28 | Second Wave Of Pain

68.6K 4K 90
                                    

Alex memainkan rambut Kyra yang sedang tertidur lena dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Alex memainkan rambut Kyra yang sedang tertidur lena dalam pelukannya. Pikirannya menerawang, dipenuhi dengan cara apa yang pantas untuk membalas perbuatan yang telah melukai gadisnya.

"Nobody hurt my girl and get away with it." Batinnya.

Pergerakan kecil dari Kyra menandakan gadis itu telah bangun.

"Ky?"

Kyra menguap dan menenggelamkan mukanya di dada Alex lebih dalam, bau maskulin itu selalu saja berhasil menenangkannya.

"Kamu belum cerita sama aku bagaimana bisa kamu kecelakaan Ky."

Kyra melepaskan pelukannya dan menatap raut wajah Alex yang dingin.

"Biarin aja lah Lex. Past is past. Sekarang Ky juga udah sehat kan?"

"Sebulan Kyra, sebulan. Kamu koma. Aku udah kayak orang gila yang gak tentu arah dan kamu dengan gampangnya bilang past is past?"

Kyra terdiam. Ia cuma tidak mau Alex melukai siapapun untuk dirinya. Ia tahu persis bagaimana kekasihnya itu. Luka yang kecil akan dibalas dengan luka yang dalam. Lah ini dia koma? Bisa bisa Alex malah bunuh tu orang.

"Maafin Ky yah. Tapi please jangan buat yang nggak nggak." pinta Kyra.

"Gak janji."

Kyra menghela nafas pasrah. Kenapa disaat seperti ini orang tuanya tidak ada? Bahkan disaat dia koma, hanya Alex dan sahabatnya yang ada.

Segitu pentingnya kah pekerjaan mereka disaat satu satunya anak gadis yang mereka punya berada di ambang maut. Bahkan menjenguk sebentar saja mereka tidak bisa.

"Ky? Sayang? Kyra!"

Tepukan lembut dipipinya membawa ia kembali ke alam nyata. Ahh ia melamun lagi.

"Ha? Iya apa? Maaf aku gak fokus tadi."

"Kenapa nangis?"

Nangis? Kyra menyentuh pipinya dan dapat merasakan kulit itu sedikit basah. Dia sama sekali gak nyadar.

"Mama sama papa gak sayang sama Ky kan? Kenapa mereka gak pernah mau jenguk Ky? Ky kangen..."

PRANG!!!

Alex lupa memberitahu satu berita yang penting. Tapi melihat keadaan Kyra yang kurang baik dan belum sepenuhnya sembuh, lebih baik ia menyimpannya dulu. Tapi... Bukannya lebih awal lebih bagus?

Tapi bagaimana caranya? Alex tidak siap melihat reaksi Kyra. Vivi juga bilang tidak seharusnya dia menyembunyikan perkara sepenting ini dari Kyra terlebih lagi itu mengenai orang tuanya.

"Ky ada satu hal yang belum aku bilang ke kamu..." Alex menggantung ucapannya untuk melihat reaksi Kyra.

"Apa?"

Alex menarik nafas yang dalam dan membawa Kyra ke dalam pelukannya. "Papa mama kamu udah gak ada sayang."

"Gak lucu Lex becandanya kayak gini."

"Aku gak ngelawak Ky. Aku serius. Mereka udah pergi saat kamu koma."

Bagai disambar petir, badan Kyra menegang sepenuhnya. Apalagi ini yatuhan. Tidak mungkin papa mamanya udah gak ada!

"ALEX STOP! INI BOHONG KAN?!"

Pada saat ini pelukannya telah dilepaskan, Kyra berdiri dan memandang Alex dengan tatapan sendu tapi tersirat ketakutannya dalamnya.

"Ky tenang dulu. Kamu belum sembuh sayang. Sini duduk." ucap Alex panik saat Kyra tiba tiba beranjak dari kasur dengan pantas begitu, tulang rusuk Kyra bisa cedera lebih parah.

"No stop please gak mungkin papa mama udah gak ada! Gak mung..."

BRUK

Kyra tidak sempat menghabiskan ucapannya, yang ia rasakan hanyalah bahagian tulang rusuknya yang kembali nyeri dan sakit. Matanya mengabur sehingga kegelapan mengambil ahli kesedarannya.

"Kyra!

-

"LEX KYRA MANA?!" panik Vivi setelah melihat Alex terduduk di lantai koridor rumah sakit. Ia mendapat panggilan tadi bahawa Kyra masuk rumah sakit lagi.

"Lex tenang dulu bro. Duduk sini." Devano dan Naufal membantu Alex duduk di bangku yang disediakan.

"Gue udah bilang ke dia soal orang tuanya udah gak ada."

Badan mereka menegang mendengar ucapan Alex.

Sebenarnya pesawat yang dinaiki orang tua Kyra hilang kawalan dan terjatuh sehingga mengorbankan hampir seluruh penumpang. Mereka sebenarnya sempat diselamatkan tapi hanya sementara waktu sebelum nyawa mereka diambil begitu sahaja.

Dan itu terjadi saat Kyra koma. Soal wasiat, orang tua Kyra mempercayakannya untuk mengambil ahli perusahaan mereka kepada Alex karna mereka tau Alex sudah tau sedikit sebanyak tentang dunia bisnis.

Alex tidak keberatan sama sekali, karna ia tau suatu hari nanti Kyra akan tetap bersamanya sampai bila-bila. Ia bahkan selalu membayangkan betapa cantiknya Kyra dalam gaun pernikahan mereka nanti.

Cklek

Pintu ruang rawat Kyra terbuka.

"Dok bagaimana keadaan sahabat saya?" tanya Vivi.

"Sangat lemah. Keretakan tulang rusuknya yang hampir sembuh kembali patah akibat benturan keras. Sebaiknya pasien ditahan dulu dirumah sakit untuk satu minggu. Kalian bisa menjenguknya tapi jangan terlalu ribut dan jangan membiarkan pasien terlalu stress dan banyak bergerak."

Setelah kepergian dokter itu, Alex langsung masuk ke ruangan Kyra.

"Papa mama masih ada kan Lex?"

Alex bahkan belum sempat duduk, Kyra sudah menanyakan hal itu kepadanya.

"Ky lo gak boleh gini, mereka udah tenang." nasihat Vivi.

Kyra kembali menangis sembari meremas kuat selimut yang membaluti tubuhnya. Sakit di tubuhnya tidak sebanding dengan sakit dihati setelah kehilang kedua orang yang disayanginya.

Alex berdiri dan meninggalkan ruangan itu, tidak sanggup melihat keadaan Kyra yang hancur.

Ia hanya berharap semoga semuanya bakal baik baik saja.

ALEXANDER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang