22|¦ CHANGE - ( revisi )

439 18 0
                                    

"Lia...." Stella menggantungkan kalimatnya. Ia kembali menarik napasnya dalam-dalam.

"Lia, aku suka sama kamu." Lanjut Stella dengan tatapan wajah seriusnya. Lia tersenyum mendengar ucapan Stella.

"Aku juga suka kok sama kamu. Kamu itu baik, ramah, so-"

"Bukan itu." ujar Stella memotong kalimat Lia. Lia menyerngitkan dahinya heran mendengar ucapan Stella.

"Aku mau kamu jadi pacar aku."

Lia terkejut mendengar ucapan Stella. Bahkan kini semua orang yang berada di sekitar mereka tengah berbisik-bisik membicarakan mereka.

"Maksud kamu apa Stella?" tanya Lia heran.

"Aku suka sama kamu Lia, aku mau kamu jadi pacar aku." ujar Stella dengan serius.

Lia menggelengkan kepalanya pelan mendengar kalimat yang keluar dari bibir Stella. Ia langsung pergi meninggalkan Stella dengan keadaan sedikit malu karena kejadian yang tidak ia duga. Namun, tangannya ditahan oleh Stella membuat Lia tak jadi pergi meninggalkannya.

"Please Lia, aku mohon sama kamu. Kamu mau kan?" tanya Stella memberanikan diri.

Lia menepis tangan Stella dengan kasar. "Gua kira Lo anak yang baik. Tapi perkiraan gua salah. Kayanya lo udah gila Stel. Gua masih normal dan gua ga akan jadi gila kaya lo." ujar Lia dengan kasar dan menekankan kata "gila". Ia langsung pergi menininggalkan Stella sendirian.

Cobaan apa lagi Tuhan?
Batin Lia seraya ia pergi meninggakan Stella.

Stella mengubah posisinya menjadi berdiri dan langsung membuang bunga mawar merah yang sedari tadi ia genggam. Ia tak tahu harus apa sekarang. Bahkan ia tak tahu harus sedih atau bagaimana. Wajahnya masih terlihat datar. Ia masih sedikit terkejut karena baru pertama kalianya ia mendengar Lia berkata dengan nada tinggi dan kasar.

Alder yang sedari tadi melihat Stella dan Lia dari kejauhan, ia berniat untuk menghampiri Stella yang masih terdiam di tempatnya.

Udah gue duga kalo dia aneh
Batin Alder seraya ia berjalan menghampiri Stella.

"Udah elah, sama gua aja sini. Cewek gua udah gua putusin semua." ujar Alder saat sampai di hadapan Stella. Stella hanya melihat Alder dengan raut wajah dinginnya.

*Bugghh*

Satu tinjuan berhasil medarat mulus pada pipi kanan Alder membuat Alder tersungkur ke tanah. Ia memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah pekat karena tinjuan dari Stella. Memang tinjuannya hanya sekali, namun jangan tanya seberapa kuat tenaganya. Bahkan Alder saja sampai tersungkur ke tanah.

"Lo pikir gua cowok, maksud gua cewek murahan?" tanya Stella dengan dingin dan langsung pergi meninggalkan Alder yang masih terduduk di atas tanah.

Justin dan Aldo yang tengah berjalan tak sengaja melihat Alder yang tengah terduduk di tanah.

"Itu Alder kan?" tanya Justin memastikan dan dibalas anggukan kecil oleh Aldo.

Keduanya langsung menghampiri Alder yang masih terduduk di atas tanah seraya ia memegangi sudut bibirnya.

"Lo kenapa Al?" tanya Aldo seraya ia dan Justin membantu Alder untuk berdiri.

"Ditonjok lagi gua sama Stella."

"Lagian, lu maen nyosor aja." ujar Justin.

Alder berdecak malas mendengar ucapan Justin. "Beda ceritanya." ujar Alder dan langsung pergi meninggalkan Aldo dan Justin yang masih terdiam di tempat melihat kepergian Alder.

Change (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang