Raditya Life Story #36

183 11 8
                                    

Setelah ketegangan kemarin malam diantara Adit dan Zani. Pagi ini mereka berdua malah terlihat akrab daripada biasanya. Obrolan kaku yang biasa terjadi pun sudah tidak ada. Di ganti dengan olokan terhadap satu sama lain.

Kini, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah keluarga Adit. Menjemput Zafran dan sejak mobil meninggalkan pekerangan rumah mereka pun, mereka berdua sudah saling satu sama lain.

"Aku kira kamu orang yang kaku, Mas?"

"Lah, emang, 'kan?"

"Emm ... iya sih, tapi nggak kalau udah saling kenal gini. Meskipun harus banyak perang dulu."

"Yang bagus akan sulit di dapatkan."

"Ciah." Zani mendecih. "Sombong banget kamu, Mas."

"Kalau bisa kenapa, nggak?"

"I-iya sih. Terserah Mas aja sih, hidup-hidup Mas, yang jalanin juga Mas. Gitu, 'kan?"

"100%."

Zani mengecek handphonenya. Melihat tanggal yang tertera di sana, dia jadi mengingat satu hal yang belum dikerjakannya. Zani kembali menaruh handphonenya.

"Mas, kita ke supermarket dulu, ya?"

"Belanja?"

"Heem."

Adit hanya mengangguk. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan.

"Sendiri gak apa-apa, 'kan?"

Zani tersenyum tipis. "Gak apa-apa. Mas gak suka belanja, ya?"

"Dulu sering. Tapi sekarang, nggak."

Zani hanya mengangguk kecil. Dia tahu apa yang Adit maksud. Zani melepas seatbeltnya.

"Yaudah, kalau gitu aku belanja dulu. Tapi Mas gak apa-apa 'kan tunggu di sini?"

"Iya, gak apa-apa."

Zani menyalimi tangan Adit lalu pergi ke dalam supermarket. Setelah agak jauh, Zani kembali membalikkan badannya melihat mobil yang ada Adit di dalamnya. Dia tersenyum getir, lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk berbelanja dengan segera.

Setelah selesai, Zani kembali ke mobil. Di bantu dengan petugas supermarket memasukkan barang-barang bawaannya. Mobil pun melaju setelah barang-barang dan Zani masuk. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk mereka sampai di rumah orang tuanya Adit.

Saat sampai, mereka langsung di aambut oleh Zafran yang berjalan ke arah mereka berdua dengan Rina yang berada di belakangnya. Zani langsung mengangkat Zafran  ke dalam gendongannya sementara Adit menghampiri Rina dan menyalimi tangannya.

.

.
"Bun, Adit pamit dulu, ya ... udah sore ini."

"Adit nginep di rumah Bunda ya hari ini? Sejak Fira pergi Bunda jadi makin kesepian di sini. Apalagi sebelum pergi Fira tinggalnya di rumah kamu."

Zani melihat ke arah Adit yang masih diam hingga akhirnya Adit mengangguk dan senyum Zani pun mengembang lebar.

"Biar Bunda gak kesepian lagi, ntar biar Zani sama Zafran ke sini tiap pagi, Adit yang akan anterin dan sorenya Adit akan jemput Zani dan Zafran."

"Kalau gitu, kenapa gak sekalian tinggal di sini aja?"

"Adit mau, Bun. Tapi bukan sekarang, Adit masih mau tinggal di sana. Seengkanya untuk satu tahun ke depan. Setelah itu, Adit janji akan tinggal sama Bunda. Sementara ini, biar Zani sama Zafran yang temani Bunda dulu."

Raditya Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang