Sedari tadi Kyra tidak fokus dengan guru yang memberi penerangan di hadapan. Pikirannya dipenuhi dengan kata kata yang harus ia keluarkan nantinya ketika meminta izin sama Alex.Vivi mengernyit kebingungan melihat Kyra yang terus menerus menggerakkan kaki nya tidak tenang. "Lo kenapa dah gak pandai diem?" bisiknya.
"Ky belum minta ijin sama Alex hari ini kita mau jalan."
Mata Vivi membulat. What?!?! Seorang Alexander paling pantang kalau Kyra jalan gak minta izin seminggu sebelumnya. Dan hari ini mereka mau jalan bareng dan Kyra belum memberitahu Alex sama sekali?!
Huft. Ini mah udah jelas, Vivi sudah pasti nantinya bakal gimana, Alex tidak mungkin membenarkan Kyra pergi bersamanya.
-
Waktu pulang yang ditunggu pun tiba.
"Yuk pulang."
Kyra menahan tangan Alex. Tangannya sudah berkeringat dingin. Semoga saja Alex membenarkannya pergi.
"Kenapa?"
Kyra menggenggam kedua tangan Alex.
"Ky mau minta izin, hari ini mau ke mall bareng Vivi boleh kan?"Tatapan Alex langsung berubah datar.
"Gak."Vivi yang sememangnya berada disamping Kyra langsung menahan tangan Kyra. "Lex, izinin aja lah. Kita cuman mau jalan. Gak ngapa-ngapain kok. Gue janji bakal jaga Kyra. Aman pokoknya. Boleh yah?"
Alex menatap tangan Vivi yang memegang pergelangan tangan Kyra lalu melepaskannya begitu sahaja.
"Gak. Gue gak izinin. Pulang sekarang."
Tanpa menunggu protes dari Vivi, Alex pergi begitu sahaja membawa Kyra bersamanya.
"IH SUMPAH YAH KALAU MUKA LO JELEK TERUS GAK NYEREMIN UDAH GUE INJEK-INJEK LO!" omel Vivi dengan emosinya saat dilihat Alex sudah menjauh.
Mana berani dia bicara seperti itu di depan depan. Yang ada dia yang di injek. Hm.
-
"Alex kok kamu gitu sih, kan kasian Vivi nya."
Alex hanya diam dan fokus menyetir tanpa menggubris ucapan Kyra.
"Yaudah kalau Alex gak mau ngomong sama Ky."
Dan mula lah acara ngambekan nya Kyra. Sepanjang menjalin hubungan bersama Alex, Kyra tidak pernah lagi bisa bebas dan pergi kemanapun sesuka hatinya.
Semuanya gara gara Alex yang protektif, posesif dan cemburuan. Setiap kali ditanya kenapa, jawabannya pasti sama, karna dia khawatir sesuatu yang buruk berlaku padanya.
Demi Tuhan Kyra itu bukan anak kecil yang harus dijaga kemanapun kalau jalan. Yah memang dia mengakui kalau dirinya itu sedikit ceroboh tapi tetap saja perlakuan Alex yang berlebihan itu tidak bisa diterima!
Kyra pikir setelah mengucapkan itu Alex bakal membujuk dan membenarkannya jalan bersama Vivi. Tapi nyatanya pria itu sama sekali tidak ngomong apa-apa.
Kok malah Alex yang marah sih? Kan seharusnya Ky yang marah karna gak diizinin. Bingung deh. Batinnya.
Alex mengentikan mobilnya saat sudah sampai. Kyra menatap gedung yang tinggi itu. Loh inikan penthouse nya Alex? Ky pikir mau dihantar pulang ke rumah.
Tanpa mengucapkan apapun, Alex membukakan pintu untuk Kyra.
-
"Mau sampai kapan gak ngomong?" kali ini Alex membuka suara.
Soalnya dari tadi, gadisnya itu hanya diam. Bahkan menitiskan beberapa air mata. Tanpa mau menatapnya sama sekali.
"A-Alex j-jahat." ucap Kyra sesegukan. Dari tadi dia menangis tapi Alex sama sekali tidak membujuk nya.
Pacar macam apa itu?
"Aku udah chat Vivi suruh ke sini temenin kamu. Gak usah jalan, mainnya di sini aja. Kalau mau beli sesuatu, bilang sama aku. Nanti aku yang temenin sendiri."
Alex akhirnya mengalah dan menarik Kyra dalam dekapannya. "Udah jangan nangis ah. Cengeng banget sih." kekehnya sembari mengusap air mata gadis kesayangannya ini.
"Jangan diemin Ky kayak tadi, Ky pikir Alex beneran marah. Padahal yang seharusnya marah itu kan aku bukan Alex."
Alex hanya mengusap pelan rambut Kyra yang bersandar di dadanya tanpa mengucapkan apapun.
"Ih Alex ngomong dong! Ky ngambek nih!" Kyra langsung melepaskan pelukannya lagi, bermaksud ingin mengancam Alex.
"Yaudah ngambek aja."
"IHH ALEX! SEBEL DEH! Punya pacar gini amat. Untung sayang. Kalau nggak udah Ky buang ke laut. Biar dimakan sama dugong."
Alex tersenyum lalu menarik Kyra kepangkuannya. "Yaudah maaf, jangan nangis, tadi udah berenti kenapa nangis lagi."
Alex mengecup lembut pipi gembul milik Kyra, menatap gadisnya dengan tatapan sayang. Entah mengapa dirinya benar benar sudah jatuh sangat dalam ke dalam hati gadis ini.
"Ky, jadi ngantuk." ucapnya lalu membenamkan wajahnya di leher Alex.
"Liat aku dulu coba."
Kyra merengek perlahan dan menggeleng kepalanya tidak mau. Ia sudah nyaman dengan posisi begini.
"Liat aku dulu sayang."
Kyra berdecak kesal dan menjauhkan mukanya dari leher Alex dan menatap pacarnya itu. "Apa sih? Ganggu aja."
Alex mengusap pipi Kyra perlahan lalu memajukan wajahnya, menempelkan bibir mereka agar bersatu.
Beberapa menit kemudian Kyra yang melepaskan ciuman mereka terlebih dahulu karna ia sudah kehabisan nafas. Pipinya juga memerah seperti biasa.
"Maafin aku soal tadi. Lain kali kalau mau jalan, bilangin ke aku seminggu sebelumnya, jangan mendadak kayak gitu. Aku gak suka."
Kyra hanya mengangguk. Dan memainkan jari Alex.
"Vivi mana sih, kok lama banget. Alex bohongin Ky ya? Katanya tadi udah chat Vivi.""Sabar sayang, bentar lagi juga sampai. Bobok aja dulu. Ntar aku bangunin kalau Vivi nya udah ada."
Kyra hanya mengangguk, kembali menyendarkan kepalanya di leher Alex. Sementara Alex melingkarkan tangannya dipinggang Kyra, menepuk lembut punggung Kyra agar gadis itu nyaman.
30 menit kemudian~
Pintu utama penthouse Alex terbuka. Suasana yang aman dan damai langsung berubah kayak pasar setelah Vivi masuk. Karna ternyata gadis itu membawa Devano dan Naufal bersama.
Suara yang brisik mau tidak mau membangunkan Kyra dari tidur nya yang nyenyak. Alex mengumpat dalam hati. Padahal tadi dia berharap Vivi tidak jadi datang agar Kyra bisa tidur dengan nyenyak. Eh ternyata malah jadi dateng udah gitu bawa dua tambahan orang gila lagi.
"Nghh." Kyra berusaha membuka matanya. Alex menatapnya dengan tatapan sayang dengan posisi Kyra yang masih duduk menghadapnya. Pasti gadisnya ini belum sedar sepenuhnya.
"Mau tidur dikamar?"
Kyra melihat sekelilingnya dan matanya langsung menbulat ketika melihat ada Vivi, Naufal dan Devano.
Kyra turun dari pangkuan Alex serta merta. Mau saja Alex mengusir tiga makhluk aneh itu, tapi ia mengurungkan niatnya apabila melihat wajah gembira Kyra.
"Ganggu aja." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER (COMPLETED)
Romance"Kenapa Alex suka berantem?" "Siapa bilang aku suka berantem? Aku tuh sukanya sama kamu." Dunia balapan dan tawuran sudah mendarah daging dalam diri Alexander. Begitu berbeda dengan gadis mungilnya, Kyra Queensha yang polos dan punya hobi membaca n...