17|¦ CHANGE

477 22 3
                                    

Stella berlari menelusuri perkarangan rumahnya melewati derasnya hujan. Ia segera memasuki rumahnya dengan keadaan basah kuyup karena mengejar Pitaloka.

Saat ia memasuki rumahnya, Grace langsung menghampiri Stella dengan raut wajah keheranan.

"Kenapa basah kuyup?" tanya Grace

Bukannya menjawab pertanyaan dari kakaknya, Stella langsung pergi begitu saja meninggalkan Grace sendirian. Seraya ia berjalan, ia melemparkan tasnya terlebih dahulu pada sofa yang ia lewati.

Grace hanya menghela napasnya kasar. Ia sudah mengerti sekali bagimana sifat adiknya yang satu ini.

Grace segera duduk pada sofa. Ia menyeruput minuman hangat yang ia buat. Tak lupa dengan kebiasaannya setiap hari, membaca majalah.

Bisa di bilang, Grace adalah seseorang yang suka sekali membaca. Ia akan selalu membaca buku yang berada di hadapannya. Terkadang bahkan ia membaca buku pelajaran adiknya.

Saat di tengah-tengah membaca majalah, tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Senyum Grace mengembang.

Garce langsung bergegas untuk membukakan pintu. Saat pintu rumahnya terbuka, sudah terlihat Vero yang tengah berdiri di ambang pintu dengan keadaan sedikit basah. Mungkin karena ia harus sedikit berjalan dari mobilnya.

"Vero" pekik Grace dengan sudut bibir tertarik.

"Hai" ujar Vero seraya ia melambaikan tangan pada Grace.

Sudut bibir Grace terus tertarik. Rasanya Grace ingin sekali loncat-loncat kegirangn di tempat. Namun, sebagai wanita, ia harus terlihat berwibawa di depan pria.

Senyum Grace memudar ketika ia melihat pakaian Vero yang sedikit basah. Ia memanyunkan bibirnya membuat Vero keheranan.

"Seharusnya kamu bilang dulu kalo udah nyampe, biar aku bawain payung" ucap Grace.

Senyum Vero mengembang. Ia mengacak-acak rambut Grace.

"Gapapa kali"

Grace menghela napasnya pelan dan tersenyum kembali.

"Oh iya, masuk Ver"

Vero mengangguk kecil dan langsung berjalan memasuki rumah Grace. Ia hanya berdiri di depan sebuah sofa panjang. Grace mengerutkan alisnya heran.

"Kenapa ga duduk?"

"Kan belum kamu suruh duduk"

Grace tertawa kecil mendengar ucapan Vero. Astaga, mengapa Vero sangat sopan?

"Ya udah duduk. Aku bikinin minum dulu ya"

"Iya"

"Eh, kamu mau aku ambilin baju ganti ga? Punya Zero"

"Ga usah. Bajunya, juga ga basah-basah banget. Emangnya, baju Zero muat sama aku?"

"Kalo masalah ga muat, aku ga tau. Badan dia mah ga jelas. Udah ya, aku mau bikinin minum dulu"

"Iya sayang"

Grace langsung pergi meninggalkan Vero sendirian untuk membuatkan minum. Vero langsung duduk pada sofa panjang yang sedari tadi ia hanya berdiri di depan sofa tersebut.

Ia menatap sekitarnya. Sepertinya, setiap kali ia mendatangi rumah ini, semua posisi barangnnya ada saja yang berubah. Seperti vas bunga di atas meja yang berada di hadapannya ini.

Sebelumnya, vas bunga tersebut berada pada meja di sudut ruangan. Selain itu, biangkai foto yang menghiasi dinding juga berpiandah-pindah posisi. Sepertinya, keluarga ini selalu ingin mendapatkan sensasi baru setiap harinya.

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang