CH.14 •BERTAMU

83 27 76
                                    

Zeline berdecak kesal, ia sedari tadi hanya dapat membatin sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeline berdecak kesal, ia sedari tadi hanya dapat membatin sebal. Sedangkan pria di depan nya yang tengah mencoba fokus ke jalan itu hanya tersenyum terus-menerus seperti orang gila.

Itu karena dia saking senang nya berhasil membujuk Zeline untuk pulang bersama nya, walau hanya mengantar nya dari depan komplek sampai ke rumah nya. Tapi bagi Prince itu sudah cukup.

Flashback on:

"Sekali aja, pulang bareng gue,"

Deg,

Zeline merasakan detak jantung nya yang begitu bergemuruh di sana, ia begitu merasa ada sesuatu yang aneh dalam dada nya setelah mendengar bisikan lembut dari Prince.

"Jangan deket-deket!" Zeline tersadar, ia dengan segera menjauhkan tubuh nya dari Prince. Jujur saja, ia gugup.

Prince tersenyum melihat tingkah Zeline yang menurutnya, begitu manis.

"Ayo," Prince menarik tangan Zeline dengan halus, entah setan apa yang merasuki Zeline saat ini. Ia malah diam saja dan menuruti apa kemauan Prince.

"Gadis pintar," puji Prince setelah ia melihat Zeline diam saja dan menurut.

Flashback off:

"Berhenti!"

Zeline menepuk bahu Prince, Prince yang terkejut refleks menghentikan motor nya secara mendadak.

Prince menoleh ke belakang, lalu ia menyengir. "Udah nyampe ya, kok ga berasa udah nyampe aja!"

Zeline memutar bola mata nya malas, ia membuka pengait helm milik Prince. Sebenarnya untuk apa sih dia pakai helm? Padahal cuman dari depan komplek sampai rumah nya.

Zeline memberikan helm tersebut pada Prince dengan wajah nya yang datar.

"Sama-sama," ucap Prince sengaja. Ia mengambil helm yang berada di tangan Zeline.

Zeline tak peduli dengan sindiran yang di ucapkan Prince, ia malah melengos pergi setelah memberikan helm milik Prince.

Ceklek

Zeline mendorong pintu rumah nya, ia melangkah masuk setelah mengucapkan salam. Setelah nya, ia membalikkan badan nya untuk menutup pintu rumah nya kembali.

"Wait--" Prince menahan pintu rumah Zeline, ia tersenyum. Etahlah, ia sedang berbunga-bunga.

Zeline menaikkan sebelah alis nya, mau apalagi sih? Batin Zeline sebal.

"Gue mau main bentar, boleh kan?" tanya Prince masih dengan senyuman manis di wajah nya.

"Nggak." Zeline mencoba menutup Pintu rumah nya, namun gagal. Tenaga Prince lebih besar di banding tenaga nya.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang