10|¦ CHANGE

792 36 4
                                    

Alder tengah terbaring di sebuah ranjang yang berada di uks kampus nya. Ia mulai terbangun dan mengatur pencahayaan yang menusuk pupil matanya.

"Akkhh. Njir lama amat gua tidur." gumamnya seraya ia mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk.

Namun, aktivitasnya terhenti ketika ia melihat seoarang gadis yang tengah berusaha membuka matanya yang berada tepat di sebelah ranjang yang ia tempati.

Wajah wanita tersebut tidak asing baginya. "Lu Ella kan?" tanya Alder memanggil wanita yang tengah mengubah posisinya menjadi duduk.

Yang dipanggil langsung menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya pada Alder.

"Lu manggil gua?" ujar wanita tersebut seraya ia menunjukkan jari telunjuknya kepada dirinya sendiri.

"Iya."

"Sorry, nama gua Stella bukan Ella."

"Suka-suka gua lah. Mulut-mulut gua."

Stella hanya memutar bola matanya malas. "Lu ngapain di sini? Tadi pingsan?" tanya Alder seraya ia turun dari ranjangnya dan merapihkan isi tasnya.

"Gua bolos."

"Kaga nyangka gua. Lu kan cewek, ternyata lu demen bolos juga."

"Terus?" tanya Stella seraya ia menaikkan sebelah alisnya menatap Alder jengkel.

"Ya..udah gitu."

"Terus abis ini lo mau ngurusi kehidupan gua?"

"Kaga."

"Orang-orang juga awalnya bilang gitu. Tapi pada kenyataannya, mereka ga punya kerjaan dan ikut campur dalam urusan orang lain."

"Tapi gua-"

"Gausah ngelak." potong Stella dengan cepat dan raut wajah yang datar.

Sepertinya emosi Alder sudah memuncak menanggapi ucapan wanita yang berada tak jauh dari dirinya. Pasalnya, cara berbicara Stella dengannya sangatlah menjengkelkan.

Dengan segera Alder bangun dari duduknya dan menghampiri Stella yang tegah sibuk membereskan tasnya. Ia mencekal tangan Stella, membawa Stella ke sudut ruangan. Ia memojokkan Stella dengan tangan yang masih mencekal tangan Stella. Ia menempelkan tangan Stella pada dinding.

"Gua gua ga bakal ikut campur urusan lo. Kenapa segitunya lo yakin kalo gua bakal ikut campur urusan lo?" tanya Alder dengan penuh tekanan. Sedangkan yang tengah di pojokkan hanya menatapnya dengan tatapan dingin.

"Semua orang awalnya bilang gitu."

"Tapi gua enggak."

"Siapa yang bisa menjamin kalo lo ga bakal ikut campur urusan gua?"

"Gua sendiri."

"Kalo sampe lu ikut campur urusan gua?"

Hening.

Alder tak bisa membalas perkataan Stella. Stella terlalu pandai dalam berbicara. Walapun ekspresi Stella dingin, tapi cara berbicaranya sangat pandai.

"Lepas." ujar Stella memberontak.

Alder hanya bisa menuruti perkataan Stella. Ia melepaskan cekalan tangan Stella yang sedari tadi ia tumpu di dinding. Stella langsung mengambil tas miliknya dan pergi meninggalkan Alder sendirian. Sedangkan Alder, ia hanya menatap kepergia Stella dengan raut wajah datar.

"Sebenernya gua bisa aja ikut campur urusan lo, karena gua mulai suka sama lo." gumam Alder.

...

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang