Afgan terkejut mendengar ucapan Rossa yang mengatakan bahwa dirinya sedang berbadan dua.
"Kamu hamil sayang?" Tanya Afgan dengan menatap sang istri, dan di jawab oleh Rossa hanya dengan anggukan kepala sambil memberikan amplop hasil test lab di sebuah klinik.
Perlahan Afgan membuka amplop yg di berikan sang istri dan membacanya.
"Ya Allah Alhamdulillah, kalau begitu kamu bisa tinggal di rumah mamaku untuk sementara, disana kamu aman" ucap Afgan seraya memeluk erat Rossa dengan mata berkaca-kaca.
*
Afros tiba di rumah orangtua Afgan dan menceritakan semua yang terjadi.
"Ocha sekarang hamil ma, kasihan dia terus ketakutan oleh teror itu" ucap Afgan menutup ceritanya.
"Keterlaluan penggemar kamu itu, mereka melewati batasannya apa kamu sudah lapor polisi?" Tanya Ayudia yang terlihat sangat emosi.
"Sudah ma, tapi selama polisi belum menemukan pelakunya, aku mau Ocha tinggal disini, kalau di rumah aku gak tenang ninggalin dia sendirian pa" aku kerja" tutur Afgan dengan raut cemas.
"Ya udh utk sementara kalian tinggal aja disini" tukas Ayudia.
*
Afgan sedikit lega dan rasa cemasnya sedikit berkurang karena sang istri berada di tempat yang aman, rumah ortunya saat Afros di kamar, Afgan langsung membelai perut Rossa.
"Sehat terus ya sayang, oh iya Cha, kamu mau kasih tau Jacey kalau kamu tinggal disini sekarang?" Tanya Afgan mengingatkan.
"Sudah sayang, aku udah cerita sama Jacey tentang semuanya nanti sore dia jg mau kesini" tutur Rossa dengan senyum.
Waktu terus berlalu, hari berganti minggu dan minggu berganti bulan kandungan Rossa sudah membesar, kondisi juga mulai kondusif, tak ada lg teror yg mengganggu Rossa, hingga suatu sore Jacey berkunjung ke rumah Rossa.
*
Hy bumil cantik lg apa nih?" Sapa Jacey begitu turun dari mobil.
"Jacey aku udah nunggu kamu dari tadi, kenapa lama banget sih?" Runtuk Rossa kesal.
"Ya sorry Cha, loe tau kan ini jam pulang kerja, jalan macet sob hehe" tukas Jacey sambil menjawil pipi Rossa yang manyun. Gimana kabar calon keponakan aku nih?" Tanya Jacey sambil membelai perut besar sang sahabat.
"Alhamdulillah kandungan aku sehat, tapi gara-gara teror yg menimpa aku dulu, aku jadi harus tinggal disini, soalnya Afgan takut ada apa-apa kalau ninggalin aku sendirian di rumah" tutur Rossa dengan raut sedih "Apa salah aku sama penggemarnya Afgan? Jodoh itu Allah yang atur, dan Afgan itu jodoh aku kenapa mereka gak bisa terima itu?" lanjut Rossa yang mulai menangis
*
Melihat sang sahabat menangis Jacey pindah duduk ke samping Rossa lalu memeluknya.
"Kamu gak salah apa-apa mereka aja yang lebay, lupa sama tugas penggemar yang sesungguhnya, mereka fans garis keras yang alay, merasa memiliki dan akhirnya cemburu gak jelas gitu" runtuk Jacey kesal, kekesalan Jacey membuat keadaan berbalik, bukannya dia menenangkan Rossa, malah Rossa yang menenangkan Jacey agar tak emosi dan marah-marah. Suasana mulai santai baik Jacey maupun Rossa berusaha untuk melupakan kasus teror yang di alami Rossa mereka bersikap santai hingga tiba-tiba satpam masuk mengantarkan paket untuk Rossa, hal tersebut membuat suasana yg sudah santai kembali tegang.
*
"Paket pak? Ya Allah Jacey jangan-jangan itu dari peneror itu" ucap Rossa dengan raut ketakutan.
"Jangan parno dulu mungkin ini dari Surabaya dari ortu kamu" hibur Jacey mencoba menenangkan Rossa "kita buka yuk.
Rossa mengangguk dan meminta Jacey untuk membuka paket tersebut, perlahan kotak yg di tutup lakban mulai terbuka, dalam paket berisi boneka bayi dengan pisau menancap di bagian dada dan bersimbah darah di sisi pisau terdapat secarik kertas bertuliskan
"BAYI MU AKAN SEPERTI INI JIKA KAU TIDAK MENINGGAKAN AFGAN
Melihat itu semua membuat Rossa menjerit histeris hingga memicu kontaksi.
"Astagfirullah'aladzim perutku aaduuh Jacey saakiit" rintih Rossa yang langsung membuat Jacey panik
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAKU MENTOK DI KAWIN GANTUNG
FanfictionKisah sepasang anak manusia, yang terbentur tradisi kawin gantung sejak kecil, saat mereka belum mengerti apa-apa mereka di ikat sebagai jodoh lewat prosesi kawin gantung. Dan mereka terpisah dan bertemu lagi saat sudah dewasa.. gimana kisah nya. ba...