Raditya Life Story #43

244 13 1
                                    

Kepergian. Adit sungguh membenci hal itu kali ini. Sebelumnya, kepergian Rizvan dan Rizwan membuat cahayanya meredup. Perlu waktu untuk Adit memulihkan kembali cahayanya. Adit berhasil, cahayanya telah terang kembali. Tapi tak lama setelah itu, Adit kembali merasakan cahaya meredup lagi, saat itu bahkan cahayanya hampir mati. Kepergian Zahra dari hidupnya benar-benar membuat Adit sempat jatuh sejatuh-jatuhnya. Beberapa kali, Adit sampai mengabaikan Zafran yang sudah lahir ke dunia ini. Perlu waktu untuk Adit sadar kalau Zafran membutuhkannya. Bahkan perlu waktu yang lama untuk Adit bisa mulai ikhlas melepas kepergian Zahra.

Tapi sekarang, baru saja Adit mulai ikhlas melepas kepergian Zahra, Fira malah ikut pergi dari hidupnya. Kenapa semua orang yang disayanginya perlahan mulai pergi dari hidup Adit? Sepertinya dunia belum puas memberi keluarga Adit cobaan seperti ini.

Fira benar-benar hilang bagai ditekan bumi. Tidak ada oentunjuk mengenai kehidupan atau kematiannya sedikit pun. Saat Adit meminta Marvin mengecek kondisi rumahnya, Fira tidak ada di sana. Adit bahkan menyuruh Marvin bertanya pada tetangga di sana, tapi mereka bilang tidak ada yang datang ke sana lagi setelah Adit, Zani dan Fira pergi dari sana. Tak hanya itu, Adit bahkan pergi ke bandara untuk menanyakan apakah Fira benar-benar berangkat ke Melbourne atau tidak. Sulit mendapatkan informasi itu, tapi akhirnya Adit mengetahuinya dari CCTV bandara kalau saat itu Fira tidak jadi naik pesawat menjuju Melbourne dan Fira ke luar dari bandara, entah ke mana itu. Adit masih mencarinya sampai sekarang.

Terhitung, sudah lebih dari satu bulan Fira hilang tanpa kabar sedikit pun. Awalnya Adit tidak memberitahukan kehilangan Fira pada kedua orang tuanya. Tapi setelah sekitar satu minggu Adit mengetahui kalau Fira hilang, Rina datang menemui Adit dan memintanya untuk menghubungi Fira agar pulang ke rumah. Rina bilang, dia benar-benar tidak peduli dengan omongan masyarakat yang akan menyalahkan Fira, baginya Fira tetap bersamanya dan dia mendukungnya sudah lebih dari cukup.

Adit sungguh bahagia mendengar hal itu. Akhirnya hati dan pikiran ayah-bundanya terbuka lagi. Mereka sadar, kalau bukan Fira yang bersalah di sini. Fira berusaha keras menjauhi hal itu, bahkan dia sampai-sampai rela pergi jauh dari keluarganya. Namun, sepertinya kehidupan sedang bermain-main dengan Fira saat ini hingga membuat orang itu berhasil menemui Fira.

Tetapi setelah mengingat jika Fira hilang, rasa bahagia Adit sedikit berkurang. Dengan berat hati, Adit memberitahukan kepergian Fira pada bundanya. Bagaimanapun juga, Adit harus memberitahukan hal ini. Apalagi, pada saat itu, Adit belum menemukan clue mengenai Fira sedikit pun, yang Adit tahu hanya Fira yang pergi dari bandara begitu saja.

Rina tentu saja syok mendengar hal itu. Dia malah menyalahkan dirinya sendiri karena dulu, dia bersikap buruk pada Fira. Seharusnya tidak melakukan hal itu. Dengan cukup sulit, Adit meyakinkan Rina kalau ini bukanlah karenanya hingga akhirnya Rina bisa sedikit menurunkan emosinya.

Sejak saat itu, Adit tidak lagi seorang diri mencari keberadaan Fira. Semua orang kini ikut membantunya untuk menemukan keberadaan Fira, walaupun hasilnya masih nol, tapi Adit yakin, Fira pasti akan ketemu.

Sentuhan lembut di pundak Adit membuatnya tersadar dari lamunannya. Adit menolehkan kepalanya, ternyata Zani yang tadi menyentuhnya. Adit mengulas senyum tipis.

"Fira tidak akan kenapa-kenapa. Dia orang yang kuat, dan ... ya, mungkin alasan Fira pergi dia tak ingin membuat Mas dan orang tua Mas berantem karena Fira, mungkin juga dia ingin hidup mandiri, bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri."

Adit terdiam. Itu mungkin saja, tapi itu kemungkinan baiknya. Lalu bagaimana jika Fira melakukan kemungkinan yang buruk?

Melihat ekspresi Adit, Zani sedikit paham Adit sedang memikirkan apa.

Raditya Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang