Tersesat 3

124 15 4
                                    

Setelah menemukan tas Afgan dan sisa tali yang putus di pinggir lubang tempat Afros terperosok Dede menyatakan siapapun yang terperosok ke lubang tersebut tak mungkin selamat.
Pernyataan Dede membuat para mama juga Jacey tak kuasa menahan tangis.
"Itu gak mungkin, mereka pasti masih hidup, kalian harus cari mereka" tandas Ayudia dengan suara keras lalu menghampiri sang suami "Jika terjadi sesuatu pada anakku, aku tidak akan pernah memaafkan kamu pa" ucapnya pada sang suami sambil berlalu.
"Itu juga berlaku sama kamu papa, jika Ocha putriku kenapa-napa aku gak akan pernah memaafkan kamu. Rencana kalian aargh" runtuk Tantri pada Damar sang suami dan berlalu mengikuti Ayudia.
"Om kita harus yakin kalau mereka masih hidup, aku kelompok pecinta alam, jadi aku sendiri yang akan pimpin timsar untuk mencari mereka" tandas Jacey tegas lalu mengajak pimpinan timsar Berbicara untuk menyusun rencana pencarian terhadap Afros
*
Sementara itu di gua bawah tanah Afros terbangun dan mulai bersiap untuk mencari jalan keluar dari gua tersebut. Ke arah sana itu sumur tempat kita jatuh, berarti kita ke arah sana mungkin akan ada jalan keluar" tutur Afgan sambil membereskan baran"nya dan di masukan ke dalam tas milik rossa.
"Ayo jalan tas ini berat, biar aku yang bawa" ucap Afgan yang di angguki oleh Rossa, mereka mulai melangkah menyusuri gua yang temaram, mereka hanya di bantu oleh cahaya yang masuk lewat celah kecil bebatuan.
"Lihat Gan itu ada cahaya, sepertinya itu ujung dari gua ini" ucap Rossa senang, tapi baru ucapannya selesai, Rossa terpeleset, dengan sigap Afgan meraih tangan Rossa.
"Hati-hati disini sangat licin, jalan di pinggir aja, di tengah itu berlumut" ucap Afgan lagi yang di angguki oleh Rossa.
*
Tempat yang gelap, dingin dan lumayan sempit membuat Afros tak merasakan lelah, saat tiba di pusat cahaya, hari sudah kembali senja.
"Benar ini jalan keluar dari gua, tapi hari udah sore lagi" tukas Afgan.
"Udah sore? Pantesan aku lapar seharian gak makan" keluh Rossa membuat Afgan tersenyum.
"Kamu kumpulkan kayu bakar, aku cari air dengar ada suara air artinya kita tidah jauh dari sumber air" tutur Afgan dengan raut lega dan gembira.
Rossa mengangguk dan mulai mengumpulkan ranting kayu, sementara Afgan pergi mencari air, sudah lebih dari 1 jam Afgan pergi dan tak kembali, membuat Rossa mulai resah dan ketakutan.
"Ya Allah, Afgan kemana? Gimana kalau dia masih dendam sama aku, terus aku di tinggal sendirian" gumam Rossa sambil berjalan mondar-mandir.
*
Hari semakin gelap saat Afgan kembali dengan 3 ekor ikan dan 1 botol besar air jernih. Begitu melihat Afgan Rossa lanhsung menyongsongnya dan memeluknya.
"Alhamdulillah kamu udah balik" tukas Rossa sambil menangis.
"Segitu khawatirnya sama gue?" Ucap Afgan dengan tawa renyahnya, "tenanv aja gue gak akan ninggalin lo kok, tadi gue lama nangkap ikan dulu biar malam ini kita gak kelaparan" tutur Afgan seraya melepaskan pelukan Rossa "udah gak usah nangis, mending kita bakar ikan, makan terus istirahat" lanjutnya lagi yang membuat Rossa menyeka airmatanya lalu duduk dan membantu Afgan menyiapkan ikan untuk di bakar.
*
Sementara itu Jacey mencari Afros di sungai dengan arus yang cukup deras, yang menurut Dede juga warga sekitar adalah aliran sungai dari lubang menyerupai sumur, tempat Afros terperosok.
"Dimana lubang nya, kita harus benar-benar yakin ini sungai nya" ucap Jacey sedikit berteriak agar timsar bisa mendengar suaranya.
"Di depan sana, tapi hari sudah gelap, medan terlalu sulit, kita harus menghentikan pencarian demi keselamatan tim, lanjut besok pagi" ucap pimpinan timsat dan Jacey hanya bisa mengangguk pasrah.
Tbc

CINTAKU MENTOK DI KAWIN GANTUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang