24|¦ CHANGE - ( revisi )

335 19 0
                                    

Sebelum baca
Jangan lupa untuk vote terlebih dahulu, jangan jadi sider

•••••• ✧ !!!

Stella berjalan menelusuri koridor kampusnya dengan membawa sebuah paperbag yang sedari tadi ia genggam di tangannya. Kini tujuannya adalah taman dekat kampusnya untuk bertemu dengan seseorang. Saat sampai di taman kampus, matanya menangkap sesosok wanita yang ia ingin temui. Dengan ragu, ia melangkahkan kakinya menuju wanita tersebut.

Langkahnya berheti tepat di hadapan wanita tersebut. Sadar akan seseorang yang menghampirinya, wanita tersebut mendongakkan kepalanya sedikit. Begitu mengetahui siapa yang datang, ia langsung bangkit dari duduknya dan berniat untuk pergi meninggalkan Stella.

Namun baru saja ia ingin pergi, tangannya di tahan oleh Stella. Dengan cepat, wanita tersebut menepis tangan Stella.

"Mau ngapain? " tanya wanita tersebut.

"Aku mau balikin baju yang waktu itu kamu pinjemin, makasih ya." ujar Stella seraya ia menyodorkan paperbag yang sedari tadi ia genggam.

Wanita tersebut mengambil paperbag yang Stella berikan dengan sedikit kasar. Wanita tersebut melangkahkan kakinya. Namun, Stella kembali menahan lengan wanita tersebut. Wanita tersebut kali ini menepis tangan Stella dengan kasar. Lebih kasar dari sebelumnya. Namun, Stella sudah sering mendapatkan perlakuakn seperti ini. Jadi, ia tak terbawa emosional saat wanita tersebut menepis tangannya dengan kasar.

"Mau ngapain lagi sih lo? Mau mohon-mohon sama gue lagi buat nerima lo? " tutur wanita tersebut.

"Lia-"

*plaakk*

Lia menampar pipi kiri Stella. Untungnya kini keadaan taman sedang sepi. Jadi, mereka tak menjadi bahan tontonan seperti kejadian sebelumnya.

"Lo itu udah ngehancurin kehidupan gue. Puas lo sekarang? " ujar Lia dengan nada cukup tinggi.

"Maaf Lia. " lirih Stella.

Lia kini tak kuasa menahan emosinya. Tangannya kini terangkat untuk kembali menampar Stella. Namun, belum sampai tangannya pada pipi Stella, seseorang sudah menahan tangan Lia. Orang tersebut mencekal tangan kanan Lia yang terangkat sangat kencang membuat Lia sedikit merasa kesakitan.

"Lepas." ronta Lia seraya ia berusaha melepaskan cekalan tangan orang tersebut.

"Mau ngapain lo? " ujar Alder dengan dingin seraya ia menatap lurus dengan tatapan kosongnya dan melepaskan tangan Lia yang sedari tadi ia cekal.

"Gue mau nampar orang brengsek ini. Kenapa? lo keberatan?" ujar Lia.

"Gue keberatan." tutur Alder dengan raut wajah dingin.

"Oh, jadi ini cewek baru lo yang bakal lo lindungin? Terus kalo lo napsu lo ambil firtskiss nya? Terus kalo udah bosen lo tinggalin kaya cewek lo yang dulu? Iya kan?"

*plaak*

Alder menampar pipi kiri Lia dengan cukup kencang membuat Lia meringis kesakitan seraya ia memegangi pipinya yang mungkin sudah merah. Sedangkan Stella, ia masih memasang raut wajah datar walau sebenarnya ia terkejut dengan apa yang ia lihat di hadapannya.

"Ini kan yang tadi lo kasih ke Stella? Lo juga ngerasain. Gimana? Enak?" tutur Alder seraya ia meaikkan sebelah alisnya.

Lia tak bisa berkata-kata lagi. Matanya kini sudah memerah dan mulai meneteskan air matanya. Tangannya masih memegangi pipi kirinya.

"Siapa yang waktu itu bilang bakal ngelindungin gua dalam keadaan apapun? Siapa hah?" pekik Lia seraya ia terisak. Ia memukul bahu Alder sekuat tenaga.

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang