Lima belas

18 5 2
                                    

"Besok kita akan mengadakan kamping tahunan selama 3 hari di puncak! Jadi seluruh kelas sebelas di wajib kan ikut karena memang kegiatan ini khusus kelas sebelas"

"Yhaaaa" teriak kecewa kelas dua belas dan sepuluh.

"Hei kalian kelas 12 sudah harus fokus untuk UN sedangkan kelas 10 kalian harus mempersiapkan diri untuk ikut kelas Olimpiade atau organisasi sekolah" guman Lantang Kepsek.

"Dan kalian kelas sebelas silakan persiapkan diri dan barang-barang yang di perlukan" lanjutnya.

"Yeayyyyyyy" sorak Happy kelas sebelas.

Termasuk Fany Kyra dan Pelangi mereka bertiga melompat kegirangan kala mendengar kabar baik ini.

"Pokoknya kita harus pergi ke mall pulang sekolah nanti terus beli barang keperluan. Kaya sweater kan di puncak itu dingin banget" oceh Kyra semangat.

Pelangi dan Fany mengangguk semangat "Iya nanti pakai mobil aku aja" ujar Fany.

"Aku sih gapapa pecahan celengan ayam asal Happy bareng kalian" kekeh Kyra.

"Elah kakek lo ada Kyr" cibir Pelangi.

Kyra terkekeh mendengarnya sedangkan Pelangi nampak termenung "kira-kira Papa punya uang gak yah" batinya.

"Lang lo kenapa bengong aja?" Tanya Fany.

Pelangi menggeleng "Gak kok kelewat Happy aja" senyumnya.

Setelah dikumpulkan di tengah lapangan tadi akhirnya mereka di perbolehkan pulang cepat untuk mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan.

"Aduh lo tuh manja banget sih masa rantainya copot terus" guman Pelangi kecewa saat melihat rantai sepeda nya lepas.

"Mau ojek neng" tanya seseorang diatas motor di sebelahnya.

Pelangi menoleh dan mendapati Langit lagi "Sempit banget yah sekolah ini" ujarnya sambil berdecak pinggang.

"Yaudah kalau gak mau" ujarnya memakai helm hendak pergi.

Pelangi nampak berpikir kalau ia tidak ikut Langit otomatis Ia tidak punya uang lagi buat naik angkot ataupun bis.

"Eh tunggu karena lo maksa gue ikut"

Langit hanya tersenyum sinis di balik helm nya "Sok jual mahal" gumanya pelan.

"Gue dengar yah"

Langit mengangkat bahunya acuh kemudian menjalan kan motornya menembus jalanan kota ditemani langit sore.

Tak lama perut Pelangi berbunyi "ups" ujarnya sambil mengusap perutnya takut Langit mendengar.

"Sory gak denger dan gak peka" ujar Langit di balik helmnya.

"Siapa juga"

Langit terus menjalankan motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi "Eh ini bukan jalan ke rumah gue! Lo mau nyulik gue yah" teriak Pelangi khawatir.

Langit tak membalas ucapan Pelangi "Woyy budek yah lo" lanjutnya namun Langit masih tak membalas ucapan nya.

Akhirnya Pelangi diam dan pasrah tak punya banyak tenaga untuk melawan toh kalau Langit menculiknya juga untuk apa? Ia sadar sama sekali tak menguntungkan.

Setelah beberapa menit motor Langit berhenti di sebuah parkiran Mall. Ia melepas helmnya dan turun "Lo mau nunggu disini?" Tanya Langit.

Pelangi tersadar dari lamunan nya "Eh udah sampe yah"

Langit hanya memutar bola matanya malas kemudian melenggang pergi meninggalkan Pelangi yang masih duduk diatas motor.

"Dasar maen tinggal aja"

Pelangi pun setengah berlari menyusul Langit dan berjalan mengekor di belakang Langit "Kita mau kemana sih"

Langkah Langit sangat cepat sehingga Pelangi susah sekali menyeimbangkan nya bahkan sesekali Pelangi berlari kecil.

Langit berhenti di sebuah kafe dalam Mall dan duduk di meja paling pojok "Gue tau lo laper" ujarnya.

"Ah Langit peka banget deh pasti lo yang neraktir kan" balas Pelangi sedikit lembut.

Langit bergidik ngeri "Siapa bilang gue udah ngantar masa gue juga yang neraktir"

"Gebleng mending antar gue pulang aja terus lo cuma mau gue nonton lo makan gitu?"

Langit tersenyum sinis "Pinter lo tu tau"

Pelangi mengepalkan tanganya kalau bukan di tempat umum sudah ditonjok tuh muka tak bedosa Langit.

Langit tak mempedulikan lalu memanggil Pelayan nya untuk memasan. Ia melihat daftar menu nya sambil sesekali melirik Pelangi dengan senyum sinis.

"Mmm mbak saya pesan Chocholate milkshake, Stawberry smoothie, Mactha green tea latte ah pokoknya semua menu disini hidangkan deh" sombongnya.

"Okeh tunggu sebentar" ujar Pelayan itu.

Langit menaik turunkan alisnya "Sombong amat mubazir Lo" cibir Pelangi.

"Serah gue dong mau gue kasih ke orang juga urusan gue" titahnya.

Pelangi hanya memutar bola matanya malas. Menurutnya percuma berbicara dengan Langit gak ada gunanya emang dasarnya belagu.

Selang beberapa menit pesan pun datang dengan hidangan berjejer rapi diatas meja. Dengan santai Langit menyantap makanan nya.

"Lo gak mau makan?" Tanya nya sambil melirik Pelangi.

"Gak kenyang"

"Gue bercanda kali makan aja gue yang bayar"

Pelangi melirik Langit kemudian melirik makanan nya. Sungguh ia lapar sekali apalagi makanan nya sangat enak yah pasti lah mahal.

"Gengsi amat lo"

"Karena lo maksa yah udah" ujar Pelangi acuh kemudian langsung melahap hidangan di depan nya.

Karena makan begitu semangat Pelangi tak menyadari ada sesuatu yang menyangkut di ujung bibirnya "Jorok banget sih" ujar Langit sambil mengelap mulut Pelangi pelan.

Awalnya Pelangi diam mematung lalu tersadar langsung merebut tisu nya "Sok romantis lo" cibirnya lalu mengelap bibirnya kasar.

"Lagian lo jalan sama gue harus jaga image dong"

Pelangi melipat tanganya didada "Emang penting?"

"Wahhh mas ganteng banget boleh minta No wa nya gak?" Tanya salah satu Perempuan yang menghampiri meja nya.

"Kok ganteng banget sih sekolah dimana yah? Kenalin gue Alisa" tambah teman nya.

Pelangi menyipit melihat dua perempuan itu "Ganjen amat sih mbak orang kaya gini di bilang ganteng" ujarnya sinis.

"Itu siapa yah mas? Kok cutek amat sih" cibir perempuan itu.

Pelangi pun berdiri dan bergecak pinggang "Wah lo berani yah ngatain gue"

Langit pun ikut berdiri kala melihat Pelangi sudah mulai emosi "Sory yah ini pacar gue kalian bisa pergi sekarang" ujar Langit kemudian merangkul Pelangi.

Dua perempuan itu nampak kecewa sedang kan Langit menoleh dan tersenyum ke arah Pelangi "Terbukti kan?"

Pelangi melepas tangan Langit kasar "Selera lo rendah yah masa cabe-cabe an" cibirnya kemudian pergi.

*****
Hay gaes hay gaes hay gaes wkwkwk maap maap:v jangan lupa vote dan komen dong untuk penyemangat nya Mimin.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang