26. Mengecup Senyap

72 4 0
                                    

Barakallahu laka wa baarakaa alaika wajamaa bainakuma fii khoir
(Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan)

                                           ***

Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq.”


Syaf berhasil mengucap kabul dengan lantang dan dalam satu nafas. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya dan juga orang-orang yang sedari tadi ikut tegang menyaksikan prosesi akad Syaf dan Alysha.

Setelah doa bersama selesai, Alysha diantar oleh Dania dan Fida untuk duduk di samping Syaf. Mempelai wanita ini begitu anggun dengan gaun putihnya, selaras dengan warna pakaian yang Syaf kenakan.

Cincin pernikahan telah tersemat manis di jari keduanya. Dua orang yang siap melalui fase baru dalam kehidupan mereka. Bukan perkara mudah untuk bisa bertahan sampai di titik ini. Begitu panjang alur dari Allah untuk mempertemukan mereka dalam satu ikatan pernikahan.

Alysha mencium punggung tangan Syaf dengan khidmat. Surganya telah berada pada sosok laki-laki di depannya ini. Dulu, mereka sempat mencoba saling mengikhlaskan, namun rencana Allah begitu sulit diterka, bukan?

Syaf meletakkan tangan kanannya di puncak kepala Alysha dan memejamkan matanya, mengurai doa semoga kebaikan selalu bersama istri terkasihnya. “Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih.”

Alysha mengangkat kedua tangannya, meng-aamiin-kan apa yang imamnya semogakan. Air matanya mengalir seiring kebahagiaan yang bermuara di dasar hatinya.

Selesai dengan doanya kepada Sang Pemilik Hati, Syaf mengecup dahi Alysha dengan penuh ketulusan. Setelahnya, ia menangkup wajah Alysha yang tertutup sebagian oleh nikab dengan kedua tangan kekarnya. Alysha menatap tepat di mata Syaf. Begitu juga dengan Syaf yang menatap mata Alysha dalam, sepasang mata indah yang sering ia adukan pada Rabb-nya.

Syaf berkata pelan, “Terima kasih telah bersedia menjadi istriku, menjadi pendamping hidupku, dan menjadi ibu dari anak-anakku nanti. Akan aku bahagiakan kamu dengan apa yang aku bisa. Tetaplah bersamaku dan menjadi bidadariku, untuk dunia sampai ke surga-Nya.”

Sahabat dan kerabat hadir untuk memberi doa dan ucapan selamat. Semuanya menampilkan raut wajah kebahagiaan, tak kalah bahagia dengan sepasang pengantinnya.

“Selamat ya, Bro Syaf,” Jojo memeluk Syaf sebentar, “akhirnya nikah juga.”

“Makasih, Jo.” Ucap Syaf.

“Semoga cepet nyusul punya bayi juga, ya.” Ucap Nadia dengan perutnya yang sudah mulai membesar.

Aamiin.” Syaf dan Alysha meng-aamiin-kan ucapan Nadia bersamaan.

Sebagai suami siaga, Jojo selalu berada di samping Nadia. Begitu juga Abigail yang selalu di samping Zivanna yang tengah hamil juga.

“Alysha!!!” Zivanna memeluk erat Alysha antusias.

“Ziv, baby-nya kegencet. Jangan kekencengann meluknya.” Ucap Abigail dari belakang Zivanna.

“Iya, maaf,” Zivanna mengurai pelukannya, “Selamat, ya, Lysh. Akhirnya nikah juga sama Syaf.”

“Makasih, Ziv.”

Zivanna adalah salah satu saksi perjalanan cinta Alysha. Mengenal sosok Zivanna sebagai sahabat rasa keluarga adalah anugerah yang tak henti ia syukuri.

Debar tanpa Definisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang