Seperti biasa Langit mengisi waktu istirahat nya di atap sekolah sambil mengayunkan kakinya bebas ke bawah. Entahlah sejak hari itu dia tak pernah lagi takut akan ketinggian.
Menurut nya semakin ia berdiri tinggi semakin dirinya dekat dengan Haidar. Kalian tahu kenapa Langit dan Dareen sangat menyayangi Haidar? Karena Haidar penyelamat bagi mereka.
Haidar teman masa kecil yang selalu mengajarkan banyak hal kepada Dareen dan Langit. Menyatukan dua insan yang mempunyai banyak perbedaan menjadi sebuah ikatan persahabatan.
Aciel dan Keenan? Mereka baru bertemu sejak SMP. Itu pun mereka bertemu karena Haidar,Langit dan Dareen menolong mereka dari keroyokan sebuah geng motor yang hampir merenggut nyawa Aciel dan Keenan.
Oleh itu sejak hari itu mereka mulai membentuk sebuah ikatan yang lebih tinggi lagi dari sebuah teman yaitu Sahabat.
Langit yang awalnya sangat takut akan ketinggian sekarang selalu menantang ketinggian itu sendiri untuk mencari sebuah ketenangan.
Tangan nya memegang sebuah buku yang sudah sangat kusam karena telah lama tidak ia buka. Ia mengangkatnya ke atas membiarkan angin membawa pergi debu tersebut.
"Wahh apa nih" ujar seorang tiba-tiba datang dan merenggut buku di tangan Langit.
Langit yang terkejut pun menoleh "Apa sih lo" ujarnya ingin mengambil buku itu kembali.
Namun Pelangi berusaha menghindar dan melihat isi dari buku tersebut "Wah Langit ini lo yang gambar?" Tanya Pelangi sambil menutup mulutnya kagum.
Langit bangkit kemudian merenggut paksa buku itu "Gue gak suka yah cara lo" ujar Langit ketus.
"Yah maap lagian gue gak pernah liat lo gambar emang lo bisa?" Tanya Pelangi.
"Bukan urusan lo"
Pelangi menatap Langit geram "Kenapa sih lo sembunyikan bakat lo itu. Padahal diluar sana banyak banget yang rela kursus gambar biar jago"
"Dan lo malah gak di kembangin" ujar Pelangi malas.
Langit hanya tersenyum dan kembali mendudukan punggung nya diujung atap sekolah. Pelangi pun mengikut Langit tanpa rasa takut sedikit pun.
"Waktu kecil kita suka tersenyum tanpa alasan tapi bodohnya sekarang kita tersenyum untuk menutupi sebuah alasan" guman Pelangi sambil menatap lurus ke depan seraya tersenyum.
"Lo bilang semua orang punya mimpi kan? Dan ini mimpi gue" ucap Langit sambil mengangkat bukunya tadi.
Pelangi menoleh "Kalau itu mimpi lo kenapa gak di lanjutin?"
Langit menggeleng "Karena gak ada alasan buat gue lanjutin"
"Dulu sahabat yang jadi semangat gue, sekarang rasanya gak penting"
"Kan masih ada bokap lo Lang" ujar Pelangi.
Langit tersenyum sinis "Dia aja gak pernah nanya apa mimpi gue lalu untuk apa gue berjuang mati-matian buat dia"
Pelangi mengusap bahu Langit pelan "Mungkin aja ada banyak hal yang harus di kejar Lang dan itu semua juga buat lo, Bisa aja dia sibuk kan"
Langit menoleh ke arah Pelangi "Bokap lo juga sibuk kali, Tapi dia selalu ada waktu buat lo kan?" Tanya Langit.
"Semua itu cuma perkara seberapa penting lo dalam hidup seseorang karena ada banyak cara untuk menjadi alasan seseorang tersenyum" ujar Langit nampak kecewa.
Pelangi memandang lekat wajah Langit, ternyata di balik sikap nya yang cuek dan dingin ada banyak luka yang ia pendam.
Membuat onar hanya lah sebuah cara agar dirinya bisa di perhatikan. Uang bukan segalanya untuk seorang remaja. Dukungan dan juga kasih sayang menjadi alasan utama tujuan hidup seorang remaja.
Mungkin kalian bisa bilang cara Langit salah. Tapi untuk anak seusia nya apa yang bisa ia lakukan agar dunia berpihak kepadanya?
Hidup memang kadang aneh selalu membuat teka-teki di setiap perjalanan. Membuat jawaban sebelum pertanyaan di berikan.
Pelangi tersenyum "Nih buat lo sesuai kesepakatan" ujar Nya sambil memberikan dua bingkai foto.
"Setelah liat gambar lo tadi gue jadi minder" kekeh Pelangi.
Langit hanya tersenyum tipis kemudian melihat bingkai yang pertama. Ada gambar dirinya dan motor kesayangan milik nya sambil memegang sebuah helm.
"Hidup tidak selalu menceritakan kesedihan dan tidak selalu memberikan kebahagiaan. Kedua nya datang secara bergantian sepeti matahari dan bulan, bagaimana pun kau menghindarinya itu akan tetap terjadi. Sebab itu semua bagian dari takdir yang harus di jalani"
Langit membacar tulisan yang ada di bagian belakang bingkai tersebut kemudian menoleh ke arah Pelangi.
Pelangi pun merasa malu langsung membuang muka pura-pura menatap ke atas langit.
"Oke juga kata-kata lo" ujar Langit sambil tersenyum tulus.
Pelangi yang melihat nya nya pun tertegun. Baru kali ini ia melihat seorang Langit tersenyum setulus dan semanis itu.
Langit langsung melihat bingkai kedua, awalnya matanya menyipit melihat gambar ini namun ia segara melihat ke bagian belakang bingkai yang dikira ada tulisan seperti tadi juga.
"Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Mereka yang selalu memberikan senyum terbaik di wajah nya hanya untuk menghapus kesedihan di matamu"
Kali ini Langit benar-benar tertegun membaca kata-kata Pelangi. Seperti menusuk selubung hatinya sampai ke bagian usus.
"Thanks yah" ujar Langit.
Pelangi mengangguk "Gue harap lo bisa baikan sama Dareen karena kalian itu cuma butuh bicara satu sama lain"
Langit menoleh sambil menatap lekat wajah Pelangi. Ia tersenyum kemudian memalingkan matanya ke awan.
"Mungkin semesta selalu punya cara mengambil sesuatu yang berarti di hidup gue namun digantikan dengan sesuatu yang lebih berharga" batin Langit.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI7
Подростковая литератураMempunyai kenangan buruk, Ketika melihat Sahabat nya meninggal di hadapan dirinya membuat kehidupan Langit Ivander Arsenio menjadi kelabu. Rasa bersalah dan kekesalan kepada sang Ayah yang selalu melakukan apapun dengan uang membuat ia mengubur mimp...