Enam belas

16 3 1
                                    

Kini mereka berjalan gontai di Mall dengan jarak yang berjauhan. Yah Pelangi di depan sedangkan Langit mengekor di belakang dengan tangan di saku.

Mata Pelangi berbinar kala melihat sebuah toko yang menjual khusus alat gambar seperti brushpen, Tortillon,Drawing Pen,kertas gambar yang sangat lucu dan lain-lain.

Ia segera berlari masuk sambil melihat-lihat alat gambar tersebut. Sedangkan Langit hanya menatap bosan pemandangan di depan nya ini.

Pelangi melihat satu paket lengkap alat gambar mulai dari kertas dan berbagai macam cat "wah dari dulu gue pengen banget ini" ujarnya.

Kemudian ia melihat harga nya yang sangat mahal lalu memeriksa dompetnya lalu menggeleng pelan "Besok kan mau kamping jadi harus hemat" guman nya pelan.

Langit yang melihat nya pun merasa tersentuh dan mendekat "Lo butuh ini?" Tanya nya hati-hati.

Pelangi pun mengalihkan pandangan nya "Gak kok" bohongnya padahal dia ingin sekali.

"Gue ada penawaran buat lo"

"Apa?"

"Gue bakal beli alat ini buat lo tapi lo harus gambar muka tampan gue ini dengan keren" tawar Langit.

"Tapi gue gak mau berhutang sama lo"

"Siapa bilang lo tau lukisan sebuah wajah itu mahal, kalau masih kurang yang lo buat juga ukiran nama gue kaya doodle dari brush pen gitu"

"Iya juga sih karya gue itu mahal"

"Deal"

Dengan mata berbinar Pelangi menyambut uluran tangan Langit dengan wajah sumringah.

Setelah membayar mereka pun memutuskan pulang. Pelangi tak henti-henti nya memeriksa kantung yang ada ditangan nya dengan senyum lebar.

Sudah bertahun-tahun ia menginginkan ini dan baru sekarang tercapai. Ia menoleh kesamping "Thanks Lang" ujarnya tulus.

Langit menoleh dan mengangguk "entah kenapa lo seneng gue ikut seneng" batinya tanpa sengaja.

"Gue baru tau kalo lo baik" ujar Pelangi sambil memberikan helm kepada Langit.

"Lo aja baru sadar"

"Kalo lo baik mungkin gue bakal berpikir ulang buat jadi temen lo"

"Gue gak butuh temen" ujar Langit kemudian melenggang pergi meninggalkan Pelangi bediri di depan rumah nya.

Pelangi mengangkat bahunya acuh kemudian masuk ke dalam rumah. Ia langsung kekamarnya dan terkejut ketika mendapati Fany dan Kyra.

"Bagus yah lo janji mau ke mall eh malah jalan-jalan" cibir Kyra di atas tempat tidur milik Pelangi.

Pelangi terkekeh "Yah maaf tadi sepeda gue lepas rantai terus di antar Langit" kemudian menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Sejak kapan lo dekat sama Langit?" Tanah Fany.

"Yah sejak di tolong di lapangan tadi dong Fan" potong Kyra.

Pelangi hanya menatap malas kedua teman nya yang sedang tersenyum menggoda lalu melirik dua ransel besar yang tergeletak di pojok kamarnya "Kenapa tuh?" Tanyanya sambil menunjuk pojok kamar nya.

"Yah kita mau nginep dong" nyinyir Kyra.

"Iya Kyra yang ajak dan untung mama bolehin" ikut Fany.

"Ahh sempit dong kasur gue"

"Walau kita udah bawa ini?" Tanya Kyra sambil mengeluarkan paper bag.

Mata Pelangi berbinar "Apa tuh"

"Yah kita emang ninggalin lo ke mall Lang tapi kita masih ingat temen dong" ujar Kyra sambil memberikan dua Paper bag.

Dengan semangat Pelangi menyambutnya "Itu ada sweter, sarung tangan sama beanie hat" jelas Fany.

"Akhhh kalian sahabat terbaik deh" ujar Pelangi terharu kemudian mereka berpelukan.

Mungkin uang tidak lah berati saat sahabat sejati telah datang menemani. Punya status keluarga yang berbeda bukan lah alasan untuk tak saling melengkapi.

Selagi bisa selalu saling membantu dan walau tak bisa akan melakukan cara apapun untuk membuat seorang sahabat tersenyum.

"Gue tau lo gak punya uang Lang tapi kita bakal selalu ngerti sama keadaan lo" batin Kyra.

"Fany gak peduli seberapa banyak uang yang dipakai asal Fany selalu bisa liat kalian tersenyum" batin Fany.

"Gue beruntung banget punya sahabat kaya kalian" ujar Pelangi dengan senyuman.

****

"Yuk anak-anak silakan berkumpul sesuai kelas nya masing-masing terlebih dahulu untuk di absen" teriak wakil kesiswaan dari atas mimbar.

"Jangan sampai ada barang yang ketinggalan yah silakan di cek dulu" lanjutnya.

Semua siswa siswi kelas sebelas heboh berlalu lalang dengan pakaian ootd yang gaul-gaul yah wajar lah anak olang kaya semua.

"Yessss akhirnya kita bisa jalan-jalan bareng" teriak Kyra heboh.

"Wahhh kita di puncak harus poto banyak-banyak nih buat kenang-kenangan" ujar Fany tak kalah semangat.

Pelangi pun mengangguk "Pokoknya Kita harus sama-sama terus" ujarnya.

Setelah melakukan absen mereka semua di persilakan untuk pergi ke puncak tapi tidak menggunakan bis atau semacamnya. Melainkan menggunakan mobil sendiri-sendiri.

Walau begitu mereka juga sudah dibuatkan surat izin mengemudi dari sekolah jadi tidak perlu khawatir.

Pelangi mengamati sekitar dan dia tidak melihat Langit. Kemana anak itu? Tidak mungkin kan tidak ikut toh dia anak Direktur sekolah mustahil sekali tidak ikut.

"Langi nyari siapa sih?" Tanya Fany.

"Nyari Langit yah lu" timbal Kyra.

Pelangi menggeleng "Ngaco lo" elaknya.

Tapi tidak bisa di hindari mata Pelangi terus menyusuri lapangan sekolah dan ia juga tidak melihat motor Langit.

"Itukan Keenan dan Aciel" ujarnya kemudian menghampiri mereka.

"Kalian berdua aja?" Tanya Pelangi basa-basi.

"Langit belom datang" jawab Aciel yang sudah tahu.

"Kemana?" Tanya Pelangi lagi.

Aciel mengangkat bahunya "Paling juga masih molor. Tumben lu nyari bos kita Heh jangan-jangan lu suka yah" ejek Keenan.

Pelangi menggeleng kuat "Yah enggak lah"

"Pacarnya kali mas" cibir Keenan.

Aciel menepuk jidatnya "Oh iya lupa atuh saya mah kamu teh pacar Ny den bos nyak"

Pelangi memutar bola matanya malas bukan nya menemukan jawaban malah diejek, menyesal juga ia bertanya.

"Ngapain lu disini Lang?" Tanya Kyra tiba-tiba muncul.

"Enggak"

"Pelangi nyari Langit yah?" Tanya Fany polos.

"Aduh ada neng Kyra mari sini neng duduk dulu ngobrol sama aa Aciel" goda Aciel.

Kyra membulatkan matanya "Apa? Lo mau modusin gue yah? Dasar Fakboi"

"Kyr Fakboi apa an?" Tanya Fany.

"Aduh Fan nanti aja deh gue jelasin lu diem dulu. Makhluk fakboi macam dia nih harus dimusnahkan dulu"

"Galak amat neng cantik-cantik"

"Apa lu bilang" Kyra makin menjadi-jadi.

Fany tersenyum saat melihat Keenan yang begitu keren "Hai" sapanya salting.

Keenan hanya tersenyum "Hai" balasnya.

*****

Cie gimana nih sepertinya benih-benih cinta dah mulai tumbuh.
Langit yang seneng kalau Pelangi seneng sedangkan Pelangi nyari Langit kalau ga ada wkwkwk

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang