26|¦ CHANGE - ( revisi )

294 16 4
                                    

Sebelum baca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu, jangan jadi sider ya !!

Mari kita tambahkan satu konflik lagi yang akan menuju ending. Sebenarnya masih lama juga sih. Tapi ya sudah lah.

Happy Reading

••••••✧ !!!

"Penyesalan memang selalu datang di akhir. Lantas, untuk apa manusia berniat melakukan sesuatu jika pada akhirnya mereka akan menyesal?"

.
.
.

"Elah njir, nonton tayo aja buset." ujar Aldo seraya ia mencoba untuk merebut remot televisi yang tengah di pegang oleh Justin.

"Ck!! Apaan sih Nonton tayo." desis Justin yang mencoba untuk menghindar dari Aldo agar anak itu tidak berhasil untuk merebut remot televisi darinya. Namun, pada akhirnya Aldo pun berhasil merebut remot televisi tersebut dari Justin. Justin hanya berdecak malas melihat kelakuan temannya itu.

"Bodo, dari pada nonton sinetron azab, kaya emak-emak aja."

"Mendingan sinetron azab dari pada tayo bego!! Lebih dewasa sedikit!!"

"Cerewet lu. Udah nonton aja!!"

Justin hanya bisa menghela napasnya kasar. Tak tahu lagi bagaimana melawan temannya yang satu ini. Pada akhirnya pun ia memilih untuk ikut menonton apa yang tengah di tonton oleh Aldo walapun itu sedikit menjengkelkan.

Ceklek!

Seseorang baru saja keluar dari salah satu kamar membuat Justin yang tengah sibuk menonton refleks menolehkan kepalanya. Ia ber-oh kecil saat mengetahu siapa orang tersebut.

Alder berjalan menuju kedua temannya itu dan mendudukkan dirinya di sebelah Justin. Lantas ia pun menyerngitkan dahinya heran saat melihat apa yang tengah di tonton oleh kedua temannya tersebur.

"Jus-"

Hei tayo, hei tayo
Dia bis kecil ramah
Melaju, melambat, tayo selalu senang

Seketika ucapan Alder tertahan di ujung bibir ketika mendengar suara yang berasal dari handphone milik salah satu dari mereka.

"BHAHAHAHA. elah njir, ringtonnya." terdengar suara tawa yang menggelegar dari Justin membuat Aldo berdecak sebal.

"Elah, adek gua iseng amat ganti rington hp gua." sungut Aldo yang menatap Justin dengan tatapan horor.

"Bener itu adek lu? Kayanya lu dah emang yang ganti. BAHAHAHA." Justin kembali tertawa terbahak-bahak. Bahkan matanya sampai mengeluarkan air saking kerasnya ia tertawa.

Aldo hanya mendengus kesal dengan kelakuan temannya itu. "Sumpah, besok gua ganti elah ringtonnya."

"Iya, iya. Gua percaya, udah angkat sono telponnya. Berisik njir ringtonnya lagu tayo." ujar Justin yang tengah berusaha untuk meredakan tawanya.

Aldo pun segra mengammbil handphone miliknya. Tak ingin temannya itu lebih lama mengejeknya.

"Iya maap bang." tukas Aldo seraya ia berjalan menuju dapur untuk mengangkat telpon dari seseorang.

"Najis. Gua bukan abang lu." sahut Justin.

Aldo yang tengah berjalan pun refleks menghentikan langkanya. Ia menolehkan kepalanya kearah Justin.

"Iya maap sayangku, cintaku, bebebku. BAHAHAHA." ledek Aldo dengan tawa yang menggelegar dan langsung berlalu menuju dapur. Ia tak ingin terkena amukan dari Justin yang pasti sudah marah besar dengannya.

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang