43|¦ EPILOG - ( revisi )

541 12 6
                                    

Jangan lupa untuk memberikan vote terlebih dahulu sebelum membaca , ini part terakhir loh , jangan pelit , xixixi.

Kehidupan itu seperti kejutan. Sama kaya cerita ini yang kaya kejutan , wkwk. Jadi ayo baca aja biar tau kejutannya apa.

••••••✧ !!!

Na na na~

Wanita yang bersenandung itu tengah disibukkan dengan pekerjaan dapur. Tangannya dengan lihai menata beberapa makanan di atas meja. Kakinya yang sesekali berjalan untuk mengambil sesuatu dam bibirnya yang sesekali bersenandung kecil dengan merdu.

"Akhirnya selesai," gumamnya memerhatikan beberapa tataan makanan yang berada di atas meja makan. Sesekali tangannya bergerak untuk merapihkan posisi alat makan.

Wanita itu tersenyum sebelum akhirnya ia mengingat sesuatu. "Lagi nyabutin rumput kan, ya?" gumamnya lagi. Karena tak ingin rasa penasarannya itu terus menghantuinya, akhirnya ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya, berjalan menuju halaman rumah yang terbilang cukup luas.

Ia tersenyum ketika melihat orang yang belum lama berada dibenaknya. Kemudian tanpa ragu ia berjalan menuju orang itu. Tersenyum, ia berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan si pria yang tengah sibuk mencabuti beberapa rumput liar yang tumbuh di perkarangan rumahnya. Pria itu benar-benar seserius itu sampai tidak menyadari bahwa sudah ada seseorang berada di sebelahnya.

"Sayang," panggilnya. Namun tak ada jawaban dari pria yang ia panggil "sayang" itu. Wanita tadi mendengus sebal tak mendapat respon dari sang pria.

"Sayang," panggilnya lagi. Namun lagi-lagi tak mendapat respon dari sang pria.

Menghela napas, si wanita akhirnya terpaksa mau tidak mau memakai jurus jitu. Hal ini sudah sering terjadi padanya, si pria yang terlalu fokus terhadap apa yang ia kerjakan membuat pria itu tak memikirkan sekelilingnya.

Cup

Wanita tadi mengecup pipi kiri sang pria membuat pria yang sebelumnya disibukkan dengan pekerjaannya itu menoleh. Ia mendapati wanita yang statusnya sebagai istrinya tengah memanyunkan bibirnya.

"Kebiasaan," gerutu sang istri membuat si pria menyengir masam.

"Kenapa, hm?" tanya si pria dengan tangan yang kembali mencabuti beberapa rumput liar yang masih tersisa.

"Kak Grace kapan dateng?" tanya wanita itu membuat pria tadi menghentikan aktivitasnya. Kemudian ia segera berdiri dengan diikuti sang istri.

"Mungkin sebentar lagi. Lagian kamu kenapa minta tinggal jauh dari kota? Kan kasian kalo mereka pengen ke sini jadi lama perjalanannya." ucap si pria seraya ia melepaskan sarung tangan yang sedari tadi ia kenakan.

Sedangkan sang wanita hanya menyengir masam mendengar penuturan suaminya. "Aku males tinggal di kota, capek dan banyak polusi."

"Iya, iya. Untungnya aja kak Grace ngizinin. Abisnya dia maksa aku buat nerusin perusahaannya, untungnya dia ngizinin buat aku kerja dari rumah. Coba kalo enggak, harus bulak balik aku ke kota."

"Hehe, maaf."

Si pria tersenyum mendapati pemandangan yang begitu sejuk dipagi harinya. Iya, sang istri yang selalu menjadi pemandangan paginya yang indah. Wajah gadisnya itu begitu cantik sehingga ia rasanya tidak bisa sebentarpun untuk tidak melihat wajah istrinya.

"Ya udah, ayo sarapan. Aku udah bikinin makanan." ajak sang istri yang mendapat anggukan kecil dari si pria.

"KKkkYYyyyaaaaAAAa~"

Tiba-tiba saja mereka mendengar suara pekikan anak kecil membuat mereka yang semulanya ingin masuk ke dalam rumah terurungkan. Pasangan suami istri itu melihat seorang anak kecil laki-laki tengah berlari ke arah mereka.

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang