Raditya Life Story #22

220 10 0
                                    

Untuk : Kang Alfin

Kang Alfin ... lagi-lagi sepertinya kata terima kasih gak akan pernah cukup untuk aku berikan pada kang Alfin. Terlalu banyak yang kang Alfin lakukan untuk aku dan A Adit.

Aku geer gak kalau aku bilang, kang Alfin pernah punya rasa kagum sama aku? Beberapa kali kita ngobrol bareng, aku lihat ada yang beda tiap kali kang Alfin natap aku. Dan semuanya terbukti saat secara gak sengaja kita bertemu di taman bermain. Waktu itu, untuk pertama kalinya A Adit bilang aku adalah istrinya di depan temannya, yaitu kang Alfin dan kang Eka. Saat itu, sekilas aku lihat raut kang Alfin menjadi berbeda. Saat sebelum itu, kita pernah bertemu. Dan tatapan kang Alfin benar-benar berbeda.

Alfin terdiam. Oh, tidak! Jadi Zahra tahu hal itu. Rasanya Alfin ingin memaki hal itu. Selama ini, sebelumnya tidak pernah ada orang yang mengerti isi hatinya selain kakaknya, dan ternyata Zahra mengegahui hal itu. Alfin harus berbuat apa? Apa Radit tahu mengenai hal ini? Jika memang iya ... Alfin harus bersikap seperti apa. Alfin mengambil nafas dalam, lalu kembali melanjutkan bacaannya.

Oh--- lupakan saja masalah itu. Kalaupun benar aku kegeeran maaf banget. Tapi lagi-lagi aku ingin minta bantuan kang Alfin lagi. Boleh, nggak?

Alfin menatap heran pada kertas di tangannya. Kenapa tidak ada lanjutannya lagi. Alfin membulak-balikkan kertas itu, tapi tetap tidak ada lanjutannya, apa Zahra lupa meyatukannya. Sehingga akhirnya tidak ada. Alfin kini mengambil amplop yang tadi mengemas surat tersebut, mencoba mencari lanjutan dari kertas itu. Dia membalikkan amplop itu, namun tidak ada satu kertas pun yang ke luar.

Alfin membuka kertas itu dengan sedikit lebar, bisa saja terselip. Namun gerakan Alfin terhenti, ada banyak tulisan di amplop tersebut.

Dengan gerakan cepat Alfin membuka amplop tersebut.

Katanya kang Alfin jago aksara sundanya? Makanya aku tulis ini pakai aksara sunda. Gak apa-apa, 'kan?

Sekali lagi, aku mau minta tolong lagi sama kang Alfin. Aku tahu umurku sudah gak lama lagi, makanya aku sudah mempersiapkan semua ini. Cerita lengkapnya, kang Alfin pergi ke tempat kang Alfin tidur dulu di rumahku dan A Adit. Di sana ada nakas kecil yang selalu di kunci. Kang Alfin buka nakas itu, kuncinya aku gabungin sama kunci lemari, cari aja yang cocoknya.

Di sana akan ada lagi surat-surat, kang Alfin baca aja, kecuali kertas yang bertuliskan nama A Adit dan Zafran di sana. Kertas nama A Adit dan Zafran jangan dulu di kasih ke A Adit.

Setelah kang Alfin baca kertas lainnya, aku harap kang Alfin mau bantu aku. Aku lakukan semua itu atas dasar pertimbangan yang sangat panjang. Dan aku percaya pada kang Alfin kalau kang Alfin mau tolong aku.

Aku mau ... kang Alfin tolong aku buat kasih Zafran ibu baru.

Dan aku sudah punya calonnya. Aku yakin sama dia. Dia juga suka sama A Adit.

Zara

Rizani Rafisya

Alfin menurunkan kertas itu dengan pelan. Dia yakin, dia tidak salah baca tulisan itu. Jelas-jelas di sana tertera nama Zani, nama lengkapnya.

Alfin terdiam, dia bingung. Haruskah dia membantu Zahra lagi kali ini? Tapi di sisi lain dia yakin, Radit pasti tidak akan mau. Alfin bisa membacanya dari sikap Radit. Tidak akan ada lagi orang lain yang bisa menggeser Zahra di sana.

Alfin benar-benar bingung.

💌

1 minggu kemudian ....

Raditya Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang