Dua Puluh tiga

16 2 0
                                    

"Lo nyuruh gue kesini cuma buat nuduh gue?" Tanya Dareen setengah berteriak menarik kasar leher baju Langit.

Langit mendorong tubuh Dareen dengan santai "Nuduh? Lo jadikan dia sebagai kambing hitam lo?" Ujar Langit sambil menunjuk Pelangi.

"Pengecut" sinis nya.

Dareen hanya diam saja tak mampu lagi berucap "Lang stop deh jangan asal nuduh" lerai Pelangi.

"Cuma gue yang tahu asli lo gimana Reen, cuma gue yang gak tertipu dengan tampang lo yang aslinya busuk"

Bugh

Dareen meninju rahang Langit kuat karena tak terima dengan ucapan Langit. Langit tersungkur ke tanah sembari memegang luka di pipinya sambil tersenyum sinis.

"Gak tau malu! Udah tahu salah! Mau berapa orang lagi yang lo sakiti" teriak Langit.

"Langit!!! Stop deh" teriak Pelangi lalu menarik tangan Langit untuk menjauh agar tidak terjadi perkelahian.

Pelangi membawa Langit ke uks sekolah untuk mengobati luka yang ada di pipinya.

"Gue gak suka lo asal nuduh kayak tadi Lang" ujar Pelangi sembari mengompres luka Langit.

"Gue juga gak suka asal nuduh"

"Dari sekian banyak siswa di sekolah ini gak seharusnya lo nuduh Dareen Lang"

Langit hanya menampilkan wajah datar "Lo jangan tertipu dengan penampilan"

"Yah tapi lo juga gak punya bukti kan?" Tanya Pelangi.

"Setiap orang punya alasan buat ngelakuin hal di luar batas wajar" ucap Langit kemudian pergi meninggalkan Pelangi sendirian.

***

Langit malam nampak terang malam ini bantu adanya bintang dan bulan yang menemani. Angin malam yang dingin menusuk membuat siapa saja merasakan nya tak tahan.

Namun tidak bagi Langit Ivander Asenio ia duduk di sebuah atap parkiran. Membiarkan angin tersebut menghempas dirinya. Kaki nya terjuntai bebas kebawah dengan sorot mata tajam nya memandang lurus kedepan.

Terdengar suara langkah kaki, namun langkahnya terhenti kala melihat Langit yang sedang terduduk. Ia hendak pergi dari sana namu langit sudah lebih dulu mengetahuinya.

Langit menoleh dan mendapati Dareen disana lalu ia segera memalingkan wajahnya kembali lurus kedepan "Gue gak nyangka lo jadi pengecut" ujar Langit sinis.

"Dan gue lebih gak nyangka lo suka ikut campur urusan orang" balas Dareen sembari berbalik.

"Karena gue paling benci sama yang namanya pengecut"

"Apa untung nya buat lo?" Tanya Dareen.

Langit hanya terdiam, entahlah dia hanya tak suka melihat Pelangi ada dalam sebuah masalah. Rasanya ia hanya ingin membantu menyelesaikan masalahny nya.

"Gue gak akan ikut campur kalau lo gak ngorbani orang dalam kejahatan lo itu" ujar Langit lalu bangkit dan berdiri di depan Dareen.

Dareen tersenyum sinis "Kenapa? Lo suka sama Pelangi?" Tanya Dareen.

"Kalo lo emang bukan pengecut akui perbuatan lo itu"

"Gue juga maunya gitu tapi masih ada banyak hal yang harus gue kejar sendiri.... bukan kayak lo yang  Cuma bisa bergantung sama bokap"

Kini emosi Langit memuncak tangan nya sudah mengepal ingin rasanya membunuh manusia di depan nya ini.

Namun niatnya terhenti karena Keenan dan Aciel datang dengan motor nya "Kalian berdua? Kesini?" Tanya Aciel.

"Bagus dong kita bisa kaya dulu lagi trak-trakan disini" ujar Aciel antusias.

Dareen hanya membuang muka lalu melangkahkan kaki nya hendak pergi "Tunggu" Keenan menahan nya.

"Kita bisa bicara baik-baik kan?" Tanya Keenan.

"Apa yang harus di bicarakan?" Dareen balik bertanya.

"Hei kalian itu sahabat kita sahabat, kalau ada masalah di bicarakan bukan lari sendiri-sendiri kayak gini" ikut Aciel.

"Jangan pernah memandang rendah arti persahabatan, karena dalam hidup ini kamu tak akan mampu melangkah seorang diri tanpa sahabat"

"Kalian masih ingat kan kata-kata itu?" Lanjut Keenan.

Keenan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya "Ini saksi bisu pertemanan kita, cap jari kita ada disini men"

Flasback on

Lima orang remaja laki-laki yang baru menginjak kelas 8 SMP berkumpul di gedung parkiran. Sinar mentari yang menyengat tak lah menjadi penghalang mereka bercanda gurau bersama.

"Nih kertas sama cap sesuai pesanan" guman Aciel.

Dareen menatap antusias "wah untuk apa nih?" Tanya nya.

"Jadi seperti yang Haidar kata kan kita bakal buat pernyataan disini bahwa mulai hari ini dan seterusnya kita bakal tetap bersama apapun yang terjadi" Jelas Keenan.

Haidar tersenyum dan mengangguk "Gimana? Setuju kan?"

"Yoiiii bro" balas Dareen.

"Norak kaya bocah lu pada" tolak Langit tak suka.

Yang lain hanya memutar bola matanya malas "Elah Lang norak dikit gapapa kali" bantah Aciel.

"Udahlah ayo tulis sesuatu disini" ajak Haidar.

Keenan mengangguk kemudian dia mengambil pena dan kertas tersebut "eh tunggu gimana kita buat nama pertemanan gitu biar keren"

Dareen mengangguk "Boleh juga"

"Tapi apa?" Tanya Aciel.

"V boys" ujar Langit spontan.

Otomatis mereka semua menatap Langit lalu tertawa "Kenapa?" Tanya Langit.

"Katanya norak, tapi kok antusias banget bang" ledek Dareen.

Mereka semua tertawa sedangkan Langit hanya memasang wajah datar nya. Setelah beberapa menit Keenan selesai menuliskan nya dengan panduan dari Haidar.

V boys

Jangan pernah memandang rendah arti persahabatan, karena dalam hidup ini kamu tak akan mampu melangkah seorang diri tanpa sahabat.

"Okeh sini cap jari kalian" suruh Haidar.

Mereka semua mengangguk dan melakukan apa yang di bilang Haidar kecuali Langit ia masih menatap malas kertas itu.

Mereka berempat menatap Langit "Males" jawabnya enteng.

Karena mendapatkan tatapan tajam mau tak mau Langit mengikuti apa yang mereka lakukan dengan amat terpaksa.

mereka semua bertos ria, Dareen yang jahil pun mengecap pipi Langit dengan tinta kemudian tertawa.

Akhirnya terjadi aksi main tinta yang mengotori seragam sekolah mereka. Namun bukan masalah bermain lebih penting dimarah maknya kemudian.

Flasback off

*****

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang