---🌹🌹🌹---
Pak Heri terkejut melihat tiga pria berstatus 'brandalan sekolah' berada di perpustakaan. Siapa lagi kalau bukan Prince Harsa Arjuna, Ryan Arviano dan Kevano Adrian.
"Bapak Heri yang budiman, dengan penuh keikhlasan hati. Walau tidak sepenuh nya, saya di sini Kevano Adrian dan kawan-kawan. Ingin membantu Bapak Heri yang budiman untuk membersihkan perpustakaan!" ucap Kevan dengan maksud menjawab kebingungan Pak Heri.
Pak Heri menggeleng pelan, ada-ada saja.
"Kalian di hukum? Pak Herman, pasti." tebak Pak Heri.
Kevan terkekeh. "Aduh duh, Bapak Heri ini suka sekali menuduh Pak Herman--"
Plakkkk
"Ayyan, ngapain Lo mukul gue!" sentak Kevan tak terima tengkuk nya di pukul dengan begitu keras.
"Lo kalo ngomong, mikir dulu kek!" cibir Ryan.
Kevan bingung, memang ia salah apa?
"Maaf Pak Heri, si Kevan emang nggak pernah mikir dulu. Jangan di masukkan ke hati, oke pak?!" Ryan jadi merasa tak enak pada Pak Heri karena teman nya main asal bicara saja.
Pak Heri tersenyum, ia tahu kalau ketiga pria ini suka bercanda. Jadi ia tak pernah terlalu serius pada mereka.
"Bapak biasa aja, sudah kebal!" ucap Pak Heri.
Prince hanya diam, sedari tadi ia mencari keberadaan seorang gadis yang berniat ia temui.
"Nyari Zeline?"
Suara Pak Heri membuat Prince terkejut bukan main, ia menoleh ke arah Pak Heri dengan wajah kaget setengah mati.
"Bapak tahu kamu suka sama Zeline," ucap Pak Heri menjawab keterkejutan Prince
Ryan dan Kevan sontak menatap Prince.
"Ma-maksud nya Zeline Evelyn? Yang punya buku itu?!" ucap Kevan Heboh, ia begitu histeris mengetahui bahwa itulah ternyata tujuan Prince ikut dengan diri nya dan Ryan.
"Gila-gila, ternyata ini tujuan Lo ikut kita?!" ucap Ryan tak kalah histeris dari Kevan.
Prince menghela nafas nya, ia sekarang berharap Zeline tak datang. Bisa bahaya kalau kedua teman nya tahu siapa Zeline, pasti gadis itu akan di goda habis-habisan.
Namun sayang, dewi fortuna sedang tidak berpihak pada nya.
"Nah, itu Nak Zeline!" ucap Pak Heri tersenyum manis ke arah pintu perpustakaan.
Zeline yang baru saja melangkah masuk sedikit kaget, namun dengan cepat ia mengubah kembali wajah nya menjadi datar.
Ketiga Pria itu menoleh ke arah Pintu perpustakaan, dimana seorang gadis tengah berdiri di sana dengan wajah datar nya sambil memegang dua buah buku paket di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen Fiction[ Fiksi Remaja ] [ ON GOING ] Bagi Prince, seorang gadis datar yang ia temui waktu itu, membuat dirinya menjadi aneh. Kadang ia tersenyum tak jelas, kadang ia merasa seperti memiliki penyakut jantung, karena jantungnya yang berdetak tak normal. Kada...