Prolog

93 4 6
                                    


Matahari nampak bersinar terang pagi ini membuat siapa saja yang menyaksikan nya akan semangat untuk menjalankan aktivitas.

Kecuali bagi Langit Ivander Arsenio hari-hari nya nampak sangat biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa.

Tinggal dirumah yang bagaikan istana dengan para dayang dan pengawal tanpa adanya pelukan hangat dari orang tua.

"Silakan dimakan tuan sarapan nya" ucap pelayan itu.

Langit hanya memandang malas Roti tawar dan susu di depan nya ini. Lalu memakan nya sambil sesekali melirik kursi Papa dan Mama nya.

"Tuan Devan sudah pergi dari subuh tadi katanya ada urusan pekerjaan" ujar pelayan yang mengerti maksud Langit.

Langit hanya mengangguk kemudian bangkit bersiap berangkat ke sekolah menggunakan motor ninja merah andalan nya itu.

Dengan santai ia menembus jalanan raya tanpa memperdulikan pemandangan sekitar. Mata nya mengarah tajam kedepan seraya mengendarai motornya dengan lihay.

Seketika ia terkejut saat melihat orang di tengah jalan yang sepertinya hendak menyebrang namun tak hati-hati.

Tiin tin tinnnnn

"Aaaaaaakkhhhh" teriak orang itu.

Brukkkk

Langit mengelak dan berakhir menabrak trotoar jalan. Ia tergeletak dengan motornya seraya meringis merasakan beberapa bagian yang perih.

"Aduh maaf gue gak sengaja" ujar wanita itu yang memakai seragam sama dengan Langit.

Langit bangkit dan membanting helm nya kasar "Arrghhhh sial!" Umpatnya.

Wanita itu hanya menatap bingung dan ngeri cowok didepanya ini begitu emosian padahal dirinya sudah minta maaf "Sekali lagi gue minta maaf" ujarnya tanpa rasa takut.

Langit tidak memperdulikan lalu mengangkat motornya. Wanita itu pun ikut membantu mengangkat nya namun di tepis Langit "Gak usah sentuh motor gue"

Emosi wanita itu pun memuncak "Lo bener-bener sombong yah kan gue udah minta maaf lagian lo sama motor lo gapapa"

Langit melihat name tag wanita itu sekilas 'Pelangi Grizelle.J' dan tersenyum sinis ke arahnya lalu menunjuk muka cewek itu "Lo udah salah gak usah nyolot" ujarnya dingin dan menusuk.

"Kan gue udah minta maaf lo belagu banget sih untung lo gak patah kaki" oceh nya.

Langit hanya meringis melihat siku nya yang nampak berdarah. Pelangi yang melihatnya pun langsung mengambil plaster dari dalam tas nya dan menempelkan nya ke siku Langit.

"Kalau luka yah di obatin nanti infeksi" oceh Pelangi.

Tanpa sepatah kata pun Langit menghidupkan mesin motornya dan melenggang pergi tanpa memperdulikan ocehan cewek gila itu menurutnya.

"Huuuh dasar cowok belagu! Sok ganteng lo" teriak Pelangi.

Pelangi hanya memendam perasaan dongkol awas saja kalau ketemu lagi tapi ia berharap tidak akan bertemu lagi.

Mata nya seketika membulat saat melihat jam di tangan nya sudah menunjukan pukul 07.25 "skatmat mati gue telat"

Pelangi terus mencari angkot yang kosong namun nihil semuanya sudah penuh menunggu bis lewat pun tidak ada akhirnya jalan terakhir ialah berlari menuju sekolahnya.

Walau tidak terlalu jauh namun cukup menguras energi juga kan berlari dengan kaki mungilnya itu.

"Huh gue capek" guman nya sambil memegangi lututnya saat sudah sampai di depan pagar sekolah.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang