Dua belas

24 4 4
                                    

Keluarga Richard berkumpul di meja makan dengan harmonis sambil melemparkan canda tawa di ruang makan yang cukup sederhana.

"Kak Pelangi udah punya pacar lo pa" ledek Angkasa.

Pelangi membulatkan matanya "enak aja anak kecil dah bilang pacaran aja lu" elak Pelangi tak suka.

"Terus kakak ganteng yang kesini Kemaren siapa?" Lanjut Angkasa.

"Yah temen dong" sanggah Pelangi.

"Sssttttt udah-udah malah berantem cepat makan nanti kalian telat loh" lerai Senja.

"Kalau kakak pacaran juga gak papa lah asal bisa jaga diri dan Papa tau siapa pacar nya" ujar Richard santai.

"Mana ada yang mau loh pa model kayak dia galak minta ampun" ujar Angkasa terus membuat emosi Pelangi memuncak.

"Awas aja yah lo nanti gue bawa cowok keren kesini dan lo harus siap-siap beresin kamar gue" ancam Pelangi.

Angkasa mengangguk semangat "Oke tapi kalau dua minggu ini kakak gak berhasil siap-siap juga jajani aku sepuasnya" ujar Angkasa sambil mengulurkan tangan.

Pelangi pun menyambut uluran tangan itu tanda setuju dan saling melemparkan tatapan tajam. Sedangkan Senja dan Richard hanya menggeleng saja melihatnya.

Setelah melewati jalan raya yang amat dingin Pelangi pun sampai ke sekolah tepat waktu untuk kali ini. Ia memarkirkan sepeda nya lalu bersiap untuk ke kelas.

Namun langkahnya terhenti saat deruman suara motor yang sangat dikenal nya. Dan yah itu motor Langit.

Langit memarkirkan motornya dan melepas helmnya kemudian melenggang pergi. Mata Pelangi berbinar dan segera mengejar Langit.

"Pagi Langit" sapa Pelangi.

Langit yang sedang membenarkan rambutnya hanya mengangkat alisnya heran dengan tingkah gadis bar-bar di sampingnya ini.

"Btw Lang gue minta maaf yah soal di lapangan kemarin gue gak maksud sebenarnya sih" ujarnya sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Hm" balas Langit singkat.

"Yaelah Lang lo kok ngomong singkat banget sih gak bisa basa basi apa 'iya Pelangi gue Maafin' gitu napa"  Cerocos Pelangi dengan menirukan gaya bicara Langit.

Langit hanya memutar bola matanya malas "Lo kenapa?"

"Kenapa apanya? Yah gue cuma mau berteman ama lo"

Langit menghentikan langkahnya "Teman gue udah banyak" ujarnya acuh.

Pelangi hanya memajukan bibirnya "Pagi Pelangi" sapa seseorang.

Pelangi menoleh dan mendapati Dareen "Eh Dareen pagi wah semangat banget lo pagi ini" kekeh Pelangi.

"Yah dong harus semangat di pagi yang cerah" kekeh Dareen "Btw PR matematika lo udah?" Tanya nya.

Pelangi menepuk jidatnya "emang ada? Astaga tolol gue lupa!! Jam pertama lagi" ujar Pelangi takut.

"Sampah" guman Langit lalu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

Dan disini lah Pelangi sekarang memutari lapangan sekolah yang amat luas karena mendapat hukuman tidak membuat PR.

Sudah sembilan belas putaran dan tersisa satu lagi tapi nyawa Pelangi rasanya hendak melayang. Dengan keringat bercucuran dan baju yang sudah mulai basah Pelangi memelankan langkahnya.

Brukkkk

Ia terguling di tengah Lapangan bukan pingsan melainkan tak kuasa lagi berdiri. Pelangi tipe orang yang belum pernah dan tidak bisa merasakan pingsan walau kadang ia berharap.

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang