Afgan melaporkan pelaku teror yang dinilai sangat keterlaluan pada polisi, dengan bukti-bukti print out komentar di medsosnya yang berbau ancaman dan hinaan untuk sang istri.
"Kalau musuh saya tidak punya pak, tapi haters ada, tepatnya haters istri saya, kami tidak mengenal orang ini, tidak pernah bertemu juga, tapi mereka malah menghujat kami lagi dan lagi" tutur Afgan menyerahkan kertas print out jg hpnya yg telah membuka akun sosmed milik Afgan.
"Baik pak kami sebagai pihak penyidik akan mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku teror ini" ucap salah seorang polisi mencoba menenangkan Afgan yang tampak begitu gusar.
*
Setelah membuat laporan polisi, Afgan kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Rossa dan calon bayi mereka, setiba di rumah sakit, Afgan langsung menemui sang mama di ruang tunggu
"Ma gimana keadaan Ocha?" Tanya Afgan tanpa basa-basi.
"Operasi caecar sudah selesai Gan, bayi kamu laki-laki karena lahir prematur bayi kalian harus di rawat di inkubator, tapi selebihnya baik-baik saja, istri kamu masih di ruang opservasi" tutur Ayudia menjawab pertanyaan sang putra, yang langsung di sambut sujud syukur oleh Afgan.
"Ya Allah Alhamdulillah, terimakasih ya Allah Kau telah mengabulkan doa hamba" ucap Afgan dengan airmata berlinang.
*
Perlahan Ayudia membantu Afgan berdiri lalu memeluknya.
"Iya sayang kita harus bersyukur pada Allah, tapi sekarang kamu harus lihat putra kamu dan kumandangkan adzan di telinganya" ucap sang mama, yang lalu melepaskan pelukannya dan menggandeng Afgan menuju ruang bayi, tiba di ruangan itu Afgan melihat sang bayi tertidur lelap di dalam inkubator, melihat itu airmata haru bahagia Afgan mengalir deras membasahi pipinya.
"Ya Allah anakku" ucap Afgan dengan meraba kaca inkubator "ini papa nak" lanjut Afgan lagi.
"Bapak mau mengumandangkan adzan untuk bayi bapak?" Tanya suster penjaga ruang bayi.
"Iya sus, kalau bayi saya keluar dari inkubator sebentar apa akan jadi masalah pada kesehatannya?" Tanya Afgan khawatir pada keadaan sang putra yang lahir prematur.
"Tidak apa-apa pak kondisi bayi anda stabil dan baik, berat badannya jg sudah mendekati normal" tutur si perawat sopan, dan berhasil membuat Afgan menarik nafas lega.
Dengan tangan gemetar Afgan menggendong bayinya lalu mengumandangkan adzan di telinga mungil sang putra, saat itu juga Afgan tak kuasa menahan airmatanya.
*
Sementara itu di kepolisian, setelah mendapat laporan yang ke 2x nya dari Afgan, polisi mulai bergerak dengan melacak keberadaan si pelaku teror dan memeriksa rumah Afgan juga meminta keterangan dari satpam rumah sebagai orang yang menerima paket yang berisi teror untuk Rossa.
"Jadi menurut anda yang mengirim paket itu bukan kurir pak?" Tanya AKP Nouval pada satpam.
"Bukan pak, merdka berboncengan motor, keduanya perempuan dan bingkisan yang mereka bawa hanya 1 untuk ke rumah ini, saya pikir mereka itu penggemar majikan saya" tutur satpam nemberikan keterangan pada polisi.
"Itu ada cctv boleh kami melihatnya?" Tanya polisi sambil menunjuk kamera pengawas yang terpasang di teras rumah mewah tersebut.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAKU MENTOK DI KAWIN GANTUNG
FanfictionKisah sepasang anak manusia, yang terbentur tradisi kawin gantung sejak kecil, saat mereka belum mengerti apa-apa mereka di ikat sebagai jodoh lewat prosesi kawin gantung. Dan mereka terpisah dan bertemu lagi saat sudah dewasa.. gimana kisah nya. ba...