Dua puluh empat

21 2 1
                                    

"Hei" Pelangi menyapa Langit yang sedang duduk santai dibawah pohon dekat lapangan basket yang menjadi tempat favoritnya itu.

Langit menoleh dan mengangkat sebelah alisnya "Kenapa?" Tanyanya.

Pelangi yang awalnya berdiri pun duduk disamping Langit "Lo kaya lagi ada masalah?"

"Perhatian banget"

"Gr amat, yah gak enak aja lo ngerusak Pemandangan pohon ini tau" elak Pelangi.

Langit hanya diam tak membalas, sungguh mood nya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Apalagi mengingat kejadian semalam membuat dirinya sangat bingung.

"Nih" Pelangi memberikan sebuah coklat ke tangan Langit.

"Apa nih?"

"Kata nya kalau kita makan coklat pas lagi banyak masalah bisa bikin relaks"

Langit hanya tersenyum simpul "Thanks"

Pelangi hanya mengangguk seraya tersenyum. Padahal ia membeli coklat itu menggunakan uang jajan nya hari ini.

Tapi tak apalah mungkin Langit jauh lebih membutuhkan. Karena Pelangi perhatikan dari pagi tadi ia hanya banyak merenung.

"Kasus lo gimana?" Tanya Langit.

Pelangi mengangkat bahu nya "Gak tau deh gue masih belum punya bukti kuat buat ngelak"

Langit hanya mengangguk sambil ber oh ria saja. Entah apa yang sedang di pikirkan nya.

****

"Semangat Langi lo pasti bisa" ujar Fany di ambang pintu ruang Kepsek.

"Gue yakin lo bisa" ikut Kyra.

Pelangi hanya mengangguk kemudian menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya untuk mengurangi rasa gugup pada dirinya.

Dengan was-was ia pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Kepsek dan beberapa guru lain telah menunggu.

"Gimana? Masih tidak mau mengaku?" Tanya Kepsek to the point.

Pelangi hanya diam menunduk tak tahu harus bersikap bagaimana, kalau mengaku pun ia akan tetap terkena masalah tapi dia juga tidak mau di dropout.

"Em Saya....." ucapan Pelangi terpotong.

"Pelangi gak salah, Saya pelakunya" ujar Langit santai di ambang pintu.

Seisi ruangan pun menoleh ke arah Langit, terutama Pelangi menggeleng tak percaya. Dengan santai Langit melangkah mendekat ke arah Pelangi dan berdiri di samping nya.

"Lo gila yah" bisik Pelangi.

Langit hanya tersenyum seraya mengangkat alisnya, kemudian beralih menatap kepala sekolah.

"Langit kamu gak lagi bercanda kan?" Tanya Kepsek.

"Untuk apa saya bercanda" jawabnya enteng dengan tangan disaku.

Kepsek dan guru-guru yang lain hanya menggeleng tak percaya. Namun apa daya mereka, menghukum Langit? mungkin mereka akan terkena masalah oleh ayahnya.

****

Kini Langit dan Pelangi berjalan santai menuju parkiran. Sejak bel pulang berbunyi Pelangi segera menemui Langit dikelas nya dan terus mengekori nya seperti sekarang ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELANGI7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang