Bagian 24

266 36 32
                                    

Begitu banyak penderitaan dan penyesalan, sayang sekali aku tak bisa memperbaikinya lagi. Semuanya sudah diluar batas kemampuanku. Sekuat apapun aku akan tetap kalah oleh amarahku sendiri.

Aku bukan psikopat, bukan. Aku melakukan semua itu dengan amarah yang mengendalikan diriku sendiri dan aku sadar dengan apa yang telah kulakukan. Apa istilahnya? Orang sakit jiwa, tidak sehat mental atau apa?

Sekitar lima hari aku dirawat di rumah sakit, di temani keenam teman-temanku dan dua orang gadis. Salah satu dari kedua gadis itu aku mengenalnya, Seong Eun Ra.

Aku kembali ke basecamp, tidak ada rumah lagi bagiku selain di sini. Entah apa yang akan aku lakukan dengan rumah megah tempat di mana aku, ibu dan ayah pernah tinggal di sana.

Malam ini Jhope yang menjagaku, sekarang ini dia tengah memesan beberapa makanan. Sembari menunggu ia menyalakan televisi yang tengah menampilkan berita bahwa ada seorang wanita paruh baya yang di siksa di sebuah gang sempit, aku menutup mataku. Akulah pelakunya.

"Hyeong."

Aku membuka mataku, Jhope sudah berada di depan meja dengan makanan pesanannya yang hampir memenuhi meja. Aku terdiam, menatap matanya seakan bertanya untuk apa makanan sebanyak ini?’

"Ayolah hyeong kau harus makan, lihat tubuhmu semakin kurus saja."

Aku bangkit dari posisi tidurku lalu ikut duduk di sebelah Jhope. Min Suga adalah anak yang pendiam namun dia bisa cerewet di beberapa waktu, itulah aku yang Bangtan kenal. Bukan seorang pembunuh gila di mana dia membunuh hanya karena melihat kemiripan dari seseorang.

Benar, aku tak membunuh orang asal-asalan, semuanya ada alasan tertentu. Mereka adalah orang-orang yang mengingatkanku pada ibu atau kalau tidak ayah. Melihat perilaku, ucapan atau sifat seseorang yang mirip dengan kedua orang tuaku akan membuat amarahku kian memuncak.

Di sanalah aku tak bisa berpikir jernih. Seluruh tubuhku dikendalikan dengan amarah, pernah aku menangis setelah membunuh seseorang. Aku mohon maafkan aku, semua ini diluar kendaliku. Aku harap kalian tenang di sana.

"Hyeong, kenapa melamun?" tanya Jhope. Aku menggeleng lalu memakan makanan itu cukup banyak, itu karena dia memaksaku terus-menerus. Sesekali aku tersenyum karena lelucon yang Jhope buat, dia sangat lucu.

"Kau mau tidur di kamar atau di sini?"

"Di sini."

Jhope mengambil sampah bekas kami makan lalu berjalan ke depan basecamp untuk membuangnya. Dia kembali lalu mematikan televisi nya.

"Baiklah, aku juga di sini."

=====

Hari indah nan cerah datang, seorang gadis tengah berdiri di depan halte bus sembari merenung. Kesadarannya kembali saat sebuah bus berhenti di hadapannya, ayolah fokus fokus, hari ini adalah hari pertama dia menjalankan tugas.

Drrtt Drrtt

"Hallo?"

"Kau sudah siap?"

Gadis itu mengangguk kecil. "Aku siap."

Hening, tidak ada yang berbicara lagi. Namun selang beberapa detik akhirnya terdengar suara dari orang itu lagi.

"Hari ini kau boleh bergabung dengan kami, misalnya ke kantin. Manfaatkan hari ini agar kau lebih mengenali Suga hyeong."

Lagi-lagi gadis itu mengangguk. "Baiklah seonbae-nim, aku mengerti."

"Oke, fighting! Aku yakin kau bisa melakukannya, Eun Ra."

Gadis itu tiba di sekolah tepat waktu. Di perjalanan tak sengaja ia berpas-pasan dengan Kim Taehyung. Pria itu tersenyum lebar lalu mereka berjalan bersama menuju kelas, yah hanya sampai lantai satu sih.

AGUST ' D || myg ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang