Dua puluh dua

15 3 0
                                    

Hari sudah sangat sore bahkan sekolah sudah sepi, Namun Pelangi masih terduduk di kursinya fokus memandang ke layar laptopnya.

Tangan nya bergerak lincah membuat beberapa kata sampai lupa waktu. Ia tengah melanjutkan kegiatan menulis novel untuk mengikuti lomba itu.

Pelangi merasa lelah lalu ia melihat jam di tangan nya. Ia menepuk jidat nya karena sudah hampir magrib.

Ia melihat ke jendela luar masih ada beberapa siswa yang sedang bermain basket. Untunglah berati ia tak sendirian.

Pelangi membereskan laptopnya kemudian bangkit hendak pulang. Ia berjalan ngeri di koridor karena suasana sudah sangat sepi.

Mata Pelangi menyipit saat melihat seseorang sedang mengendap-ngendap masuk ke ruang Kepsek. Karena penasaran ia pun mengikuti nya.

Pelangi berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara. Seperti nya itu seorang pria dengan jaket hoodie hitam.

"Kayak nya dia udah ahli banget bahkan bisa menghindari beberapa bagian CCTV" guman Pelangi pelan.

Pelangi telah sampai di depan pintu ruang Kepsek, ia mengintip cela yang terbuka karena tidak di tutup rapat.

Brak

Mereka bertabrakan dan sebuah map jatuh ke lantai. Pelangi segera mengambil map itu dan menatap pria di depan nya ini yang tengah menunduk.

"Kunci jawaban soal Olimpiade Matematika 2020 Angkasa School"

Pelangi hendak membuka topeng itu namun pria itu sudah terlanjur kabur dengan cepat.

"Hei" teriak Pelangi.

Pelangi menatap bingung map itu, sepertinya pria itu ingin mencuri map ini untuk perlombaan minggu depan yang akan diadakan di sekolahnya.

"Sedang apa kamu"

Pelangi membulatkan matanya terkejut dengan perlahan ia menoleh ke belakang dan mendapati Kepala sekolah berdiri garang.

Kepala sekolah itu mendekat kemudian melihat sesuatu ditangan Pelangi dan menariknya kasar. Mata Kepala sekolah itu pun menyipit kemudian menatap Pelangi.

"Kamu?"

****

"Bukan saya Pak" tolak Pelangi mentah-mentah.

Suasana sangat tegang sekarang, Pelangi berdiri sambil menunduk. Didepan nya ada Kepala sekolah dan beberapa orang guru.

Tepat waktu bel jam pelajaran pertama berbunyi ia langsung di panggil ke ruang Kepsek untuk di minta keterangan.

"Pelangi akan lebih baik kamu mengaku dan kita hanya perlu membuat surat panggilan untuk orang tua mu dan memberikan skorsing" tutur Kepala Sekolah dingin.

Pelangi menggeleng kuat ingin rasanya ia menangis "Tapi benar-benar bukan saya pelakunya pak"

Kepala sekolah itu hanya menghembuskan napas gusar "Sudah jelas-jelas kamu tertangkap basah. Apa perlu kamu saya drop out dari sekolah ini?" Tanya nya.

"Tapi pak....."

"Kalau kamu sudah siap mengaku temui saya atau kamu bisa angkat kaki dari sekolah ini"

Air mata Pelangi lolos begitu saja sekarang pertahanan nya sedari tadi runtuh. Dengan jalan yang masih menunduk ia pun keluar dari ruangan itu tanpa sepata kata pun.

Di depan pintu ternyata sudah ada Fany dan Kyra yang menunggu "Langi lo gapapa?" Tanya Kyra langsung merangkul Pelangi.

"Fany percaya kok kalo Pelangi gak mungkin ngelakuin itu"

Pelangi terus menangis ia merasa begitu kecewa dengan keadaan ini "Bukan gue pelakunya kemarin gue cuma berniat memastikan" ucapnya serak.

Kyra mengusap bahu Pelangi pelan "Lo yang sabar yah nanti kita bantu lo buat nyari pelakunya"

Pelangi pun mengangguk kemudian ia memutuskan untuk menenangkan diri di taman belakang sekolah.

Sesampainya disana ia langsung mendudukan punggungnya lesu di rerumputan. Menghidup udara segar untuk membuat dirinya lebih tenang.

"Kenapa Lo?" Tanya Langit tiba-tiba datang dan langsung duduk di sebelah Pelangi.

Pelangi menoleh "Kepo" jawab nya sinis sambil menghapus sisa air matanya.

"Gue tau siapa pelakunya" ujar Langit santai.

Pelangi menoleh seraya menggeleng tak percaya "Gak mungkin"

Langit mengangkat bahu nya acuh kemudian menelentangkan tubuh nya diatas rerumputan taman "Gak ngarep banget dipercaya apa untung nya buat gue"

"Lo beneran tau? Siapa?" Tanya Pelangi antusias.

Langit tak menjawab ia memejamkan matanya "Langit siapa? Lo tau gak gue bisa di drop out dari sekolah ini"

"Bentar lagi orang nya datang" ujar Langit enteng.

Pelangi menatap Langit bingung entah apa yang di bilang nya. Datang? Siapa yang akan datang? Penjahat? Menyerahkan dirinya mustahil banget dong.

Tak lama terdengar langkah kaki yang menginjak dedaunan kering berarti ada orang yang datang. Dengan perlahan Pelangi mendongak ke atas dan matanya menyipit memastikan.

Pelangi pun berdiri "Dareen?" Guman Pelangi bingung.

Langit yang tadinya tidur terlentang sekarang telah berdiri santai dengan tangan disaku "Ya ini pelakunya" ujar Langit sinis.

Pelangi menggeleng "Gak gak lo ngaco yah! Mana mungkin Dareen pelakunya"

Langit tersenyum sinis "Siapa lagi coba pengecut yang membutuhkan kunci jawaban soal matematika"

"Tapi...."ucapan Pelangi terpotong.

"Lo nyuruh gue kesini cuma buat nuduh gue?" Tanya Dareen setengah berteriak menarik kasar leher baju Langit.

*****

Percaya gak sih kalian kalau Dareen Pelakunya? Tapi bisa jadi juga eh jangan su'udzon dulu lah belum tentu juga kan?

Jadi Jangan lupa Vote dan Komen dong gaes:))) Lup u

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang