"Kenapa Alex suka berantem?"
"Siapa bilang aku suka berantem? Aku tuh sukanya sama kamu."
Dunia balapan dan tawuran sudah mendarah daging dalam diri Alexander. Begitu berbeda dengan gadis mungilnya, Kyra Queensha yang polos dan punya hobi membaca n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Em Lex, aku mau ke toilet bentar."
"Yaudah aku temenin."
"Eh gausah. Kamu sambung aja makannya. Ky cuman sebentar kok."
Alex mengangguk ragu dan terus menatap Kyra sehingga gadis itu benar benar hilang dari pandangannya.
Di lain sisi. Kyra membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan dan mengoleskan lipbalm ke bibirnya yang kering. Setelah siap, Kyra keluar dari toilet tapi saat melalui jalan belakang berdekatan store room yang terbiar tangannya ditarik secara kasar oleh seseorang.
Gelap. Tiada cahaya sama sekali.
Nafas Kyra mulai sesak, ia mempunyai phobia terhadap kegelapan. Bahaya! Ia dapat merasakan panic attack itu bakal menyerang.
"N-Nyalain l-lampu please..." lirihnya dengan nafas yang tersekat.
Sosok yang menariknya itu hanya tersenyum miring. Sesekali ia bermain dengan rambut Kyra menggunakan hujung jarinya. Menikmati kesengsaraan gadis itu.
Setelah beberapa menit yang menyiksakan untuk Kyra, akhirnya sosok itu menyalakan lampu.
"Hello there sweetheart."
Tubuh Kyra menegang. Suara itu... Setelah nafasnya mulai teratur, Kyra mendongak dan dugaannya benar.
Geonaldo.
"K-Kamu mau ngapain?" Kyra menepis tangan Geonaldo yang menyentuh pipinya.
"Tenang. Gue gak bakal macam macam kalau lo mau turutin perintah gue."
"Gak mau. Aku mau keluar." Baru sahaja pintu itu terbuka sedikit tapi kemudian kembali ditutup dengan keras oleh Geo.
"Gue suka sama cewek yang keras kepala dan menantang tapi kali ini gue serius. Besok pagi jam 7 kalau lo gak ada di cafe berdekatan sekolah ini, gue pastiin lo gak bakal pernah ketemu sama Alex lagi. Ngerti?!"
Kyra menangguk lemah. Hanya ingin semua ini cepat berlalu. Keringat sudah membasahi tubuh dan wajahnya. Sungguh ia benar benar takut dengan ancaman itu. Bagaimana sekiranya Alex terluka? No! Jangan sampai.
"Ngerti."
Setelah puas dengan jawaban Kyra, Geonaldo pergi meninggalkan ruangan itu begitu sahaja.
Kyra akhirnya terduduk di lantai, kakinya lemah. Air mata juga sudah bercucuran di wajahnya. Bagaimana ini? Ia berada dalam dilemma. Ia ingin Alex tidak terluka tapi dalam masa yang sama ia juga gak mau ketemu sama Geonaldo lagi.
-
"Kyra mana sih." Alex tidak tenang duduk. Sudah 10 menit tapi gadisnya itu belum datang juga.
"Santai kali Lex, tuh cewek lu." tunjuk Naufal ke arah Kyra.
"M-Maaf lama, perut aku mules tadi." bohongnya.
Raut wajah Alex memancarkan kekhawatiran yang amat. Bagaimana tidak? Lihat saja rambut Kyra yang berantakan, wajahnya yang putih mulus juga dipenuhi keringat dan pipi yang sedikit kemerahan.
"Masih sakit gak perutnya? Kita ke rumah sakit mau?"
Kyra menggeleng dan berusaha tersenyum. "Gak ah. Mau sambung makan aja hehe. Sekarang udah mendingan kok."
Kyra pura pura terlihat gembira ketika mencicipi makanannya semula. Alex tidak bodoh, dia tahu Kyra menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi gak papa, ia akan memberi sedikit waktu. Tidak mau terlalu mendesak. Dia yakin Kyra akan memberitahunya dengan sendiri nanti.
"Ya sudah."
-
Pagi pagi lagi Kyra sudah bersiap, ia sudah tekad akan berjumpa dengan Geonaldo. Walaupun tidak bisa dipungkiri dia takut tapi demi Alexandernya, dia memberanikan diri.
"Okay Kyra kamu gak boleh takut. Ingat demi Alex."
Apa dia harus memberitahu Vivi soal ini?
Ya dia harus. Hanya sebagai langkah berjaga jaga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kyra menarik nafas dalam dalam, menyemangatkan diri sendiri dan bergerak ke cafe yang dibilang Geonaldo.
(SKIP)
Di cafe itu, Geonaldo tersenyum puas melihat Kyra datang bersendirian. Walaupun gadis itu terlihat sedikit ketakutan.
"Nah aku udah datang kan dan gak bilang ke siapapun. Sekarang aku boleh pulang kan?"
"Eitss sabar dulu. Gue udah pesenin minuman."
Kyra mengernyit kebingungan. Apa sih sebenarnya maksud Geo menyuruh nya ke sini? Pakai basa basi segala. Kenapa gak straight to the point aja?
"Lo cantik." puji Geo tiba tiba. Kalau yang memuji itu Alex sudah tentu saat ini Kyra malu dan seneng. Tapi masalahnya ini bukan Alex. Jujur Kyra tidak nyaman apalagi Geo menyatakan itu sembari mengelus tangannya yang ada di atas meja. Lantas ia menjauhkan lalu menurunkan tangannya ke bawah meja.