Bagian 30

236 32 11
                                    

Sinar matahari yang menyeruak masuk ke dalam ruangan itu membuat seorang pria mau tak mau harus membuka matanya. Dia terbangun dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Samar-samar ia melihat seseorang berbaju seragam tengah membelakanginya.

Mata pria itu menyipit. "Suga hyeong?"

Merasa namanya disebut, Suga pun berbalik menatap adiknya tanpa ekspresi. "Hm?"

Jungkook mengucek matanya berkali-kali. Apa ini sungguhan atau dia sedang berada di alam mimpi? Mau apa Suga bersiap dengan seragam sekolah pagi-pagi begini? Semoga hyeong-nya ini baik-baik saja.

"Kau mau kemana pagi-pagi begini?"

Suga kembali mengecek penampilannya di depan cermin. "Sekolah. Kau juga cepatlah bersiap-siap, aku tidak mau terlambat."

"Aish sejak kapan kau jadi rajin, hyeong?" celetuk Jungkook lalu berjalan santai sembari mengambil handuk pink yang menggantung di dekat Suga. Handuk itu sebenarnya milik Jin, mereka sudah terbiasa menggunakan peralatan milik anggota lain.

Sembari menunggu Jungkook, Suga duduk di ruang tengah seraya memainkan ponselnya. Ujung bibirnya sedikit terangkat hingga seakan ia terlihat tengah tersenyum tipis namun begitu singkat.

"Hyeong, sebenarnya ada apa?" tanya Jungkook yang baru keluar dari kamar mandi, sembari menggosok-gosokkan handuk ke rambutnya.

Lelaki berkulit pucat itu mengangkat kepalanya. "Aku hanya sedang ingin berangkat pagi, kenapa kau bertanya terus?"

Jungkook terdiam karena bingung harus membalas apa. Pada akhirnya anak itu menuju ke kamarnya. Setelah keduanya siap, mereka berjalan keluar basecamp lalu memasuki mobil milik Taehyung.

Saking dekatnya mereka, meninggalkan mobil saja sudah tak ragu. Karena Jungkook belum cukup umur, alhasil Suga-lah yang harus menyetir mobil hari ini. Mereka sampai di sekolah. Suasana pagi begitu dingin dan sunyi, bahkan terlihat bibir dan hidung kedua orang itu sedikit berwarna merah.

"Dingin sekali!" rengek Jungkook yang tak di dengarkan oleh Suga. Dia malah berjalan meninggalkan Jungkook sendirian di tempat parkir.

Rupanya ada yang lebih awal dari mereka. Seorang gadis tengah tertidur di tempat duduknya menggunakan lipatan tangannya sebagai bantal. Entah ada angin dari mana tapi Suga berkata ia ingin melihat kelas Jungkook.

Awalnya Jungkook merasa heran, tapi daripada membuat perdebatan dengan Suga yang tidak akan ada akhirnya lebih baik diam saja, itu adalah pilihan terbaik.

"Apa gadis itu selalu berangkat sepagi ini?"

Jungkook mengendikkan bahunya. "Entahlah, aku juga baru pertama kali datang ke sekolah sepagi ini jadi aku tidak tahu."

Suga mengangguk kecil. "Aku pergi dulu."

Tring

Bel istirahat pertama berbunyi. Seperti biasa anggota Bangtan, Eun Ra dan Soo Jin berkumpul di kantin. Yang paling membuat Eun Ra gugup saat ini adalah karena Suga duduk tepat di sebelahnya. Jangan tanya bagaimana perasaannya sekarang, kalian bisa tebak sendiri.

"Bagaimana lenganmu?"

Eun Ra menoleh dengan kedua mata yang sepenuhnya membulat. "Apa?"

Lelaki berkulit pucat itu menghela nafas panjang. Ia menoleh dan menatap mata Eun Ra, tak sadar bahwa sedari tadi Namjoon memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Lelaki pemilik dimple manis itu tersenyum tipis.

Suga terdiam, dia malah sibuk meneliti wajah Eun Ra dengan tatapannya yang sulit diartikan. Hingga pada akhirnya Suga sadar dengan apa yang ia lakukan.

"Lupakan."

"Kemarin Eun Ra di serang lagi ya? Untunglah Suga hyeong datang tepat waktu," ujar Namjoon tiba-tiba membuat mereka yang berada di meja itu menatap padanya.

"Apa itu ulah penggemarku lagi? Ya ampun tolong maafkan aku, Eun Ra," ucap Taehyung merasa bersalah. Gadis itu menggeleng kecil sambil tersenyum.

"Sudahlah lupakan, lagipula Suga seonbae-nim menyelamatkanku jadi aku tidak apa-apa."

Mereka tersenyum kecuali Soo Jin. Dia menatap Eun Ra begitu tajam seakan sedang mencari sesuatu dari wajah sahabatnya itu. Hingga tiba-tiba saja Soo Jin berdiri dari tempat duduknya.

"Eum, maaf aku dan Eun Ra ijin ke toilet dulu ya, seonbae-nim."

Namjoon menanggapi perkataan Soo Jin dengan anggukan kecil. Gadis itu tersenyum lalu memegang erat tangan Eun Ra lalu menariknya menjauh dari meja Bangtan menuju ke sebuah tempat yang sepi.

"Seong Eun Ra," panggil Soo Jin dengan mimik wajah serius. Sedangkan Eun Ra hanya bisa menatap Soo Jin bingung, kenapa dia mendadak jadi serius begini?

"Sudah lama aku ingin mengatakan ini, tapi kumohon jangan terlalu berharap pada Suga seonbae-nim. Aku tidak mau kau terluka."

"Ck kau sudah berulang kali mengatakannya. Lagipula kenapa aku harus terluka? Lihat aku baik-baik saja sampai sekarang, malahan dia selalu menyelamatkanku."

"Hanya menyelamatkanmu dua kali kau langsung percaya padanya begitu? Seong Eun Ra, kau belum benar-benar memahami pria dingin itu."

Eun Ra mendadak terdiam dan tatapannya berubah dingin. "Sebenarnya apa maksudmu? Katakan saja apa yang ingin kau katakan."

Soo Jin menunduk sejenak. "Maaf tapi kumohon ingat selalu tugasmu. Kau di percayai oleh anggota Bangtan untuk membantu mereka menyembuhkan Suga seonbae-nim seperti semula."

"Bukan untuk menyukai atau bahkan mencintainya melebihi batas. Ingat Seong Eun Ra, kau hanya penggemarnya."

Jleb. Di pukul oleh kenyataan sungguh menyakitkan, semua itu memang benar. Akhir-akhir ini dia terlalu berharap pada Suga hingga melupakan apa yang seharusnya ia lakukan. Eun Ra menutup matanya sejenak, menahan segala emosi yang bergejolak di lubuk hatinya.

Gadis itu menatap Soo Jin sembari tersenyum tipis. "Kau tenang saja, aku tidak mencintai Suga seonbae-nim. Aku hanya membantunya untuk sementara."

Soo Jin tersenyum tipis lalu memegang erat bahu Eun Ra. "Baguslah, aku senang mendengarnya."

TBC

AGUST ' D || myg ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang