menyusuri setiap lorong sampai ia berhenti di kelas kedokteran.

Dulu Caca memiliki cita-cita untuk menjadi dokter tapi sekarang jalan takdir Caca berubah karna ulahnya sendiri.

"Kedokteran"gumam Caca diakhiri helaan nafas berat.

Caca mulai melanjutkan langkah kakinya menuju kekelasnya 15 menit lagi kelas akan dimulai. Caca masih ingin bersantai sebentar dikelas.

Caca menenguk air yang ia beli tadi. Rasa lega di kerongkongannya. Memang air dingin selalu menyegarkan biarkan jika nanti malam Caca tak bisa tidur karna hidungnya tersumbat.

Line!

Caca langsung membuka ponselnya. Alisnya terangkat heran.

Iqbaal.e

Add back

Ogah

Sialan!

Read










Sialan :v

Devon Wijaya


See you

Jangan lupa vote!!

IQBAAL RAMADHAN? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang