"Huaaa laper." rengek Kyra.Ia sudah bisa beradaptasi dengan kehadiran Clara. Untung si Clara juga gak ngomong apa apa. Jadi Kyra gak perlu takut.
"Setengah jam lagi istirahat." ucap Alex sembari memainkan rambut Kyra.
Guru yang mengajar mereka tidak hadir, jadi jawapannya adalah jamkos. Mau ke kantin, tapi malah diberi tugas. Huft.
"Hari ini nginep di penthouse aku boleh kan sayang?"
Kyra sudah tentu mengangguk dengan senang. "Okay."
Dalam diam Clara tercengang. Nginep? Kyra? Penthouse Alex? Apa apaan ini. Kenapa Alex tidak pernah mengajak nya ke penthouse juga semasa mereka pacaran dulu? Jangan kan nginep, main ke sana aja gak dibolehin.
Clara kembali memasang telinga ingin mendengar lebih banyak perbualan sepasang kekasih itu.
"Novel kamu gimana? Udah habis baca semuanya?"
"Udah hehe. Sumpah ceritanya semua seru banget."
"Pulang nanti, kita ke gramedia gimana? Aku beliin lagi." Kali ini Alex dengan santainya menarik kepala Kyra untuk bersandar di dadanya.
"Gak usah. Novel Ky udah banyak. Mana semuanya di kamar kamu lagi. Ruang nya juga udah penuh semua."
"Yaudah gini aja, aku bikinin mini library. Kamu mau?"
"Sudah cukup kamu buang buang uang beliin Ky ini itu. Ntar Ky dibilang cewek matre lagi."
"Matre dimananya. Kan aku yang mau beliin sayang. Bukan kamu yang minta." bantah Alex tidak terima.
"Ngomongin soal matre. Yaampun Lex, baju yang Ky cancel order hari itu kok Alex order lagi sih?! Alex juga nambahin beberapa helai lagi kan astaga." Kyra sudah menjauhkan kepalanya dari dada Alex menatap kekasihnya itu dengan tatapan tidak suka.
"Yah maaf. Habis kamu sih, pesen baju guna uang kamu sendiri di depan mata aku. Aku kan gak suka. Rasanya kayak cowok gak guna tau gak? Masa biarin ceweknya guna uang sendiri. Terus fungsi aku sebagai pacar kamu apa coba?" gerutu Alex tidak terima.
Okay stop cukup Clara sudah tidak tahan dengan semua ini. Ia cemburu. Alex tidak pernah memberikannya satu barang secara sekarela dulu. Hanya Clara yang terus menerys minta ini itu. Bahkan Alex tidak pernah bicara sebanyak begitu kepadanya. Setaunya, Alex itu dingin dan irit bicara. Ini semua tidak masuk akal.
Dengan perasaan yang sakit hati, Clara berdiri dan meninggalkan kelas.
"Lah napa tu anak? Kayak marah?" bingung Devano.
Vivi yang sedari tadi memandang Clara dalam diam tersenyum sinis. Ia tahu, Clara sebenarnya dari tadi curi-curi mendengar perbualan Alex dan Kyra.
Ia akan memberitahu hal ini ke Kyra nanti. Agar sahabatnya itu bisa berjaga jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER (COMPLETED)
Romance"Kenapa Alex suka berantem?" "Siapa bilang aku suka berantem? Aku tuh sukanya sama kamu." Dunia balapan dan tawuran sudah mendarah daging dalam diri Alexander. Begitu berbeda dengan gadis mungilnya, Kyra Queensha yang polos dan punya hobi membaca n...