Raditya Life Story #6

295 15 2
                                    

Adit melangkahkan kakinya dengan semangat ke dalam rumah. Dia ingin memberi kejutan pada Zahra dengan makan siang bersama hari ini. Zahra tahunya kalau Adit akan ada urusan sampai sore nanti, mengurus urusan mengenai pemilik tanah yang tiba-tiba membatalkan janjinya itu.

Adit juga pikir hal ini akan menguras waktu yang banyak, tapi nyatanya tidak sama sekali. Tidak se-ribet yang dipikirkan olehnya maupun Alfin. Ternyata alasan pemilik tersebut ingin bertemu langsung dengan Adit bukan karena masalah tanah tersebut, melainkan yang lainnya.

Ingat mengenai Angel? Orang yang selalu mengirimi Adit pesan saat pertama kali Adit pindah, orang yang pernah menampar Zahra dan juga orang yang mengajak ngobrpl Zahra saat acara pengenalan kampus. Sekarang ingat, 'kan? Jika masih tidak, lupakan saja! Jangan buat diri sendiri pusing.

Pemilik tanah tersebut ternyata Kakaknya Angel. Kakaknya Angel itu bercerita mengenai Angel. Angel yang benar-benar suka pada Adit, banyak cara yang dilakukan Angel untuk menarik perhatian Adit, tapi tidak sama sekali perhatian Adit bisa tertarik. Dan puncaknya, kejadian di koridor dengan Zahra. Rasa tak percaya melingkupi diri Angel saat mengetahui Adit sudah menikah, beberapa hari dia terus menangis. Kakaknya bilang, selama ini Kakanya selalu lihat Angel murung, namun tiba-tiba dia melihat Angel dengan senyum yang lebar. Penasaran, dia bertanya pada Angel dan anehnya Angel menceritakan apa yang membuatnya senang, yaitu Adit. Saat Angel bercerita mengenai hal itu, Kakaknya sangat senang, dia merasa Adit adalah orang yang tepat bagi Angel selama ini. Hingga suatu hari Angel terus menangis dan berdiam diri di dalam rumah, Kakaknya bertanya lagi. Alasannya sama, Adit.

Kakanya tadi datang menemui Adot untuk mempertimbangkan Adit agar menerima Angel dalam hidupnya. Sudah pasti Adit menolaknya, bagi Adit semua hampir dan hanya terjadi satu kali dalam hidup, tidak akan ada yang lain lagi. Adit langsung menolaknya, dia bahkan berniat memberikan kembali tempat itu, tanpa perlu mengembalikan uang, percuma saja dia untung sekarang kalau akhirnya jarus ribet karena masalah ini. Cukup masalah kemarin yang membuatnya seperti orang gila yang benar-benar sudah sangat gila.

Saat Adit ingin pergi, hal yang tak diguga malah datang. Kakaknya Angel memanggilnya lagi, dia bilang, soal tanah itu, dia hanya bercanda ingin mengambil alih lagi, dia hanya ingin bertemu dengan Adit dan membicarakan mengenai Angel berharap Adit akan mengerti dan mungkin bisa memahami keadaan Angel. Tapi Adit menolaknya dan malah ingin membalikan tanah itu tanpa pngembalian uang. Tentu saja Kakaknya merasa tak enak, akhirnya dia menarik semua kata-katanya tadi dan langsung pergi meninggalkan Adit yang mematung sendiri.

Bingung, ternyata hanya karena masalah ini dia dan Zahra harus pulang lebih awal dari liburannya. Tapi, sudahlah! Sudah terjadi juga, Adit tidak bisa menghentikannya.

Ok, kembali ke cerita awal. Adit terus melangkahkan kainya menyusuri rumah, mencari keberadaan Zahra. Namun setelah lama mengelilingi rumah, dia masih belum juga menemui Zahra. Menekan rasa paniknya, Adit mencoba menelepon handphone Zahra, nada tersambung terdengar.

"Iy--"

"Halo?! Kamu di mana, Za? Kenapa gak ada di rumah?" ucap Adit cepat, memotong omongan Zahra di seberang sana.

"Waalaikumsalam ..."

Adit menghela nafas pelan, karena panik dia sampai lupa mengucap salam.

"Iya, Assalamualaikum ... karena panik, Aa jadi lupa ngucap salam."

"Iya gak apa-apa. Oh ya, aku lagi di supermarket. Kebetulan bahan makanan di rumah udah hampir habis. Maaf kalau aku gak bilang sama Aa, aku lupa. Tadi baru aja mau nelepon eh, malah di telepon terlebih dahulu."

"Kenapa gak nunggu Aa pulang dulu? Teeus kamu masih di mana? Aa susul ya sekarang."

"Aku gak sendiri kok, A ... sama Fira. Kebetulan katanya sekolah lagi diliburkan dan karena tahu kita udah pulang, Fira jadi ke sini, Ayah sama Bunda juga katanya mau ke sini, tapi nanti agak sore-an, katanya. Sekalian nginap juga. Lagian ini masih di jalan kok, belum sampai supermarket. Kita baru aja keluar dari rumah, sekitar 3 atau 5 menit-an yang lalu. Lagian gak enak juga, 'kan kalu kita tiba-tiba turun di tengah jalan."

Raditya Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang