Tiga belas

27 3 1
                                    

"Pacaran bukan hanya soal status namun soal sebuah komitmen antara dua hati agar saling menjaga untuk tidak menyakiti"


Pelangi berdecak pinggang di depan Langit yang tengah duduk santai sambil memainkan ponselnya. Ia sangat geram dengan kejadian beberapa hari yang lalu.

"Hei Langit lo gila yah!! Gue mau lo tarik semua kata-kata lo kemarin" ujar Pelangi setengah berteriak.

Langit tak memperdulikan matanya hanya fokus pada game online miliknya walau telinganya mendengarkan ocehan Pelangi.

Karena geram Pelangi merampas ponsel di tangan Langit "Lo budek! Gue mau lo tarik semua ucapan lo Kamarin!"

Langit memutar bola matanya malas lalu bangkit "Kalau gue gak mau lo mau apa hah?"

Pelangi bergecak pinggang "Gak bisa gitu dong satu sekolah jadi heboh gara-gara lo!! Yah walaupun followers gue naik tapi kan gue risih"

Langit mendekat ke arah Pelangi "Lo tau Pelangi, lo udah salah berurusan sama Gue dan lo gak bisa lepas gitu aja" ujarnya semakin mendekat hingga Pelangi tersudut di pojok dinding.

"Lo mau ngapain?" Jantung Pelangi mulai tak keruan, keringat juga sudah bercucuran saat Langit semakin mendekatkan wajahnya.

Saat wajah antara mereka semakin dekat sontak Pelangi berjongkok kebawah dan langsung kabur ke luar ruangan itu.

"Makan tuh tembok!!!!" Teriaknya sambil berlari.

Langit hanya tersenyum sinis "Dasar labil" ujar Langit kemudian duduk kembali dan menyadari bahwa ponselnya terbawa Pelangi.

*****

Sekarang sudah menunjukan pukul 15.00 artinya seluruh siswa Antariksa School sudah boleh pulang. Seperti biasa Pelangi Kyra dan Fany berdiam diri di kelas sembari menunggu parkiran sepi.

Pelangi sibuk mencari pulpen yang berjatuhan ataupun tertinggal karena menurutnya itu rezeki hampir setiap hari ia mendapat banyak pulpen kan lumayan.

Fany? Seperti biasa ia hanya mengurusi oppa-oppa Korea miliknya di ponselnya hingga lupa waktu kadang berteriak-teriak histeris.

Kyra? Anak itu sunggu rajin sekarang ia suka sekali bersih-bersih kelas entah untuk menyapu mengepel ataupun membersihkan papan tulis. Entah apa yang merasukinya wkwk.

"Duh dah banyak nih yuk Pulang" ujar Pelangi sembari menyimpan segenggam pulpen di tanganya ke dalam tas.

Fany dan Kyra mengangguk sembari mengikuti Pelangi untuk keluar kelas karena terlihat parkiran sudah mulai sepi sekarang.

Drrtttt drttttt

Sebuah ponsel berbunyi dari dalam tas ransel Pelangi. Dengan sigap ia memeriksa nya "Eh bentar-bentar kalian deluan aja" ujarnya.

"Serius nih kita deluan yah" ujar Kyra.

"Lo gapapa?" Tanya Fany.

Pelangi hanya menyengir "Dong wory gels" sambil sibuk mencari ponsel yang berbunyi itu.

"Okehh babay Seeyou tomorrow" pamit Kyra dan Fany kemudian melenggang pergi meninggalkan Pelangi sendiri di koridor.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang