Tujuh belas

22 4 3
                                    

Suara deruman mobil sport berhenti tepat di depan Pelangi Kyra Fany Keenan dan Aciel. Mereka berlima sempat tercengang beberapa detik sebelumnya.

Tapi Pelangi segera menutup mulutnya rapat-rapat kala tahu yang turun dari mobil adalah Langit. Ia menutup telinga nya saat mendengar teriakan alay lagi dan lagi.

"Langit makin keren aja woy naik mobil sport"

"Bener-bener calon imam idaman"

"Langit gue mau pergi bareng woyyy"

"Aghhhhh Langit lup U beybeh makin ganteng aja sih makan apa"

"Naik motor aja udah keren anjir apalagi naik mobil"

Langit segera menghampiri mereka "Belagu banget lu" cibir Pelangi.

Langit tak mengindahkan ia langsung tos persahabatan dengan Keenan dan Aciel kemudian berdiri di samping Pelangi.

"Pacar datang bukan nya bilang Good morning"

"Pacar pala lu peang! Ngaco" ujar Pelangi.

"Eh Langi bukan nya lo tadi nyari Langit yah? Kok Langit udah datang malah marah-marah" guman Fany polos.

Pelangi segera menutup mulut Fany dan menyeretnya pergi sebelum harga diri nya makin anjlok di depan Langit.

"Fany Lain kali jangan ngomong yang bikin telinga gue panas yah" ujarnya pelan seperti berbicara dengan anak kecil.

"Udahlah yuk cabut" ajak Kyra yang mood nya sudah hancur.

Merek bertiga pun naik ke dalam mobil Fany tapi Kyra yang menyetir sedangkan Fany duduk di kursi samping kiri dan Pelangi di belakang.

"Kok gak nyala" ujar Kyra.

"Yang bener lo coba lagi deh"

"Iya ini udah nih gak nyala"

Pelangi dan Kyra menatap Fany bersamaan "Kenapa?" Tanya Fany.

"Mobil lo yang kenapa" titah Kyra.

"Kayak nya mogok deh Kyr" ikut Pelangi.

Kyra menghembuskan napas pasrah kemudian keluar dari mobil di ikuti Fany dan Pelangi. Ia membuka bagian depan mobil dan memeriksa namun nihil Kyra bukan montir jadi tidak tahu penyebabnya.

"Gimana nih telat dong kita" ujar Pelangi sambil menyandarkan tubuhnya di mobil.

Kyra menutup kembali bagian depan mobil nya "Gak tau deh lagian yang lain udah pada jalan"

"Harusnya Fany gak pakai mobil yang ini deh soalnya emang sering mogok"

Kyra mencubit pipi Fany gemas "Udah tahu sering mogok kenapa gak bilang lagian mobil lo banyak Fany"

"Kenapa?" Tanya seseorang dari dalam mobil.

Mereka bertiga pun menoleh mendapati Aciel dan Keenan "Udah tahu mogok pakai tanya segala" cibir Kyra ketus.

Aciel hanya mengangguk "Bareng kita aja" tawarnya.

"Ogah"

Dengan semangat Fany mengangguk mengambil tas didalam mobilnya "Hai" lagi lagi ia menyapa Keenan.

Keenan hanya tersenyum lucu "Hai" balasnya. Tanpa babibubebo lagi Fany masuk kedalam mobil Keenan tanpa rasa malu sehingga membuat mata Kyra dan Pelangi membulat.

"Temen lo Kyr" tunjuk Pelangi dengan dagunya.

"Temen lo juga Lang" ujar Kyra pasrah.

Pelangi hanya menggeleng kemudian menyerka keringat di lehernya merasakan matahari sangat terik menyinari walau masih pagi.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang