23. Ego

75 4 0
                                    

Cukup dia yang aku jadikan sebagai masa lalu.
Kamu jangan, ya. : )

***

Alysha terbangun pukul 2 pagi. Ia menatap layar ponselnya dan penggilannya dengan Syaf masih aktif. Tak lama, hanya beberapa menit saja sampai Syaf yang mematikan panggilannya lebih dulu.

Makasih, ya.

Sebuah pesan masuk dari Syaf. Jemari Alysha mulai menari di atas layar ponselnya untuk mengetikkan sesuatu sebagai balasan.

Sama-sama. Jaga kesehatan, Syaf.

Setelah pesan balasannya terkirim, Alysha bangun dan pergi ke kamarnya untuk melaksanakan salat malam.

Alysha memutuskan menyelesaikan pekerjaan rumah dan berangkat ke kantor lebih awal. Ia akan menjenguk Sheana dulu di rumah sakit. Sebelum sampai, Alysha mampir untuk membeli buah tangan.

Alysha sampai di ruangan Sheana, hanya ada Sheana dan Syaf.

Assalamualaikum.” Ucap Alysha.

Waalaikumsalam.” Jawab Sheana dan Syaf serempak.

“Alysha!” Sheana begitu antusias dengan kedatangan Alysha.

Sheana mengangkat kedua tangannya meminta sebuah pelukan dari Alysha.

“Kok bisa sakit?” Tanya Alysha setelah pelukan mereka terurai.

Bukannya menjawab, Sheana justru menutup sebagian wajahnya dengan selimut.

“Kenapa?”

“Malu, ih,” jawab Sheana pelan. “Aku cuma syok aja kemarin. Biar Bang Syaf yang cerita.”

Alysha hanya tersenyum sebagai jawaban.

“Itu aku bawain buah, jangan lupa dimakan.”

“Iya, Kakak ipar. Makasih, ya. Jadi makin sayang.” Ucap Sheana setengah tertawa.

“Aku harus ke kantor. Cepet sembuh, ya.” Alysha mengelus pelan kepala Sheana yang tertutup jilbab, “Assalamualaikum.”

Waalaikumsalam. Hati-hati, Lysh.” Balas Sheana.

Alysha tersenyum dari balik nikab dan mengangguk sekilas pada Syaf sebelum keluar dari ruangan Sheana.

Tak lama setelah Alysha keluar, Sheana langsung menyambar buah dari Alysha dan memakannya.

“Nggak keliatan kayak orang sakit kamu, Dek,” ucap Syaf. “Abang keluar sebentar.”

Sheana mengangkat jempolnya sebagai respons untuk Syaf.

Sampai di parkiran rumah sakit, Syaf menghampiri Alysha yang berdiri di samping motornya sambil memainkan ponsel.

“Lysh?”

“Eh? Kenapa, Syaf?”

“Lamaran Shea batal. Mungkin kemarin dia kaget sampe drop. Makasih udah jenguk dia.”

Alysha terdiam cukup lama. Gadis itu ingin menanyakan alasan kenapa lamaran Shea batal, namun ia merasa tak enak.

“She cewek kuat. Sebentar lagi juga sembuh.” Ucap Alysha.

Hening terjadi cukup lama antara keduanya.

“Lysh, orang yang akan menikah pasti banyak ujiannya. Kuat, ya,” ucap Syaf dengan begitu tulus.

Alysha merasa tertampar dengan perkataan Syaf. Hampir saja ia gagal dalam ujiannya ini dengan membiarkan Haris kembali masuk ke dalam kehidupannya. Gadis itu terus ber-istighfar di dalam hati. Rasa bersalah itu kembali menyayat perasaannya.

Debar tanpa Definisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang