Raditya Life Story #32

156 9 0
                                    

Adit membuka ruangan kerja sekaligus perpustakaan mini miliknya. Dia pun masuk ke dalam sana dan langsung duduk di bawah seperti biasanya. Perlahan, matanya tepejam lalu beberapa detik kemudian, matanya kembali terbuka. Senyum yang lebar kembali terbit di wajahnya.

Adit menatap perempuan di depannya dengan ekspresi bahagia yang tidak lagi disembunyikannya. Perempuan itu ikut tersenyum lalu ikut duduk di bawah, di hadapan Adit. Adit mengubah posisinya menjadi berbaring dengan paha perempuan itu yang menjadi bantalan. Ini selalu menjadi tempat favoritnya.

"Sekarang mau bercerita apa lagi?"

Adit menggelengkan kepalanya. "Seperti ini saja dulu. Aku benar-benar sangat merindukan hal ini."

Perempuan itu terkekeh pelan. "Bukankah setiap hari Aa selalu seperti ini."

"Aa rindunya setiap hari."

Mereka berdua tertawa. Perempuan itu mengelus rambut Adit dengan penuh rasa sayang. Mata Adit terpejam, menikmati setiap sentuhannya yang selalu membuat Adit merasa nyaman dan sangat tenang. Rasanya seperti semua beban dalam hidupnya langsung lenyap begitu saja karena sentuhan lembutnya.

"Kita tidak bisa terus seperti ini."

Adit langsung membuka matanya.

"Hidup Aa harus berlanjut."

Adit bangkit dari tidurnya. "Hidup Aa memang berlanjut."

"Bukan seperti itu. Aku tahu Aa mengerti apa yang aku maksud."

"Mengerti apa, Za?"

"Jangan pura-pura."

Adit menghela nafas pelan. "Baiklah, kamu benar, Za ..."

Zahra tersenyum lebar. "Tapi setidaknya Aa sudah berusaha, 'kan? Aa akan tetap melanjutkan hidup, seperti yang kamu inginkan. Tapi biarkan kita seperti ini."

Zahra terdiam, dia menundukkan kepalanya.

"Sung--"

Sreetttt

Suara decitan pintu membuat Adit menghentikan kalimatnya. Dengan cepat dia berbalik. Pintu baru saja di tutup dari luar.

💌

Zani membuka matanya lebar setelah dia mendengar kalau pintu ditutup dengan jelas. Dia kembali penasaran dengan siapa Adit berbicara pada tengah malam hingga dini hari setiap harinya. Zani tahu jika dia akan kembali merasa sakit hati, namun rasa penasarannya benar-benar sudah mengalahkannya dengan telak.

Selama beberapa hari ini, Zani sudah berpikir, jika dia benar-benar menemukan Adit di sana dengan seorang perempuan dengan ekspresi yang lepas dan senyumnya yang lebar, mmmm ... mungkin Zani akan mencoba mengikhlaskannya. Zani sudah berusaha sekuat tenaga, namun jika Adit sudah benar-benar menemukan pengganti yang pas untuknya. Zani harus apa?

Apakah Zani harus egois lagi dengan tetap menahan Adit bersamanya?

Zani sudah pernah egois satu kali pada Adit dan hal itu malah berdampak seperti ini padanya. Jika Zani egois untuk yang kedua kalinya, hal perih apa lagi yang akan Zani terima?

Zani cukup waras untuk tidak membuatnya jatuh dalam lubang yang sama. Mungkin perlu beberapa watu untuknya bisa melupakan cinta yang datang pada orang yang salah. Namun itu hanya masalah waktu, rasa sakit yang dirasakan sekarang atau pun nanti akan tetap sama saja, 'kan?

Jika membuat perbandingan. Mungkin akan lebih baik jika Zani menyerah sekarang. Dalam permisalan, Zani memerlukan waktu untuk melupakannya sekitar 5-6 tahun. Jika dihitung dari sekarang mungkin 5 atau 6 tahun kemudian Zani akan kembali hidup dengan normal. Namun akan berbeda lagi jika Zani tidak menyerah sekarang, menunggu keajaiban datang. Waktu 5 atau 6 tahun akan dimulai saat Zani benar-benar menyerah. Makin lama Zani menyerah maka makin lama pula Zani bisa hidup kembali.

Raditya Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang