CH.04 •BERTEMU KEMBALI

221 122 81
                                    

Vote yuk Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote yuk Vote!

---🌹🌹🌹---

Jika saat bel istirahat berbunyi semua murid akan pergi ke kantin, berbeda dengan seorang pria dengan seribu pesona nya.

"Aduh, pak sakit nih. Nanti kuping saya copot!"

Prince terus menerus meronta agar ia bisa lepas dari jeweran Pak Herman. Ia yakin pasti Telinga nya sudah memerah.

"Nggak mungkin hanya karena di jewer bisa copot!" ucap Pak Herman yang masih terus menjewer telinga Prince dan melangkah untuk membawa Prince ke suatu tempat

"Saya pernah baca di koran pak!" ujar Prince sambil meringis, sungguh ia berani sumpah jeweran Pak Herman adalah yang paling mematikan

Pak Herman sontak berhenti, ia menatap Prince lekat. "kamu beneran?" tanya Pak Herman

Prince mengangguk, ia masih menahan rasa sakit pada telinga nya yang masih di Jewer oleh pak Herman.

"Kamu nggak sedang berbohong?" tanya Pak Herman memastikan

Prince menggeleng. "beneran pak, kata nya ada hukuman penjara nya pak!"

Pak Herman tersentak. "ha? "

"Kamu pasti bercanda!" lanjut Pak Herman menghilangkan rasa terkejutnya

"Nggak pak, Prince beneran!" Prince menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah nya seolah berkata bahwa ia tak berbohong

Pak Herman pun melepaskan jeweran nya, ia sedikit takut. Ia tahu betul bahwa Prince berasal dari keluarga terpandang, dan bisa saja ia dilaporkan oleh keluarga Prince.

"Ya sudah, sekarang masukkan baju mu!" ucap Pak Herman tegas

Prince pun memasukkan baju seragam nya dengan segera, bisa-bisa ia kena jewer lagi nanti.

"Besok pakai dasi nya!" ucap Pak Herman mengingatkan

Prince memasang posisi Hormat. "siap delapan enam pak!"

"Ya sudah, sekarang kamu ke Perpustakaan. Lalu bersihkan!" suruh Pak Herman

Prince melongo. "Lho, kan saya udah dapet jeweran pak. Masa harus bersihin perpustakaan juga!" ucap Prince tak terima

"Kamu mau saya suruh bersihkan taman belakang sekolah?" tawar Pak Herman menatap Prince dengan galak

Prince langsung menggeleng, lebih baik ia di suruh membersihkan perpustakaan di banding harus membersihkan taman belakang yang terkenal angker.

Tapi ingat, ia bukan sosok lelaki pengecut yang bermental tempe. Hanya saja ia sedikit---ah, sudahlah tidak perlu di detailkan lebih lanjut.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang