20. Semoga Disemogakan (1)

87 5 0
                                    


Jangan terlalu cepat menilai baik-buruknya sesuatu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Nggak nyangka sore-sore gini ada para pria ganteng main ke rumah. Ada apa? Kata Alysha kalian nanyain Om." Ucap Hamdan memecah keheningan.

"Saya nemenin Syafril, Om." Jawab Wisnu cepat.

Mendengar itu, Syaf memandang Wisnu dengan kesal. Wisnu hanya menyembunyikan tawanya dengan tangan saat melihat ekspresi Syaf.

"Kalo mau main, ya main aja. Jangan sungkan-sungkan, lah. Kalian udah kayak anak Om sendiri."

Dania, ibu Alysha, datang dengan nampan berisi tiga cangkir teh manis hangat dan sepiring kue.

"Tante nggak tau kalian sukanya apa. Jadi, Tante buatin teh manis aja, ya. Silahkan diminum." Ucap Dania ramah.

"Lho, Lysha mana?" Tanya Hamdan.

"Ada di kamar, sama Azzam. Azzam manja banget sama Alysha, gemes sendiri liatnya." Jawab Dania antusias.

"Sana susulin." Ucap Hamdan dengan nada kesal yang dibuat-buat.

"Ngaco ih, kamu. Cemburu kok sama Azzam. Ya udah lah, mau ke mini market dulu ada yang perlu dibeli. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab para pria yang ada di sana.

Melihat Syaf masih diam, Wisnu memberi isyarat dengan menginjak kaki Syaf.

"Aduh!" Syaf menatap Wisnu tak terima.

"Kenapa, Syaf?"

"Nggak apa-apa, Om."

"Om perhatiin dari tadi kalian kayak mau ngomong sesuatu. Ngomong aja, nggak usah ada rasa nggak enak gitu."

Wisnu terus memperhatikan Syaf yang masih diam. Hingga yang terdengar lagi adalah suara Hamdan. Bukan berbicara kepada dua pria di depannya, ia berbicara pada perempuan cantik yang sedang melangkah menuruni tangga.

"Mau ke mana, Lysh?"

"Ke dapur. Azzam minta susu. Ayah perlu sesuatu?"

"Nggak, kok. Bikin susu buat Azzam aja."

Mendengar jawaban ayahnya, Alysha melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Azzam itu siapa, Om?" Tanya Syaf.

"Akhirnya kamu bersuara juga," Hamdan tertawa. "Kalian nggak mau ngobrol sama Alysha biar sekalian minta dikenalin ke Azzam?"

Syaf menatap Wisnu yang dengan santainya tengah menyeruput teh manis. Suasana hening lagi untuk kesekian kali.

"Lysha!" Panggil Hamdan saat melihat Alysha hendak menaikki tangga dengan segelas susu cokelat di tangannya.

"Iya, Ayah?"

"Ke sini sebentar."

Alysha mendekat ke arah Hamdan, namun enggan memandang tamu-tamu rumahnya sore itu.

"Coba kamu ajak Azzam ke sini."

"Tapi--" Alysha hendak menolak.

"Nggak apa-apa, Azzam udah sehat, kok, In Syaa Allah. Susunya taruh di meja aja."

"Ya udah. Sebentar."

Alysha meletakkan gelas susu itu di meja dan menaikki tangga.

"Lho, ayo, Syafril, Wisnu, tehnya diminum. Kuenya juga. Alysha yang bikin tadi."

Debar tanpa Definisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang