Jacey hanya bisa mengangguk pasrah karena memang medan yang harus mereka lalui sangat sulit, terjal dan licin, sangat berbahaya jika memaksa.
"Maaf Cha, gue harus berhenti dulu nyari lo, gue harap lo bertahan dimanapun lo berada, bertahan demi nyokap dan bokap lo, demi gue demi mereka semua yang sayang banget sama lo" batin Jacey yang mulai meneteskan airmata.
#Skip_Afros
"Wah ikannya dikit lagi matang" ucap Rossa dengan senyum.
"Mungkin ikannya akan terasa hambar, tanpa bumbu, tapi kita bisa membayangkan kita makan ikan bakar di restoran bintang 5 dengan Forest view hmmm yummy" ucap Afgan dengan tawa mengajak Rossa berkhayal.
"Terimakasih ya Gan, aku bersyukur berkat kamu malam ini kita masih bisa makan" ucap Rossa lembut.
*
Selesai makan Afros kembali beristirahat melewati malam di bibir gua dengan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka, dan pagi kembali tiba hangat cahaya matahari pagi membangunkan Afros.
"Udah pagi ya Allah udah 2 malam aku disini kok papa gak cari aku" gumam Rossa dengan raut sedih.
"Pasti mereka mencari kita, itu makanya kita harus ke tempat terbuka agar kita mudah di temukan" ucap afgan menghibur Rossa.
"Aku minta maaf ya, aku banyak salah sama kamu" ucap Rossa menyesal.
"Udah lupain aja, aku juga kasar sama kamu waktu di airport, yang jelas sekarang kita harus kompak agar kita bisa keluar dari hutan ini" ucap Afgan membuat Rossa tersenyum dan mengangguk. Afros mulai melangkah saat tiba-tiba bumi bergoyang.
"Gan gempa ya?" Tanya Rossa kembali merasa takut dan cemas.
*
Di tenda para ortu jg sama semua panik karena gempa, para petugas mengumumkan bahwa gunung bromo menunjukkan aktivitas, sehingga para pengunjung harus meninggalkan kaki gunung bromo.
"Kalian harus pergi dari sini, gunung ini erupsi di larang mendekati gunung hingga radius 5 km" ucap petugas pada keluarga Afros.
"Tapi pak anak-anak kami tersesat di hutan dan belum di temukan, timsar juga belum kembali" tukas Ayudia berusaha untuk mendapat ijin tinggal lebih lama di kaki gunung tersebut.
"Maaf tidak bisa, demi keselamatan semua kalian harus meninggalkan tempat ini, urusan timsar dan anak kalian yang tersesat, serahkan pada kami" tukas petugas dengan tegas.
*
Sementara itu Afros..
"Gawat Cha, kita harus mencari jalan keluar, gunung ini aktif" ucap Afgan dan menarik tangan Rossa agar berjalan lebih cepat.
"Memang kamu tau kita harus pergi ke arah mana?" Tanya Rossa.
"Kita ke arah sana, disana itu Ranu kumbolo, biasanya banyak anak mapala, kita minta bantuan disana" ucap Afgan sambil terus berlari.
"Pelan-pelan Gan kaki aku sakit, kesandung aduuh" ucap Rossa dan merintih kesakitan.
Afgan menengok dan langsung berhenti berlari saat melihat Rossa terpincang, perlahan mengajak Rossa untuk duduk dan membuka sepatunya, dan kaus kaki Rossa sudah penuh darah.
"Astagfirullah Cha, kuku kamu lepas, sebentar" ucap Afgan menyobek bajunya lalu kain sobekan nya di gunakan untuk membalut luka di kaki Rossa, luka sedikit di tekan untuk menghentikan darah.
"Kita harus tetap jalan Cha, sekarang kamu naik ke panggung aku, ayo cepat takut keburu ada awan panas yang turun" tukas Afgan.
*
Sementara itu di tempat Jacey, timsar harus menghentikan pencarian karena gempa tektonik yang terus terjadi susul menyusul.
"Maaf mbak Jacey, pencarian harus di hentikan gunung berapi ini mengalami erupsi, kami takut ada wedus gembel, kita harus menjauh dari kaki gunung ini, ayo cepat" tutur pimpinan pasukan timsar.
"Ya Tuhan Ocha, gimana ini?" Ucap Jacey dengan raut putus asa, lalu berlari mengikuti timsar, berlari menjauhi kaki gunung..
Tbc
Gimana nasib Afros berikutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAKU MENTOK DI KAWIN GANTUNG
FanfictionKisah sepasang anak manusia, yang terbentur tradisi kawin gantung sejak kecil, saat mereka belum mengerti apa-apa mereka di ikat sebagai jodoh lewat prosesi kawin gantung. Dan mereka terpisah dan bertemu lagi saat sudah dewasa.. gimana kisah nya. ba...