09|¦ CHANGE

776 34 5
                                    

Grace berjalan menelusuri lorong menuju kamar adiknya. Perlahan ia membuka knop pinta kamar adiknya tersebut. Ia melihat Stella yang masih pulas dalam lelap tidurnya.

Grace menghampiri adiknya tersebut. Namun, belum sempat ia menghampiri adiknya, langkahnya terhenti ketika ia melihat sebuah botol beling yang berada di atas meja sebelah ranjang tempat tidur adiknya tersebut.

Ia mengambil botol tersebut dan melihatnya secara teliti. Batapa terkejutnya Grace ketika ia mengetahui bahwa botol tersebut merupakan botol minuman keras. Ia langsung membanting botol tersebut kelantai hingga botol tersebut pecah dan menyisakan serpihan-serpihan beling.

Prakk, kira-kira seperti itu suaranya.

Suara tersebut cukup keras dan membuat Stella terbangun dari tidurnya. Stella cukup terkejut ketia ia melihat serpihan beling yang berceceran di lantai kamarnya.

"Kak apaan sih?" ujar Stella yang langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"LU YANG APAAN. NGAPAIN MINUN GINIAN? GUA KAN UDAH BILANG, LU KAGA BOLEH MINUM GITUAN LAGI. ABIS INI LU MAU KONSUMSI NARKOTIKA? SANA!! GUA KAGA PEDULI LAGI NGURUSIN ADEK YANG KERAS KEPALA KAYA LU!!" ujar Grace dengan emosinya. Ia langsung pergi meninggalkan Stella dan menutup pintu kamar Stella dengan cukup kencang.

Stella hanya terdiam tak bergeming. Ia tak tau harus bagaimana jika kakaknya tersebut sudah sangat marah dengannya. Ia hanya bisa pasrah menunggu waktu yang berjalan dan kakaknya yang akan kembali seperti semula dengan sendirinya.

...

Stella menutup halaman terakhir bukunya. Ia melihat sekeliling ruangan yang bernuansa putih tersebut. Tidak ada orang, hanya menyisahkan dirinya dan kawannya, Pitaloka.

"Pit. Lu entar malem temenin gua ke club." ujar Stella seraya ia memasukkan buku miliknya kedalam tasnya.

Tak ada jawaban dari Pitaloka. Pitaloka terus sibuk memainkan handphone nya tanpa mempedulikan Stella.

"Pita." panggil Stella kembali. Namun, masih tak ada jawaban dari Pitaloka sama sekali.

Stella baru menyadari bahwa ada sepasang hanset yang menyumpal telinga Pitaloka. Pantas aja sedari tadi Pitaloka terus tersenyum-senyum sendiri.

Stella langsung menarik sepasang hanset yabg menyumpal telinga Pitaloka.

"Ish. Apasih Stel?" ujar Pitaloka dengna sedikit kemarahannya.

"Dari tadi gua ajak ngomong, lu malah asik sendiri."

"Lagian baca buku mulu. Gua pikir kan lu belom selesai. Emang gua kaga boleh gitu asik sendiri?"

Stella hanya memutar bola matanya malas.

"Entar malem lu temenin gua ke club mau kaga?" ujar Stella seraya ia menaikkan sebelah alisnya.

"Hah? Gimana ya Stel. Masalahnya, Pita kaga suka ke tempat gituan. Kakak gua entar nyariin gua gimana?"

"Bilang aja lu main ke rumah gua."

"Terus entar kalo kak Grace nanyain lu Stel, gimana?"

"Kakak gua marah gara-gara semalem gua ketauan minum."

Pitaloka yang tengah minum hampir saja tersedak mendengar ucapa Stella.

"Hah? Kakak lu udah marah gara-gara lu minum. Terus entar malem lu mau ke club? Gila lu ya Stel."

"Gua kaga GILA. kalo lu mau tetep jadi temen gua, entar malem lu temenin gua ke club." Stella menekankan kata gila dan langsung pergi meninggalkan Pitaloka sendirian.

...

"Stel, balik yuk. Gua takut, banyak yang mabok tuh." ujar Pitaloka yang berjalan mengikuti Stella.

"Mereka cuma mabok. Mereka kaga bakal bunuh lu."

Stella dan Pitaloka terus berjalan lurus. Namun, mereka terhenti ketika seorang lelaki menghampiri mereka. Wajah lelaki yang sudah tidak asing lagi bagi mereka. Alder, lelaki yang suka sekali meminum minuman keras dan selalu datang ke club setiap malam.

"Eh kalian. Kaga nyangka gua ternyata lu berdua demen minum juga." ujar Alder dengan sempoyongan.

Stella hanya menaikkan sebelah alisnya heran. Sedangkan Pitaloka yang berada di belakan Stella, tengah bergedik geli melihat kelakuan Alder.

"Lu nyariin hp lu kan? Gua tau. Nih." ujar Alder seraya ia memberi handphone milik Stella yang selama ini ia simpan.

Stella mengambil handphone nya tersebut dan langsung pergi meninggalkan Alder di ikuti oleh Pitaloka.

"Jadi, lu ngajak gua ke sini karena mau ketemuan doang sama kak Alder?"

"Kaga. Tadinya gua mau minum, tapi gara-gara ada tu cowok, males gua."
.
.
.
Tbc!!
Vote ya supaya author nya semangat. Maaf mungkin baian ini ga terlalu sesuai ekspetasi kalian.

Intinya kalian nikamatin aja bacanya:)

s a l a m m a n i s d a r i a u t h o r 。

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang