Prince melangkahkan kaki nya menyusuri koridor sekolah dengan tergesa-gesa, lelaki tampan itu kini tengah terburu-buru karena ingin menemui Zeline.
Hari ini ia telat bangun dan berakhir tidak bisa menjemput Zeline, dan itulah mengapa ia ingin pergi ke kelas gadis itu untuk meminta maaf.
Langkah Prince berhenti saat suara bel pertanda masuk kelas sudah berbunyi dengan kencang, lelaki itu kemudian mengacak rambutnya kesal.
"Kenapa mesti bunyi sekarang!" gerutu Prince.
Lelaki itu kemudian berniat untuk melanjutkan langkahnya. Namun baru selangkah, lelaki itu tiba-tiba saja berhenti.
Entah mengapa, wajah pak Herman yang begitu seram saat marah terlintas begitu saja di pikirannya.
"Horor juga kalo gue lanjutin," ucap Prince sambil bergidik ngeri.
Lelaki itu kemudian pun memutuskan untuk pergi ke kelas saja secepatnya, ia berpikir bisa bertemu Zeline nanti saat jam istirahat.
Dengan kaki panjang nya itu ia berlari cepat menuju kelas, mengabaikan para murid perempuan yang terlihat melongok dari jendela kelas sambil meneriaki namanya dan menyebutnya tampan.
Ah, baginya itu sudah menjadi hal biasa. Ia sudah terlalu terbiasa dengan wajah tampannya ini.
---🌹🌹🌹---
Bel istirahat berbunyi dengan kencang, seperti hari biasanya. Semua murid akan langsung ribut dan bergegas pergi ke kantin.
Bel saja baru berbunyi, tapi kantin sudah langsung penuh oleh para murid kelaparan.
"Lo mau kemana?" tanya Ryan yang melihat Prince begitu terburu-buru bangkit dari kursinya, padahal sang guru baru keluar beberapa detik yang lalu.
"Gue mau ke kelas Zeline dulu," ucap Prince tanpa menatap Ryan.
"Lo ngapain ke kelas Zeline?" tanya Kevan penasaran.
Prince mengurungkan niatnya untuk melangkah keluar kelas, ia kemudian membalikkan badannya dan menatap Kevan dan Ryan yang juga tengah menatapnya.
"Gue mau minta maaf karena gak bisa jemput dia tadi,"
Ryan dan Kevan saling beradu pandang. Dan tanpa basa-basi lagi, Prince langsung membalikkan badannya dan melangkah keluar kelas.
"ZELINE HARI INI GAK MASUK PRINCE!"
Suara Kevan yang begitu kencang membuat Prince menghentikan kembali langkahnya.
"Zeline, gak masuk?" tanya Prince.
Kevan dan Ryan mengangguk bersamaan.
Prince yang melihat anggukkan dari kedua sahabatnya itu langsung menghampiri keduanya.
"Lo berdua kagak bohong, 'kan?"
Kevan berdecak. "Buat apa sih gue bohong soal Zeline,"
Prince membenarkan ucapan Kevan dalam hati, apa untungnya kedua temannya itu bila merema tengah berbohong tentang Zeline saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen Fiction[ Fiksi Remaja ] [ ON GOING ] Bagi Prince, seorang gadis datar yang ia temui waktu itu, membuat dirinya menjadi aneh. Kadang ia tersenyum tak jelas, kadang ia merasa seperti memiliki penyakut jantung, karena jantungnya yang berdetak tak normal. Kada...