"Wahhh akhirnya sekolah lagi." ucap Vivi. Sungguh ia rindu dengan sekolah tapi tidak dengan guru dan pembelajarannya."Yaampun fans gue semuanya pasti seneng." ujar Devano dengan pedenya ketika melihat segerombolan siswi yang menatap mereka dengan tatapan kagum.
Kyra hanya berdiam diri sedari tadi. Tidak ada ekspresi langsung di wajah nya dan itu sukses membuat Alex khawatir. Ada apa dengan gadisnya? Biasanya Kyra selalu ceria.
"Kalian ke kantin dulu, ntar gue susul sama Kyra." kata Alex.
Setelah kepergian mereka, Alex menarik Kyra ke taman belakang sekolah.
"Kamu kenapa?"
Kyra mengernyit kebingungan dengan soalan Alex.
"Aku kenapa?"
"Jangan bohong Ky. Aku cukup kenal seorang Kyra bukan seperti ini. Jadi stop nutupin apapun itu dan terus terang sebelum aku cari tau sendiri."
Kyra menghela nafasnya.
"Ok fine, tadi aku liat Clara di parkiran."Clara? Clara Addison kah yang dimaksudkan Kyra? Kalau benar untuk apa gadis itu ke sekolah mereka?
"A-Aku cuma takut dia mau rebut kamu dari aku." lirih Kyra.
"Hei, secara tidak langsung kamu ngeraguin perasaan aku ke kamu loh Ky. Sekarang di sini-" Alex menggantung ucapannya lalu membawa tangan Kyra tepat di dada bahagian kiri, dimana jantungnya berdetak. "-cuman ada Kyra Queensha." sambungnya lagi.
Kyra tersenyum dan memeluk Alex. Huh syukur lah kalau Alex berkata seperti itu. Dia sudah terlalu cinta untuk melepaskan dan ditinggalkan.
Tanpa mereka sedari, seorang gadis menatap mereka dengan sorot kebencian yang amat dalam.
-
"Guys kayaknya tadi gue liat Clara deh, mantannya Alex." ujar Naufal.
"Hah? Dimana?" tanya Vivi.
"Di dekat gerbang masuk tadi. Atau gue salah liat?"
"Enggak kok. Tadi Ky juga liat dia." jawab Kyra.
"Biarin aja kali. Gak penting juga." ucap Devano.
Setelah itu, mereka hanya makan tanpa bersuara. Entah mengapa suasana tiba tiba menjadi canggung.
-
"Baiklah anak anak hari ini kita kedatangan siswi baru. Silakan perkenalkan diri kamu."
Bagaikan disambar petir, tubuh Kyra bergegar. Kok dia bisa sekelas sama mereka sih?
"Sayang?" panggil Alex dengan suara yang rendah.
"Y-Ya?"
Alex menggenggam tangan Kyra. "Gausah dipikirin, dia gak bakal berani macem macem kok." ucap Alex berusaha menenangkan gadisnya itu. Dia faham apa yang dirasakan Kyra, dia juga tau kalau Kyra terlalu cinta dengannya sama sepertinya.
Mereka kembali menatap Clara yang berdiri dengan yakin di hadapan kelas. "Perkenalkan, nama saya Clara Addison pindahan dari SMA BlackNation."
"Jomblo gak neng?"
"Sma Black Nation? Omg!"
"Tapi kok gue gak liat dia waktu Sma BlackNation buat lawatan ke sekolah kita?"
"Id Line nya ada gak?"
Clara hanya tersenyum sinis mendengar ocehan tidak penting dari rekan sekelasnya. Matanya terus tertumpu Kyra dan Alex yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.
"Baiklah anak anak tenang. Clara kamu boleh duduk di mana ada bangku yang kosong."
Ada tiga bangku yang kosong, satu di pojokan kiri berdekatan dinding, satu lagi di pojokan kanan yang berdekatan pintu keluar dan terakhir. Tempat yang tepat disamping Kyra. Tentu saja dia memilih yang disamping Kyra.
Kyra semakin tidak nyaman. "Kenapa harus duduk di samping aku coba?" Batinnya.
"Kamu ngerti yang ini gak? Mau aku ajarin?" tanya Alex kepada Kyra. Berusaha mengalihkan fikiran gadisnya itu.
"A-Aku ngerti kok."
Clara mendengus sebal mendengar itu. Kenapa Alex tidak pernah begitu dengannya selama mereka pacaran?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER (COMPLETED)
Romance"Kenapa Alex suka berantem?" "Siapa bilang aku suka berantem? Aku tuh sukanya sama kamu." Dunia balapan dan tawuran sudah mendarah daging dalam diri Alexander. Begitu berbeda dengan gadis mungilnya, Kyra Queensha yang polos dan punya hobi membaca n...