Tersesat 6 end

129 16 2
                                    

Rossa terus menatap Afgan yang mengobati luka di kakinya dengan lembut dan teliti.
"Udah selesai, kita harus jalan lagi, takutnya ada gempa susulan, jangan bantah lagi kamu aku gendong aja" tutur Afgan dan sedikit berjongkok agar Rossa naik ke punggungnya. Dengan terpaksa Rossa mau di gendong oleh Afgan setelah Afgan mulai melangkah sambil menggendong nya, Rossa berbisik di telinga Afgan.
"Terimakasih buat semuanya terimakasih banyak" ucapnya lirih.
Afgan tak mengatakan apapun selain mengangguk, keberuntungan bagi mereka karena jln tak lagi menanjak hanya jalan lurus dan sedikit menurun.
*
Afros terus berjuang agar bisa keluar dari hutan dan menjauh dari kaki gunung yang sedang erupsi tersebut.
Sementara itu keluarga mereka terus memantau keadaan gunung melalui berita baik berita lokal maupun berita di televisi. Tak bisa berbuat banyak para ortu, sahabat dan kerabat Afros hanya bisa berdoa untuk keselamatan Afros.
"Afgan gk bawa tasnya, dia jadi gak punya perlengkapan pramukanya" tukas Ayudia dengan mimik sedih.
"Tapi di tas Ocha ada pisau, tali ada pematik api, ada obat"an jg beberapa potong roti" ucap Tantry menghibur diri
"Sudah 2 hari mereka di hutan, ya Allah lindungi anak-anak kami Aamiin" ucap Damar dengan wajah penuh penyesalan.
*
Sementara itu Afros tiba di danau ranu kumbolo, namun tak sesuai harapan tempat tersebut sepi pengunjung,  perlahan Afgan menurunkan Rossa dari gendongannya.
"Gunung ini benar-benar erupsi, tak ada pengunjung, sekarang kita benar-benar  sendiri, kita harus berjuang sendiri agar bisa keluar dari tempat ini" tutur Afgan dengan wajah cemas.
"Aku yakin kamu bisa membawa aku keluar dari sini" ucap Rossa memberi semangat pada Afgan.
Dengan bahu Afgan sebagai penyangga, Rossa melangkah dengan satu kaki, saat tiba-tiba terdengar seseorang berteriak.
"Hey kalian!" Afros menengok dan tersenyum lega melihat seorang pria paruh baya dengan seragam timsar.
*
Afros buru-buru mendekati orang tersebut, Afros berkenalan dengan orang tersebut bernama pak Herianto, lalu pak Heri sapaan orang itu membantu Afgan memapah Rossa, terngiang jelas ucapan nya jika dalam hitungan menit akan ada wedus gembel yang meluluh lantakkan tempat tersebut, lalu mereka melangkah terburu-buru. Lalu Afros tak ingat lagi apa yang terjadi. Saat mereka siuman mereka sudah berada di markas timsar dan sedang di tangani oleh dokter.
"Alhamdulillah kalian sudah siuman, keluarga kalian sedang dalam perjalanan" ucap dokter pada Rossa yang mulai membuka matanya.
"Afgan mana?" Tanya Rossa cemas.
"Itu dia di ranjang sebelah, belum siuman, tapi dia tidak apa-apa hanya butuh istirahat dan kekurangan cairan saja" ucap dokter menjelaskan.
*
Rossa mebengok ke arah Afgan yang tampak seperti tertidur nyenyak dengan tenang, senyum lega Rossa mengembang, saat mendengar tempat yang mereka lewati sudah hangus di sapu awan panas.
"Astagfirullah'aladzim" ranu kumbolo di sapu awan panas, pak bagaimana keadaan pak Heri, dimana beliau?" Tanya Rossa pada petugas yang melintas, dan langsung berhenti dan menatap Rossa dengan tatapan bingung, namun Rossa tak langsung mendapat jawaban karena mendengar Afgan menyebut namanya
"Chaaa" panggil Afgan.
"Aku disini Gan, kamu udah gak apa-apa kan?"ucap Rossa yang langsung melangkah terpincang mendekati Afgan yang perlahan mulai membuka matanya.
"Kita ada dimana?" Tanya Afgan berusaha mengingat apa yang terjadi
"Kita di markas timsar, katanya ortu kita sedang menuju kesini" jawab Rossa dengan senyum.
*
Rossa mengambilkan segelas air, senentara Afgan berusaha untuk duduk lalu minum.
"Kaki kamu?" Tanya Afgan yang masih khawatir pada keadaan Rossa
"Udah gak apa-apa tadi udah di obatin sama dokter.
Pembicaraan Afros terhenti saat beberapa anggota timsar menghampiri mereka, termasuk pimpinan mereka.
"Selamat sore, perkenalkan saya Adi pimpinan timsar, bagaimana keadaan kalian?" Sapa ramah Adi pada Afros
"Kami baik pak terimakasih banyak" jawab Afros bersamaan
"Tadi rekan saya bilang kamu menanyakan tentang pak Herianto, apa benar?" Tanya Adi lagi.
"Benar pak" jawab Rossa yang langsung mendapat tatapan aneh dari semua anggota sar yang berada di tempat tersebut.
Tbc

CINTAKU MENTOK DI KAWIN GANTUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang