Dua Puluh

21 3 2
                                    

Langit duduk di sebuah rumah pohon sambil mengayunkan kaki nya kebawah. Menatap lurus ke depan dengan pikiran kemana-mana.

"Ayo Naik" tarik Haidar.

"Gak nanti jatuh" tolak Langit.

Haidar tertawa "Reen kayaknya temen lo takut ketinggian nih"

Dareen ikut tertawa "Kayak nya sih gitu"

"Aciel!! Keenan ada yang gak berani naik nih" teriak Haidar.

"Siapa?" Tanya Keenan dan Aciel dari atas sana.

"Langit jagoanku" teriaknya.

Mereka semua tertawa "Eh enak aja gue berani" elak Langit kemudian dengan mata di pejam kan ia naik ke atas rumah pohon tersebut.

Ternyata Dareen berada di bawah rumah pohon tersebut ia melihat sebuah tanda tangan yang di ukir di sebuah kayu.

"Nanti kalau kita udah pada punya pacar kita bakal tambahkan tanda tangan mereka di bawah tanda tangan kita" kekeh Haidar.

Dareen tersenyum samar "Gue udah punya pacar Dar tapi gue bukan bagian dari semua ini lagi" guman Dareen sendu.

"Udah tau ngapain masih kesini" ujar Langit dari atas sana.

Dareen menoleh ke atas dan Langit turun dari atas rumah pohon itu lalu berdiri di depan Dareen "Gue kesini untuk Haidar"

"Haidar benci sama pengecut kaya lo" ujar Langit sinis.

"Heh dia bakal lebih benci sama bokap lo dan uang nya itu bangsat!" Decih Dareen.

"Jangan kan Haidar gue aja benci sama bokap gue! Puas lo" teriak Langit.

Mereka berdua sudah saling adu tatap dengan sorot mata yang tajam dan siap melayangkan pukulan satu sama lain.

"Stoopppp" teriak Keenan.

"Kalian gak usah kaya bocah! Kalian gak malu sama pohon ini hah?" Ujar Keenan menunjuk pohon itu.

"Haidar pasti kecewa liat kalian bertengkar seperti ini" ikut Aciel.

"Kita udah janji kan bakal ke rumah pohon ini saat kita lagi bahagia bukan dalam kondisi kayak gini" Teriak Keenan.

"Reen lo jangan kaya gini dong kita bisa kaya dulu lagi kita bisa jadi sahabat lagi V'boy masih bisa kaya dulu" ujar Keenan melemah.

"Gak semudah itu setelah apa yang dibuat bokap dia!! Menutupi kematian Haidar dengan uang hingga tidak ada satu pun orang datang lo bilang masih bisa kaya dulu lagi Hah!!" Tanya Dareen setengah berteriak.

"Reen Langit juga gak mau itu terjadi bahkan dia sudah berlutut di depan bokapnya" Aciel bersuara.

"Sampah" ujar Dareen lalu pergi.

Langit hanya diam mengepalkan tanganya sepenuhnya ini juga bukan kesalahan nya sendiri. Kemana Dareen saat pemakaman Haidar? Bukan kah ia sibuk dengan Olimpiade sialan nya itu.

****

Setelah melewatkan tiga hari melelahkan akhirnya mereka bisa kembali pulang kerumah masing-masing dan di beri dispensasi selama satu hari untuk beristirahat.

Pelangi sibuk berkutik di meja belajarnya mengerjakan tangan nya diatas sebuah kertas putih dengan sebuah alat gambar.

Ia membuat gambar sebuah motor dan lelaki yang berdiri disamping motornya sambil memegang sebuah helm.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang